Hai 30 Tahunku dan Aku yang Masih Gini-Gini Aja

Ini soal aku dan mungkin juga kamu di detik-detik menjelang 30 tahun

Aku menjelajah di Youtube. Jalan dengan tuts keyboard laptop mengetikkan beberapa kata kunci. Hingga terdampar di sebuah channel. "Sukses Sebelum 30 Tahun". Jleb! Rasanya sakit. Aku sudah di depan pintu usia 30 tahun. Masih begini-begini saja. Lalu bagaimana ya?

1. Maaf Bu Daftar Sukses Itu Masih Belum Tercapai

Photo by Will Cornfield on Unsplash

Photo by Will Cornfield on Unsplash via https://unsplash.com

Advertisement

Usia yang menurut orang kita sudah seharusnya menikah, mencicil rumah, pekerjaan sudah harus naik pangkat, dan sayangnya semua itu belum juga berhasil kita raih. Aku pun begitu. Kadang sudah sesak di dada. Ibu sudah beberapa kali menanyakan soal masa depan. "Masa mau gini-gini aja nak?" Kita semua setuju, jawabannya pasti, "ya nggak Bu, ini juga lagi usaha."

Tapi usaha kita belum juga berbuah hasil. Menikah masih jauh dari bayangan. Siapa calonnya saja masih belum terbayang. Tabungan boro-boro. Uang masih untuk gali lubang tutup lubang. Cicil rumah, cicil mobil, investasi, rasanya sesak semua. Tidak jarang menangis jadi pelipur lara. Cuma bersimpuh dan berdoa. Apa yang salah ya?

2. Usiaku Semakin Sulit Mencari Teman Bersandar

Photo by Tom Pumford on Unsplash

Photo by Tom Pumford on Unsplash via https://unsplash.com

Semua sibuk. Yaiyalah! Ya, mungkin terlalu muluk untuk bisa mencari teman lagi seperti masa SMA. Duduk bareng saling menguatkan. Semua sekarang sekedar basa-basi. Nongkrong di warung kopi juga kalau ada perlunya. "Eh, lu ikut program asuransi ini nggak?"Ya, aku hanya diam tersenyum dan banyak menjadi pendengar. Bukan karena tak ingin bicara. Hanya saja tak mungkin bagiku menceritakan kisahku. Hanya hal yang membosankan.

Advertisement

Aku jadi sadar, waktu begitu cepat berlalu. Mungkin aku kurang serius. Mungkin aku kurang fokus. Atau memang cobaan ini khusus untukku. Agar aku bisa menjadi pengamat. Dengan teropong kesabaran menatap semua senyum bahagia teman-temanku yang sayangnya bahagia itu belum tiba untukku. Adakah kamu juga begitu? Yang sedang membaca ini?

3. Aku Yakin Aku Tidak Sendiri Menghadapi Ini!

Photo by Cynthia Magana on Unsplash

Photo by Cynthia Magana on Unsplash via https://unsplash.com

Aku menatap mereka yang masih giat menatap layar monitor handphone-nya. Begitu gigih menanti setiap kesempatan yang bisa saja terlewat. Usianya kutaksir tidak jauh berbeda denganku. Lantas aku memandanginya dari jauh sembari menyeruput mie instan dengan nyaman. Kami tidak saling kenal. Kami berada di tempat yang sama. Dengan tindakan yang berbeda.

Aku semakin yakin aku bukanlah yang mengalami ini sendiri. Tapi mungkin cuma aku yang masih duduk berkeluh kesah. Memandangi jalanan dengan nanar dan putus asa. Aku mulai sadar bukan lagi saatnya meratapi hidup. Bergerak, bergerak dan bergerak. Aku yakin hidup bisa diubah. Bahkan mungkin kamu pun merasakan hal yang sama. Sedang semangat bagaimanapun caranya, mencoba membalikkan meja takdir di depan mata.

Advertisement

4. Ini Berat! Ya, Tapi Aku Akan Kuat!

Photo by Sidharth Bhatia on Unsplash

Photo by Sidharth Bhatia on Unsplash via https://unsplash.com

Maaf bukan Dilan! Tapi aku yakin akan kuat! Karena akhirnya akan kutemukan teman seperjalanan. Sama-sama berjuang dengan dunia pekerjaannya. Pahitnya panas atau dinginnya dinding gedung-gedung tinggi. Kita berdiskusi, tentang menjadi kuat dan nomor satu di kota sendiri. Kita berdiskusi, agar bisa meraih posisi terbaik dalam struktur organisasi dunia pekerjaan. Kita berdiskusi, untuk tidak saling menyerah.

Aku akan kuat! Karena aku juga menguatkanmu! Percuma jika aku kuat sendirian. Menghalau badai sendiri itu mustahil. Tapi jika bersama-sama. Aku yakin aku akan bisa! Aku yakin kamu juga akan bisa! Lalu kita bisa tersenyum bersama-sama menghadapi lika-liku dunia dan menertawakannya dalam bahagia.

5. Kumulai Lagi Untuk Belajar Banyak Hal

Photo by Tim Gouw on Unsplash

Photo by Tim Gouw on Unsplash via https://unsplash.com

Tantangan menggerusku gila-gilaan. Sungguh sampai habis akalku menanggapinya. Kukurangi jam tidur lagi untuk belajar dan terus belajar. Tentang apa saja. Agar tidak lagi tertinggal kereta. Tidak lagi terlambat berlari. Mengejar ketertinggalan. Dari memperbaiki etika dalam dunia kerja, mencari ide bisnis yang baru, belajar mendengar dari mereka yang berpengalaman, praktek dan praktek lagi, tidak lagi menyia-nyiakan waktu yang sudah terlanjur terbuang.

Hai 30 tahunku. Pintu gerbang menuju dunia baru tentang kedewasaan. Semua harus segera berubah kan? Aku, kamu, kita semua! Agar kita lebih produktif lagi. Lebih cepat membahagiakan orang tua. Lebih cepat merasakan bahagia untuk diri sendiri. Ayo raih bersama. Salam senyum

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang penulis non-fiksi yang sedang belajar terus menciptakan karya fiksi.

CLOSE