Klise Memang, Tapi Inilah 10 Alasan Logisku Mengapa Sebaiknya Kita Cukup Jadi Teman

Aku selalu saja pandai menyakiti batinku. Aku juga sangat tega menyakiti hatiku sendiri. Tetapi, tidak tahu kenapa aku tidak ingin kau sedikit saja tergores karenaku.

Ku akui aku sangat egois, tapi mengertilah; aku tidak seburuk itu. Aku tidak tahu apa ini yang namanya cinta. Untuk kesekian kalinya saja selalu ku pendam sendiri. Jika benar benar cinta, aku tidak ingin kita menjalin cinta layaknya orang lain. Aku lebih memilih untuk menjagamu dari dekat. Melihatmu tersenyum dengan khasmu yang selalu membuatku susah tidur karena mengingatmu.

Tetaplah menjadi sahabatku saja agar kita selalu bisa tertawa bersama; setiap waktu, tanpa adanya perdebatan yang amat menyiksa itu. Ku harap kau selalu mengetahuinya walau aku tidak pernah menjadi kau dan kau tidak pernah menjadi aku. Ini semua untukmu, untuk seseorang yang selalu bersamaku.

 <>1. Kejadian masa lalu yang membuatku takut untuk memulai sebuah hubungan lagi

Masa laluku tidak terlalu pahit, tetapi sangat sakit. Sakit untuk dikenang; sakit untuk menjadi pelajaran. Terkadang masa lalu tidak seburuk itu, tetapi kenyataannya lain.

<>2. Kesalahan masa lalu belum sepenuhnya membuatku belajar, aku hanya khawatir hubungan ini akan dipenuhi penyesalan
sendiri

sendiri via http://pexels.com

Aku hanya trauma dengan kejadian waktu itu. Semuanya berubah sesaat aku sudah tak percaya lagi dengan janji-janji manis pria. Seakan hatiku beku, aku tidak membutuhkan api untuk mencairkannya.

Aku membutuhkanmu yang selalu ada untukku; sebagai sahabat terbaikku.

<>3. Aku nyaman bersamamu untuk saat ini; jadi biarkan kita tetap bersahabat
bersamamu

bersamamu via http://pexels.com

Aku hanya takut saat aku menerimamu, lalu kita berdebat hebat dan sesaat kemudian kita putus. Kamu mencari penggantiku, menjauhiku, lalu aku tidak lagi menemukan seseorang sepertimu. Jadi, biarkan kita tetap begini saja.

<>4. Aku lebih memilih melihatmu memeluk orang lain daripada harus aku yang (terpaksa) harus menerima pelukanmu
sendiri

sendiri via http://pexels.com

Aku memang mencintaimu, tetapi aku lebih memilih kau bahagia bersama orang lain. Bagiku, bahagiaku sudah cukup melihatmu bahagia.

<>5. Jika aku sedang ada masalah denganmu, lalu aku harus bercerita kepada siapa?

Kamu selalu saja menjadi pendengar setiaku; selalu mendengar dan memberi nasihat yang terbaik untuk aku. Itu membuat aku takut jika aku berdebat hebat karna orang ke-3 denganmu, lalu aku harus bercerita kepada siapa lagi?

<>6. Aku cukup menjadi bahu (yang akan selalu ada) untukmu bersandar

Mendampingi dirimu adalah impian besar dari hidupku. Tapi, bukannya aku tidak ingin semua itu terjadi, aku lebih pantas menjadi sandaranmu saat kau lelah dengan dunia yang menurutmu kejam ini.

Tenanglah, ada aku di sini.

<>7. Nyatanya, keyakinan kita yang berbeda juga akan menyulitkan segalanya

Tuhan memang satu, mungkin pendapat kita yang berbeda. Aku selalu bersyukur jika kau menghargai agamaku, tetapi tidak dengan orangtuamu.

Tidak! Ini bukan alasan utama, percayalah. Jangan berharap besar denganku. Saat ini aku belum bisa menerima kenyataan bahwa aku sangat mencintaimu.

<>8. Aku tidak ingin mengubah status kita; sekali lagi, biarkan aku tetap menjadi sahabatmu
bersamamu

bersamamu via http://pexels.com

Persahabatan bagiku sangat berarti. Aku membutuhkanmu; dan kau membutuhkanku.

Aku bisa bayangkan. Setelah kita berpacaran 1 atau 2 tahun, kita putus, lalu apa yang terjadi? Kau meninggalkanku? Tentu aku tidak ingin itu terjadi. Ku mohon jangan pernah pergi.

<>9. Mungkin doaku tak pernah sampai, tetapi ku berharap Tuhanmu mengabulkannya

Mendoakanmu di setiap sujudku bukan lagi kebiasaanku; tetapi sudah menjadi kewajibanku.

Semoga Allah tak pernah bosan dengan kata demi kata yang selalu ku ucapkan untukmu. Dan Tuhanmu, semoga segera mengabulkannya!

<>10. Kamu, terima kasih sudah menemaniku selama ini! Tetap anggaplah aku sebagai sahabatmu; jangan (pernah) lebih

Aku tidak mempunyai apa-apa untuk berterima kasih, kepada kamu yang selalu saja tetap menungguku.

Untuk saat ini, biarlah kita tetap menjadi sahabat. Jika takdirku bersamamu, kelak aku sangat bahagia. Tetapi jika tidak, selalu ku doakan yang terbaik untukmu dan pendampingmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE