Jangan Salah Kaprah, Kalau 6 Tanda Ini Kamu Rasakan, Itu Artinya Kamu ‘Kecanduan’ Dia, BUKAN Mencintainya!

Ada yang bilang cinta itu ketika kita merasa nyaman dengan seseorang. Ada pula yang bilang cinta adalah ketika kita deg-degan melihat sosoknya hadir di depan mata. Bahkan ada juga yang bilang bahwa cinta adalah, walaupun disakiti tetap tidak akan beranjak dari sisi. Cinta.. cinta.. cinta.. begitu beragam artinya hingga tanpa sadar kita mencampuradukannya dengan arti kata lain yang sebenarnya sama sekali tidak berhubungan dengan cinta itu sendiri. Hati-hati ya, apabila kita terlalu memuja dan bergantung pada apa yang kita kira ‘cinta’, kita bisa saja jatuh ke dalam lubang yang disebut ‘candu’. Apapun yang berlebihan itu tidak baik, termasuk cinta. Penulis merangkum 6 tanda-tanda yang harus diwaspadai. Kalau salah satu atau bahkan keenam tanda ini kamu rasakan, bisa jadi kamu sudah kecanduan ‘dia’ dan melupakan arti mencintai yang sebenarnya!

1. Kamu merasa tidak “hidup” bila tidak bertemu dia 1×24 jam.

alone via http://kcim.com

Advertisement

“Beri aku kesempatan untuk bisa merindukanmu, jangan datang terus..”

Sepenggal lagu hits dari Tulus sepertinya cocok dengan tanda nomor satu ini. Kalau kamu merasa tidak bisa jauh darinya sebentar saja, anggap 24 jam, itu tandanya kamu sudah mulai ‘kecanduan’ dia. Tak ada ‘ruang sendiri’ antara kamu dengannya. Rasanya hari-hari lebih berarti bila bersamanya, dan bahkan kamu sampai melupakan kehadiran teman-teman di hidupmu yang sebenarnya dapat kamu ajak untuk menghabiskan waktu bersama. Percaya deh, hal tersebut tidak sehat baik untuk kehidupan pribadimu maupun kehidupan berpacaranmu dengannya. Yakin kalau ketemu tiap hari nggak akan bosan? Coba deh sekali-sekali rasakan rindu yang datang ketika kalian terpisah untuk beberapa waktu yang lama. “Percayalah rindu itu baik untuk kita..” setuju deh sama Tulus.

2. Kamu tahu dia berbuat salah, tapi kamu tidak berani menegur karena takut kehilangan.

pain of love via http://dessicomments.com

Tanda tidak sehat kedua ini biasanya sering dirasakan oleh perempuan-perempuan yang memiliki lelaki dengan sifat dominan sebagai pacar. Kalau sifat dominannya positif seperti dapat memimpinmu menjadi pribadi yang lebih baik, itu nggak apa-apa. Tetapi kalau sifat dominannya disalahgunakan untuk berbuat salah dan mengancam akan meninggalkanmu apabila kamu protes, wah itu namanya udah keluar batas. Logikanya, orang yang menyayangi kita tidak akan pernah menyakiti kita, baik secara fisik maupun psikis. Tindakan mengancam, baik eksplisit maupun implisit adalah tindakan kekerasan secara psikis yang harus kamu waspadai. Biasanya untuk memuluskan ‘aksinya’, saat kamu mulai mengajaknya bicara serius mengenai kesalahan yang ia perbuat, ia akan mencoba memutarbalikan fakta hingga akhirnya seakan-akan kesalahan ada di pihak kamu. Kemudian jurus selanjutnya, ia akan mengungkit-ungkit kesalahan yang mungkin pernah kamu buat dulu, demi membuatmu berpikir bahwa kesalahan yang ia perbuat sekarang adalah ‘karma’ yang harus kamu terima. Tindakan manipulatif seperti ini harus diwaspadai, guys. Jangan sampai kalian terkuras secara emosional dan pada akhirnya ‘kecanduan’ dengan orang yang jelas-jelas tidak menghargaimu.

Advertisement

3. Tiap kali kamu belajar mempercayainya, kamu merasa salah.

cinta yang salah via http://plimbi.com

Salah satu bukti kenyamanan adalah perasaan tenang yang ditimbulkan saat kita mempercayai seseorang. Seperti yang kita tahu, kepercayaan itu mahal, bahkan tidak ternilai harganya. Dan kepercayaan harus dilakukan dengan hati yang tenang dan teguh. Lalu bagaimana jika kita sedang belajar percaya, tetapi di satu sisi naluri kita berkata itu salah?

Kalau kamu pernah merasa bahwa saat kamu berusaha mempercayai pacarmu, yang ada di benakmu hanya perasaan salah terus menerus, itu bukanlah sesuatu yang baik. Rasa salah itu dapat datang dari kegagalannya untuk mempertahankan kepercayaan yang pernah kamu berikan untuknya di masa lalu. Seperti tanda nomor dua di atas, dia berbuat salah tetapi kamu takut kehilangan, sehingga kamu pun menelan mentah-mentah permintaan maafnya dan berusaha membangkitkan lagi kepercayaanmu kepadanya sendirian. Kalau boleh saran nih, cobalah mempercayai hati nuranimu terlebih dahulu sebelum mempercayai orang lain, apalagi orang tersebut pernah menyalahgunakan kepercayaanmu sebelumnya.

4. Kamu lebih sering merasa tertekan daripada nyaman saat bersamanya.

violence via http://vemale.com

Ada baiknya kita lebih teliti saat mendeskripsikan perasaan yang kita miliki. Walaupun rasa yang kita miliki hanya kita yang tahu, tetapi untuk yang satu ini, ciri-cirinya cukup jelas kok. Rasa nyaman membuatmu dapat berpikir positif dan memiliki mood yang baik. Apabila hal ini dapat kamu rasakan saat sedang bersama kekasih, tentunya kamu sudah mencapai titik kenyamanan yang baik dan sehat. Tetapi bagaimana jika saat kamu merasa nyaman, sejurus kemudian kamu merasa cemas dan tertekan karena perlakuannya yang berubah drastis? Terlebih bila hal ini kamu biarkan berlarut-larut, sampai kamu lupa kapan terakhir kali kamu merasa nyaman dan bahagia bersamanya. Jika kamu ada di titik tersebut, maka inilah saatnya hubunganmu dengan pacar perlu dipertanyakan; cinta, atau kah candu?

5. Kontak lawan jenis di handphonemu hanya dia.

Advertisement

Kalau kontak lawan jenis di handphonemu hanya tertera namanya dan ayah/ibumu, maka kamu patut menyadari ada yang salah. Kemana larinya kontak teman-teman sekolah/kuliah/kerjamu serta saudara-saudaramu? Apakah kamu sebegitu jarang berhubungan dengan mereka sampai tidak memiliki kontaknya? Atau justru pacarmu melarang kamu menyimpan nomor telepon teman lawan jenis selain dirinya? Jika kamu merasakan bahwa pacarmu sudah mulai melarangmu ini itu dan bertindak posesif, kamu perlu berkomunikasi dengannya lagi dan membangun batas-batas yang baik dalam hubungan berpacaran. Jangan sampai lingkungan sosialmu dibatasi oleh pacar, karena hidupmu toh nggak hanya tentang dia saja, kan? Jangan sampai kamu terlena memenuhi larangannya bila itu dirasa tidak baik untuk diri kamu.

6. Kamu merasa sulit menentukkan prioritas karena hanya dia yang ada di pikiranmu.

Tugas kuliah, jalan bareng geng, nemenin ibu belanja, bantuin adik belajar, kegiatan-kegiatan tersebut pelan-pelan tergerus dari daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan. Kenapa? Karena di pikiran kamu hanya senyum pacar saja yang menghiasi. Bukankah itu hal yang agak sedikit berlebihan? Coba deh ditinjau ulang, dear. Memikirkan pacar sah-sah saja, tetapi jangan sampai rutinitas kamu terganggu dan bahkan tereliminasi dari to-do-list kamu. Kegiatan dengan pacar dapat kamu jadwalkan sesuai waktu lenggang yang kamu miliki, sedangkan kegiatan dan tugas-tugas yang lebih penting dapat kamu prioritaskan terlebih dahulu. Ingat, kehadiran pacar harus menjadi semangat buat kamu untuk menuntaskan pekerjaan kuliah/rumahmu, bukan malah membuat kamu nggak fokus dan akhirnya mengesampingkan hal-hal yang seharusnya menjadi prioritas kamu.

Guys, hubungan percintaan di masa muda itu memang indah dan sepatutnya dijalani dengan sehat dan bertanggung jawab. Percaya deh, apabila kamu berhasil membuat hubungan percintaan, pertemanan, dan keluarga berjalan dengan seirama, maka dapat dipastikan kamu akan menjadi kebanggaan dan kesayangan orang-orang di sekitarmu, terlebih dirimu sendiri. Cinta yang baik akan senantiasa membuatmu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik pula. Buat kamu yang sedang menjalani hubungan percintaan dengan kekasih, usahakan agar dapat berjalan dengan sehat dan bertanggung jawab ya! Jangan sampai ada salah kaprah dalam memahami bedanya cinta, atau jangan-jangan hanya sekedar candu. Ingat, cinta haruslah menjadi sebuah anugerah, bukan malah menjadi musibah.

Cheers!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pribadi yang sedang menuju keutuhan.

CLOSE