Jangan Tuntut Anak Menjadi Baik Jika Caramu Seperti Ini!

Yakin caramu mendidik buah hati sudah benar?

Setiap orang tua pasti menginginkan segala yang terbaik untuk anaknya. Mereka akan selalu bekerja keras demi masa depan anak. Dalam kehidupan sehari-hari orang tua memberikan kasih sayang, pengajaran, serta kebutuhan materi berupa makanan dan pakaian. Anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebiasaan sehari-hari yang hampir seluruhnya mengacu pada prilaku orang tua.

Sering kali para orang tua mendikte dan mengatakan banyak hal agar diterapkan oleh anak mereka. Namun hakikatnya pembelajaran yang paling mengena bagi anak adalah contoh nyata yang dilakukan oleh orang tua itu sendiri. Mungkin dalam keseharian kita tidak sadar jika anak selalu memperhatikan sikap dan perkataan kita.

Namun tak sedikit orang tua yang menganggap caranya mengajarkan anak sudah sempurna. Bahkan mereka menuntut sang anak untuk menjadi seperti apa yang ia harapkan.

1. Banyak bicara tanpa contoh nyata

Wanita Lebih Banyak Bicara

Wanita Lebih Banyak Bicara via https://www.hipwee.com

Anak lebih membutuhkan perilaku nyata yang dapat ia tiru dibandingkan ceramah panjang yang berujung menyalahkan diri anak. Mereka lebih suka meniru langsung dari orang tuanya ketimbang mencari figur lain sebagai contoh. Karena keseharian anak adalah hidup bersama orang tua, maka dari itu apa yang dilihatnya sehari-hari akan lebih mudah melekat.

2. Membentak dan membesar-besarkan kesalahan anak

Pola Asuh Otoriter

Pola Asuh Otoriter via http://www.hipwee.com

Hal ini akan menekan anak menjadi introvert dan tidak percaya diri. Ia akan takut berbuat apa saja meskipun itu baik karena ia menganggap dirinya mudah melakukan kesalahan. Tidak hanya dalam jangka pendek, penyebab dari kesalahan ini dapat berlanjut hingga ia tumbuh dewasa.

Lalu setelah itu ia pun akan menjadi pribadi yang kasar, tidak mempunyai visi dan selalu menyalahkan orang lain dalam setiap masalah.

3. Gengsi untuk mengakui kesalahan

Orang tua adalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan lupa. Tidak ada orang tua yang 100% benar selamanya. Adakalanya mereka juga melakukan kesalahan entah itu disengaja ataupun tidak. Maka jika anak mengetahui kita berbuat salah, kita wajib menunjukkan rasa bersalah tersebut dan mengatakan bahwa kita menyesal.

Kesalahan besar bagi orang tua adalah merasa selalu benar meskipun dirinya tengah berbuat salah. Hal ini justru akan membuat anak enggan untuk meminta maaf jika salah dan selalu mencari pembenaran atas kesalahan yang dibuatnya.

4. Memerintah anak untuk menjadi sesuatu yang tidak diinginkannya

Memerintah

Memerintah via https://www.hipwee.com

Meskipun kita terlahir dari Ayah dan Ibu, namun cita-cita adalah hak setiap individu. Setiap anak boleh menentukan cita-citanya tanpa ada paksaan dari pihak manapun termasuk orang tua.

Jika sejak kecil kita sudah diarahkan untuk menggeluti suatu profesi kelak, lalu saat dewasa kita menemukan diri kita yang sesungguhnya tidak ingin menjadi seperti itu, maka orang tua tak boleh mengekang kita untuk terus menjalani apa yang tidak kita cintai. Orang tua harus membiarkan anaknya memilih sesuai minat dan bakat mereka.

5. Menyakiti Fisik Anak

Menyakiti

Menyakiti via https://www.hipwee.com

Selamanya hal ini mutlak menjadi kesalahan fatal yang dampaknya tidak hanya pada fisik anak, namun juga pada mental dan perasaannya. Seperti apapun kesalahan yang dilakukan oleh anak orang tua harus menahan diri untuk tidak menyakitinya. Apalagi sampai membuat anak trauma.

Walaupun hanya mencubit, anak akan mengingat hal ini sebagai hukuman. Ia akan menjadi anak yang tidak terbuka kepada orang tua. Suka berbohong demi menghindari hukuman dan semakin lama akan semakin sulit dikendalikan.

6. Menjanjikan hadiah untuk sebuah kebaikan

Menjanjikan hadiah

Menjanjikan hadiah via https://www.hipwee.com

Meskipun kelihatannya baik dan tidak punya nilai negatf, namun selalu mengiming-imingi hadiah untuk kebaikan yang dilakukan anak juga keliru. Mereka akan terbiasa untuk melakukan kebaikan dengan pamrih.

Mereka melakukan hal baik dengan menantikan balasan yang sudah dijanjikan, sehingga apabila janji tersebut tidak dikabulkan, maka ia akan menyesal karena sudah melakukan kebaikan tersebut. Lalu bagaimana menanamkan keikhlasan pada diri anak?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini