Karena Sesungguhnya 9 dari 10 Mahasiswa Penjaga Masjid Pantas Dilirik Menjadi Penjagamu di Masa Depan

Hallo, senang sekali akhirnya di sini kita bisa bertemu. Setelah sekian lama hanya saling melihat di pelataran masjid kampus itu, saling menyapa, lalu berlalu dengan beku dan resah yang membisu. 

Perkenalkan, kami calon penjagamu yang sekarang menjaga rumah Tuhan-mu dalam masa penantian yang kami tahu kau tunggu dalam rindu. Kami mahasiswa sepertimu, ingin muda selalu dan betah untuk berlama-lama di sudut mall terbaru, posting hasil jepretan petualangan di laut, bukit, gunung yang mungkin kau tak tahu, tapi karena kewajiban dua dan satu, kami rela membunuh kesenangan itu demi kepercayaan Tuhan-mu atas penjagaan rumah-Nya yang semoga memudahkan kami mendapatkan kepercayaan-Nya atas penjagaan dirimu.

 

1. Masa depanmu kami mulai dari jam 4 pagi ini.

I am in hurry because life is waiting -anonymus- via https://www.google.com

Advertisement

Kami selalu percaya bahwa semua hal harus dipersiapkan sedini mungkin. Karpet bersih untuk sholat yang harus dibersihkan sebelum para jama'ah kampus berdatangan, mempersiapkan audio dengan harus pintar-pintar mencuri waktu keluar dalam waktu perkuliahan, mesin air yang harus dihidupkan sebelum adzan berkumandang, lantai keramik yang harus di-kinclong-kan demi melihat refleksi senyummu agar terpantul terang (percayalah ini bohong yang sengaja, agar kamu tersenyum ketika membaca kalimat ini di sana).

Terbiasa untuk melakukan semua persiapan ini secara rutin berkali-kali membuat kami tahu, bahwa 1000 tahun kebahagiaan mesti dirintis sedini mungkin karena hanya ada kesempatan sekali seumur hidup bersamamu

2. Mengertimu kami tahu tak semudah mengerti kritikan puluhan jama’ah yang berdatangan, tapi kami terbiasa mendengar.

The first duty of love is to listen -Paul Tillich- via https://www.google.com

Banyak hal yang mungkin kamu belum dengar, seperti apa yang kami dengar di sini. Tentang kritikan pengurus masjid perihal tanggung jawab, tentang teriakan para jama'ah ketika aliran air tak berjalan, tentang pendingin udara yang tak mendinginkan, jerit-jerit para empunya sandal dan sepatu yang kehilangan, dan ini-itunya yang melatih bahu kami lebih tegar untuk memikul semuanya setelah ditambah dengan tugas-tugas kuliah, UTS, revisi skripsi, dan kata-kata pahit penolakan dosen pembimbing yang bukan kamu, tapi anehnya susah untuk dilupakan.

Advertisement

ehem

percayalah, kami terlatih mengerti, kami sudah mendengar yang terburuk.

3. Mungkin menyiasati masalah-masalah ketika ibadah jum’at berlangsung itu mudah, tapi kami bisa memberikan pertolongan lebih di masa-masa sulitmu.

Give your hands to serve and your heart to love -Mother Teresa- via https://www.google.com

Advertisement

Dengan semua rutinitas yang dijalani, masalah adalah hal yang paling sering kami temui dalam masa-masa pengabdian ini. Kami harus cepat dan cermat dalam menyikapi setiap resiko yang bisa menimbulkan suara keluhan disana-sini. Kami selalu berikrar untuk konsisten menyelesaikan setiap bagian dari amanah ini jika tidak ingin menyusahkan teman-teman dekat di akhir bulan karena pemotongan gaji.

Kami menyadari peran yang besar dalam setiap detail pekerjaan yang kami lakukan, mulai dari membantu orang-tua dalam penghematan biaya perkuliahan hingga membantu orang-orang beribadah dalam rasa nyaman.

kenyamanan adalah hal pertama yang kami tawarkan untukmu, dengan dihiasi senyum di masa senang, apalagi membuatmu nyaman tertawa dalam masa suram.

4. Tanggung jawab pada-Nya adalah kehormatan, begitu juga dengan tanggung jawab kami terhadapmu.

Habit changes to character and character is the king -anonymus- via https://www.google.com

Kami menerima pekerjaan ini dengan rasa syukur dihati. Karena makna berbakti semakin dalam kami pahami di usia 20-an ini. Menerima pekerjaan ini adalah refleksi dari pemahaman kami terhadap cinta pada orang tua dengan cara mandiri, lalu keikhlasan hati untuk belajar lagi tentang itu ini demi bekal menyambut tanggung jawab yang lebih besar lagi, bertanggung jawab atasmu.

ehem (2)

Tanggung jawab ini memberitahu kami banyak rahasia tentang bagaimana menjadi lebih baik, minimal untuk saat ini dalam pengabdian sementara kami sebagai pelayan masyarakat dan maksimal untuk nanti dalam pengabdian abadi kami dengan bayaran kepercayaanmu.

5. Pada akhirnya kehidupan baru akan menyambut kami setelah kelulusan, tapi pembelajaran itu akan terus berlanjut sembari kami menunggumu dalam perjuangan.

I am still warming up via https://www.google.com

Masa pengabdian kami berakhir, kami siap untuk proses pembelajaran selanjutnya. Apa yang kami dapatkan dalam 4 tahun menjalankan tugas ternyata lebih dari sekedar gaji bulanan dan tempat tinggal. Tanpa kami sadari banyak jama'ah yang berdatangan telah mengambil peran lain sebagai teman dan keluarga. Begitu dekatnya kami dengan pengurus masjid dari fakultas membuat kami lupa tentang kecanggungan antara bos dan anak buah, juga banyak bekal yang diberikan oleh para guru agama yang sudah menjadikan kami anak sendiri, cara bersosialisasi, mendengarkan orang lain, menghargai sesama, toleransi, dan sebagainya. Akan tetapi di atas semua itu, masalah-masalah yang kami lewati adalah kesempatan tidak ternilai dari proses memahami diri sendiri.

Dan hari ini kami mulai mencari masalah-masalah baru yang harus kami hadapi. Sebagai permulaan proses panjang, dalam belajar lebih banyak tentang memahami tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan tentu saja,

kamu.

Ehem (3)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

philpseudes

CLOSE