Menjadi Ibu yang Baik Dimulai dari Menjadi Wanita yang Baik

Bicara tentang jasa ibu pastinya tak akan habis habisnya. Bagaimana tidak, kasihnya saja diibaratkan sepanjang masa. Lebih panjang daripada kasih anaknya yang hanya sepanjang galah. Bertepatan dengan hari ibu sedunia, merupakan momentum yang tepat untuk mengingat dan berterima kasih kepada ibu.

 

Terutama yang mungkin hanya terucap lewat sosial media dan belum bisa mengungkapkannya ke dunia nyata. Sebelum akhirnya menjadi sosok ibu yang berhati mulia, tentunya dimulai dengan merasakan bagaimana menjadi seorang wanita. Inilah tahapan para perempuan dewasa yang siap membina rumah tangga.

 

Karena sosok ibu merupakan hal yang teramat penting bagi bahtera rumah tangga setiap keluarga, tak heran banyak pria menginginkan sosok wanita yang ideal untuk menjadi ibu bagi anak anaknya kelak. Bahkan bukan hanya pria, wanita sendiri ingin menjadi sosok ibu yang benar benar sesuai dengan peran ibu sesungguhnya.

 

Seperti apakah sosok ibu yang baik tersebut? Apakah standar masing masing sama? Atau dapat bermakna dengan beragam cara?

1. Menjadi seorang ibu mestilah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi

Pintar

Pintar via http://pexels.com

Ketika itu saya kembali melihat sosok idola saya penyanyi cilik yang sekarang sudah menjadi seorang ibu, mendekati. Tasya Kamila merupakan sosok idola saya yang jika saja saya bisa menulis takdir, ingin sekali saya menjadi pasangan hidupnya.

 

Bagaimana tidak, anggapan bahwa wanita yang pintar atau terlalu fokus pada pendidikan akan sulit menemukan pasangan.

 

Nyatanya tidak, bahkan para pria tak segan dan bangga bahkan jika memiliki seorang pasangan yang memiliki tingkat kepintaran yang tinggi.

 

Apalagi dengan nantinya menjadi seorang ibu yang tak hanya mengurusi suami, tetapi juga mengurusi berbagai kebutuhan rumah tangga, ibu yang pintar mengelola dan penuh perencanaan terkadang sangat dibutuhkan.

 

Belum lagi bahwa kelak seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya, tentunya tak bisa asal ajar saja kepada buah hati. Begitulah anggapan bahwa seorang ibu mesti pintar.

 

Pendidikannya mesti tinggi, apalagi di zaman sekarang tak ada lagi anggapan bahwa wanita tinggalnya hanya dirumah, mereka juga bisa kerja dengan segala keahliannya untuk membantu keluarga.

2. Ada juga yang menanggap seorang ibu mesti memiliki sifat atau akhlak yang baik

Bukan berarti seorang yang berpendidikan tak memiliki akhlak yang baik. Tetapi akhlak adalah hal utama yang diperhatikan ketika ingin menjadikan seorang wanita sebagai pasangan.

 

Dengan akhlak yang rapi, tutur kata sopan, tingkah laku bak malaikat, tentunya membuat kodrat seorang ibu menjadi lebih lengkap. Istilah sederhananya adalah bahasa keibuan.

 

Dimana dengan sikap yang menjadi teladan yang terpancar dari akhlak yang budiman akan menghasilkan keluarga yang harmonis hingga akhir zaman.

 

Dan bahwa seorang ibu adalah sosok yang menjadi penenang dalam keluarga, untuk menenangkan dan menghibur suami dan untuk mendidik dan mengasihi anak, diperlukan akhlak yang baik pula.

 

Maka alangkah indahnya seorang wanita yang sudah memiliki kesempurnaan akhlak dan kelak menjadi ibu dikemudian hari kelak.

3. Lalu, seorang ibu haruslah pintar memasak dan mengurusi keperluan rumah tangga

Hal yang mungkin akan ditanyakan oleh para pria kepada wanita yang akan dijadikannya pasangan atau bahkan hal yang akan dicari tahu sendiri setelah menjadi pasangan.  

 

Biar nanti tak ada isu selingkuh dengan penjaga warung depan kompleks, maka seorang ibu mestilah pandai memasak. Tahu komposisi bumbu ini dan itu, tahu resep dari masakan daerah hingga luar negeri dan paham bagaimana cara kerja setrika agar baju kantor rapi.

 

Paling tidak tugas seorang ibu rumah tangga benar benar ada. Tidak hanya bergantung pada bantuan luar, tetapi bagaimana menjadi sosok yang benar benar bisa diandalkan oleh setiap anggota keluarga.

 

Di sini menanggap bahwa seorang ibu kelak adalah wanita yang mampu mengurusi rumah tangga dikala sang ayah sedang lelah karena kerja atau si anak lagi pusing menyelesaikan PR sekolahnya.

4. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa seorang ibu kelak tak perlu rumit dalam apapun, cukup bertanggung jawab saja

tanggung jawab

tanggung jawab via http://pexels.com

Ketika seorang wanita memutuskan untuk memulai kehidupan baru dan berumah tangga, maka tanggung jawabnya bertambah.

 

Bahkan ketika seorang pria memutuskan menjadikan wanita idamannya sebagai istrinya dan ibu bagi anak anaknya, yang dipikirkan kadang hanya menjalaninya saja dulu.

 

Urusan keahlian atau kemampuan dalam mengurusi masalah rumah tangga itu adalah masalah nanti. Toh nanti juga terbiasa dengan kehidupan baru yang dijalani. Asalkan saling percaya dan saling memotivasi.

 

Sehingga tanggung jawab bagi seorang ibu adalah ketika ia menjalaninnya saat berumah tangga kelak. Bagaiamana mengurus keuangan yang rapi ataupun menyiapkan makan malam biarkan pengalaman nanti yang mengajarkan.

 

Jadi, seorang wanita mesti siap bertanggung jawab dengan segala pekerjaannya kelak sebagai seorang ibu.

5. Bagaimanapun juga kriteria ibu yang baik bagi setiap orang berbeda beda

beda beda

beda beda via http://pexels.com

Bahkan dilihat dari sudut pandang seorang pria, banyak sekali keinginan dan imajinasi mengenai siapa dan bagaimana sosok ibu itu semestinya.

 

Sehingga kadang berbagai tuntutan mendera bagi setiap wanita bahkan sebelum sah menjadi seorang ibu. Namun baik apapun itu, bagaimana sosok ibu ideal yang semestinya tersebut, ada satu hal yang terpenting untuk menjadi sosok ibu.

 

Hal itu bahkan sudah diajarkan sedari dulu. Baik pria ataupun wanita, yang mendamba sosok ibu seperti apa, sebenarnya sudah diajarkan oleh ibu kita semenjak kecil.

 

Contoh teladan itu sudah diperlihatkan sedari kita kecil, menjadi sosok ibu yang semestinya.

 

Lalu selain bagaimana berlaku sebagai seorang ibu yang semestinya, yang terpenting adalah perlakukan ibu kita dengan juga semestinya, bahkan kalau perlu dengan luar biasa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang yang menatap langit yang sama denganmu