Meski Aku Tak Bisa Memilikimu, Terima Kasih Telah Meluangkan Waktu untuk Bersapa Denganku

 

Untukmu yang kehadirannya selalu aku harapkan,

 Apa kabar? Apa masih ada celah untuk kita saling menyapa? Sebentar saja. Aku mungkin hanya merindukanmu.

 <>1. Hanya mengenal lewat mata.
memandangmu dari tempatku berdiri

memandangmu dari tempatku berdiri via http://annisagea.blogspot.com

Aku memang telah lama mengenal namamu. Sayangnya, tak pernah sedikitpun kita berbincang dan bertatap muka berdua. Saat mataku menemukan sosok dirimu, aku hanya bisa memandangnya dari tempatku berdiri. Lalu perlahan sesuatu yang entah aku sebut apa itu, telah diam-diam mencuri masuk ke dalam relung hatiku. Menjadi penghuninya, tanpa mau bergerak pergi mencari jalan keluar.

Awalnya yang aku tahu, mungkin rasa itu hanya sekedar mengagumi makhluk ciptaan Tuhan. Tapi aku rasa, itu dulu.

<>2. Duduk berdua denganmu adalah mimpi.
duduk berdua denganmu itu mimpi

duduk berdua denganmu itu mimpi via http://google.com

Di saat-saat perpisahan kita, ternyata Tuhan mendengar beribu-ribu doa yang aku panjatkan untukmu. Mengabulkannya salah satu, sehingga tanpa disengaja aku bisa melihat wajahmu dan mendengar suaramu lebih dekat. Hanya duduk dan berbicara dalam diam saja, kamu telah membuat semua kelinci-kelinci hatiku keluar dari rumahnya.

Rasanya ada kebahagiaan yang teramat sangat ketika aku tahu bahwa kita berada dalam satu waktu, satu meja, dan satu tempat duduk, berbagi udara hingga gelak tawa mendengar godaan yang terlontar dari mulut-mulut tetangga. Menyenangkan bukan? Walaupun hanya sebentar, akan tetapi sukses membuatku tak pernah mau melupakan kenangan itu.

<>3. Ketika tahu kamu mencintainya.
logikaku mengerti tapi hatiku tidak

logikaku mengerti tapi hatiku tidak via http://www.vemale.com

Bagaimana perasaanku di saat aku tahu bahwa kamu telah memilikinya? Entahlah! Ada perasaan sedih saat mendengar kenyataan itu. Namun melihat senyum terindah yang tecetak jelas dalam foto di jejaring sosialmu bersama dia, membuat perasaan sedih itu berangsur menghilang. Mungkin kenyataan itu harus aku terima karena melihatmu bahagia adalah hal yang teramat luar biasa.

Setelah sekian lama, aku baru sadar bahwa aku mengagumimu. Oh, bukan! Aku bukan mengagumimu, tapi hanya sekedar mencintaimu. Aku mencintaimu dan kamu mencintainya. Itu cukup membuat logikaku mengerti namun bukan hatiku. 

<>4. Ketika kamu melepaskannya.

Aku bahagia...

Setelah sekian lama aku tak mendengar kabarmu, kini aku mendengar kabar yang menurutku baik bagi kesehatan hatiku. Tak lagi melihat tawamu saat dia di sampingmu adalah hal indah untukku dan hal baik untuk hatiku. Mungkin semua hal indah dan baik itu bukan Tuhan ciptakan untukmu. Tapi setelah sekian lama kamu mendapat hal indah bersamanya, kamu harus rela bahwa hal indah itu kini milikku.

Mendekatimu kembali adalah sesuatu yang pertama kali aku pikirkan ketika mendengar kabar itu. Karena satu yang harus selalu kamu tahu. Aku memang pergi, tapi aku tak akan pernah benar-benar pergi. Aku akan terus berada di samping bayang-bayang dirimu, berandai-andai untuk menggantikan posisi hatimu yang patah. Namun kenyataan itu, mungkin tak akan pernah terjadi.

<>5. Setelah sekian lama dan akhirnya...
Akhirnya kita akan saling menemukan jalan

Akhirnya kita akan saling menemukan jalan via https://imurimbun.wordpress.com

Aku pergi tapi tak akan pernah benar-benar pergi darimu. Begitulah kenyataan yang harus selalu aku terima setiap kali bersapa denganmu. Aku tahu bahwa perasaanmu padaku bukanlah perasaan yang aku miliki untukmu. Bertahun-tahun aku berusaha menghilangkannya. Bertahun-tahun juga kamu menggagalkannya. Aku tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. 

Terkadang kamu menjelma menjadi orang yang teramat sangat aku kenal, dingin, dan menyebalkan. Akan tetapi ada masa di mana kamu menjadi seseorang, yang aku rasa itu bukan dirimu atau mungkin dirimu yang lain. Entahlah. Tapi aku lebih menyukai seseorang yang bukan dirimu. Setelah sekian lama menyimpan rasa itu dan akhirnya tiba saatnya di mana aku harus benar-benar pergi.

Lalu berharap semua doa-doa yang aku panjatkan untukmu dulu akan benar-benar terjadi. Entah kapan. Tapi semoga Tuhan selalu memberikan kebaikan untukku dan juga untuk dirimu. Lalu mungkin, untuk masa depan kita. Masa depanku, denganmu atau tanpamu. Dan kini, aku berterima kasih padamu karena telah mau menyapaku, mengenal sedikit kepribadianku, namun bukan cintaku.

Terima kasih telah menjadi pengisi hati saat kosong. Dan yang harus selalu kamu tahu, di detik aku menuliskan ini, hatiku masih mencintaimu walau logikaku tahu kamu tak akan pernah mencintaiku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

3 Comments

  1. Pasti sangat menyesal sekali wanita dalam artikel tersebut, karena ia harus pergi atas apa yang selama ini ia pertahankan :/ coba seandainya ia terus bertahan mungkin gunung es yang dingin itu akan mencair secara perlahan O:)

CLOSE