Meskipun Aku Tak Menyukaimu, Tapi Aku Menyayangimu, Ma…

“Mom, I don’t truly like you but I always love you”

 

Dilahirkan sebagai seorang wanita yang serupa denganmu membuat ada tanda ‘Warning’ antara kita, bukan begitu Ma? Ya, tentu saja. Dibandingkan dengan Papa, aku lebih banyak merasa tidak cocok denganmu. Mungkin karena kita sama-sama wanita.

1. Kita lebih banyak bertengkar daripada menghabiskan waktu berdua

i don’t mean to hurt you via http://www.weheartit.com

Advertisement

Mama : Ini bagus

Aku : Aku ga suka itu Ma.

Mama : Yah sudah, pilih yang kamu suka. Mama ikut saja.

Aku : Ini Ma .. aku suka ini.

Mama : Mama ga suka kamu pake yang itu. Cari yang lain.

Ma, entah Mama menyadarinya atau tidak .. tapi semakin aku bertumbuh menjadi seorang wanita dewasa, semakin kesini semakin kutahu bahwa kita memang benar-benar tak cocok. Kita saling beradu pendapat. Kita saling berkemauan keras. Kita saling bersikukuh bahwa diri kita-lah yang paling benar. Kita lebih banyak terlibat percekcokan mulut dengan kata-kata yang saling menyakiti hati satu sama lain. Waktu yang kita punya lebih banyak dengan pertengkaran yang tak bisa diredam sampai salah satu sakit hati atau menangis.

Ada banyak hal yang benar-benar membuat aku dan Mama menghabiskan waktu-waktu berharga yang selama ini sudah terlewati hanya dengan pertengkaran. Ini suatu hal yang sungguh sulit diubah meski pun nanti rambut kita berdua sudah sama-sama beruban.

Advertisement

2. Kita lebih banyak sibuk dengan dunia kita sampai lupa waktu itu berharga

we lose every precious time via http://www.weheartit.com

Mama : Sayang .. lagi ngapain, nak?

Aku : Lagi sibuk Ma.

Mama : Mama mau curhat, tadi—

Aku : (potong) —Duh! Ma, aku lagi sibuk, nanti saja ya.

***beberapa minggu kemudian***

Aku : Ma, aku baru putus sama pacarku.

Mama : Nanti lagi kita ngobrol ya, nak. Mama lagi rapat nih.

Ma, coba Mama hitung berapa kali banyaknya kita mengobrol dalam sehari? Apa pernah Mama menghitung waktu yang kita habiskan untuk mengobrol via telepon genggam? Aku baru mulai menghitung banyaknya waktu yang kita habiskan untuk mengobrol, meski matematika-ku terbilang biasa saja, tapi aku masih bisa mengitungnya dengan baik.

Advertisement

Jika dalam sehari kita hanya mengobrol paling lama lima menit, maka lima menit dikalikan dengan tiga ratus enam puluh lima hari, kita hanya menghabiskan waktu mengobrol dalam setahun adalah seribu delapan ratus dua puluh lima menit per tahun. Sedangkan waktu yang kuhabiskan mengobrol dengan kekasihku, paling lama adalah sejam, dalam sejam ada enam puluh menit maka enam puluh menit dikalikan dengan tiga ratus enam puluh lima hari adalah dua puluh satu ribu sembilan ratus menit per tahun. Mungkin juga waktu yang kuhabiskan dengan teman-temanku dan akun media sosial, sudah sangat melampaui batasan yang seharusnya cukup. Reratanya, waktu yang kuhabiskan dengan duniaku lebih banyak dari waktu yang kuhabiskan denganmu. Ini juga mungkin terjadi padamu, Ma.

Mama bisa saja lebih banyak menghabiskan waktu dengan duniamu dari pada menghabiskan waktu denganku. Alih-alih hanya menyibukkan diri dengan pekerjaanmu, itu hanyalah caramu mengatasi kesepian karena aku tak lagi menyapamu seperti saat aku masih kecil. Waktu berharga yang seharusnya kita miliki berdua, malah kita habiskan dengan hal-hal yang tidak penting dan lupa bahwa ada orang yang lebih berharga, yang menunggu untuk disapa.

3. Aku benar-benar tak menyukaimu Ma (Tapi aku sayang Mama)

hate, it always doesn’t mean hate via http://www.weheartit.com

Aku benar-benar tak menyukai caramu menyakitiku, Ma .. entah sengaja atau tak sengaja. Mungkin ini adalah persepsiku bahwa kata-katamu terlalu pedas menusuk hati sehingga aku menangis. Tapi saat kurenungkan lagi, ini tidak hanya terjadi padaku. Mama pasti merasakan hal yang sama dengan apa yang kurasa. Mama pasti terluka juga saat mengatakan hal-hal yang Mama tahu itu menyakitkan. Karena sama halnya dengan itu, aku pula merasakan hal yang sama saat aku tengah secara sengaja atau tak sengaja mengatakan hal-hal yang kutahu itu menyakitkan namun masih kukatakan padamu, dan ujung-ujungnya bukan hanya Mama yang terluka dan mungkin menangis, tapi aku juga terluka dan menangis.

"Menyakiti orang yang kita sayang sama dengan menyakiti diri kita sendiri."

Mungkin itu sebabnya saat aku menyakiti Mama, aku yang menangis bukan dan tidak hanya Mama yang merasakannya saja, sama seperti yang Mama lakukan misalnya padaku, pasti Mama di sana pun tengah menangis karena Mama tahu itu telah menyakiti hati seseorang yang amat sangat Mama sayangi.

4. Sebenarnya kita sama-sama tak ingin saling menyakiti

I don’t wanna you to going mad to me via http://www.weheartit.com

"Mama, aku tak ingin Mama marah kepadaku dan aku juga tak ingin marah padamu."

Mama, aku tahu apa yang ada dalam lubuk hati Mama. Aku tahu Mama tak ingin marah padaku, begitu pula denganku. Aku pun tak ingin marah padamu, Ma. Tapi sikap kita yang sama-sama keras memaksa kita sama-sama tak ingin saling mengalah sampai ada yang terluka, meski keduanya sama-sama terluka.

5. Kali ini dengarkan isi hatiku padamu Ma, meski aku tak pandai merangkai kata indah padamu

you are my everything more than just a flower via http://www.weheartit.com

"Meski ini kata yang jarang atau tak pernah kuutarakan padamu, tapi cukup dengarkan saja, Ma."

Mama, saat aku menutup mataku untuk sejenak memikirkan tentang kita berdua, aku tersenyum. Bagiku, kita berdua sama-sama lucu. Apakah Mama tahu itu? Kita bertengkar tapi kita tetap saling sayang. Mana ada yang seperti itu? Kita sering berbeda pendapat dan saling menyakiti, tapi kita masih tetap saling mendukung dan mendoakan satu sama lain. Bukankah itu aneh? Kita seperti kucing dan tikus, tiada hari tanpa saling bertengkar. Papa, adik, dan para tetangga pasti sudah sangat lelah dan jengkel mendengar pertengkaran tak jelas kita. Mulai dari pemakaian baju ke kampus, makanan yang harus dimakan dan tidak dimakan, dan sederetan pertengkaran tak jelas itu, kerap kali membuat rumah menjadi ribut. Tapi saat kita berjauhan, kita sama-sama saling merindukan.

Bagi Mama, tak peduli aku sudah tumbuh sedewasa apapun aku yang sekarang, aku tetaplah anak kecil yang wajib dua puluh empat jam dikontrol dan dijaga. Hal-hal kecil seperti itu yang justru membuat Mama khawatir dan tanpa sengaja menyakiti hatiku dengan melontarkan kata-kata yang mungkin saja bagi Mama hanya nasehat tapi tidak bagiku, mungkin karena aku menanggapinya dengan terlalu serius.

Sebenarnya aku tahu semua yang Mama lakukan adalah segala yang terbaik untuk diriku sendiri, hanya saja aku sebagai wanita dewasa yang berpikir aku bisa melakukan segalanya sendiri menjadi pembangkang. Padahal, benar saja .. aku masih butuh Mama, bahkan sampai akhir hayatku, aku masih butuh Mama.

"Everytime .. everywhere .. I will call, MOM more than I call Dad."

Mama, maaf kekurangajaranku selama ini. Hal-hal yang secara sengaja atau tak sengaja aku melakukannya atau mengatakannya dan itu menyakiti hatimu. Maaf ..

Aku tak pandai merangkai kata-kata yang indah untuk mengungkapkan isi hatiku kepadamu Ma, yang pasti tak ada hal di dunia ini yang dapat mewakili isi hatiku padamu. Tulisan ini bahkan tidak dapat menunjukkan secara keseluruhan dari rasa sayangku yang teramat sangat dalam padamu, Ma.

Aku memang bukan anak yang baik, yang lebih banyak memilih bertengkar denganmu dari pada menghabiskan waktu bercengkrama bersamamu. Aku malah lebih sering menghabiskan waktu bersama duniaku padahal aku lupa kalau orang yang paling berjasa memberikan dunia padaku adalah Mama. Maaf ..

Kalau harus kuhitung semua pengorbanan dan kasih sayangmu kepadaku, aku tak dapat membayarnya bahkan menukar nyawaku dengan itu semua pun aku tak sanggup membayarnya. Satu hal yang bisa kulakukan adalah selalu mensyukuri anugerah Tuhan kepadaku yang telah memberikan seorang wanita tanpa sayap seperti Mama dalam hidupku. Terima kasih banyak Ma.

Mungkin ini jarang Mama dengar sendiri dari mulutku, tapi secara jujur dari dalam lubuk hatiku dan dari dasar hati yang sampai sekarang tak dapat diukur kedalamannya, aku menyatakan betapa aku menyayangimu Ma.

Aku sayang Mama.

dear Mom

"Suatu saat nanti, bila kita sudah sama-sama kembali ke pangkuan Sang Pencipta, dan dilahirkan kembali .. izinkan aku untuk menjadi Mama bagimu. Jadilah anakku ya, Ma. Aku akan membayar semua utang piutangku selama ini."

with love,

your daughter

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Novelis pemula, bloger dan penikmat hal-hal berbau romantis

CLOSE