Meski Bukan Pernikahan Impianku, tapi Saya Belajar Banyak dari Kesederhanaanmu

Bukan pernikahan impian

Kamu memang bukanlah suami idaman seperti hayalanku di masa dulu. Banyak kekurangan yang membuatku pernah berpikir dua kali sebelum akhirnya menerimamu menjadi pendampingku. Namun ditengah banyaknya masalah yang muncul diantara kita aku belajar banyak hal dari pernikahan ini. Alasan yang kemudian membuatku belajar dan bertahan di sela-sela ujian yang terus menghampiri.

Di balik banyaknya kekurangan yang kamu miliki, kamu tetaplah suami yang mencintai istrinya.

Advertisement

1. Kamu adalah takdir yang telah menjadi ketetapan Tuhan maka langkah selanjutnya yang bisa kulakukan ialah menerima

Kamulah takdirku

Kamulah takdirku via http://pinterest.com

Semua ketepan Allah yang telah ditetapkan pada kehidupanku barangkali adalah yang terbaik. Tugas kita selanjutnya hanyalah menerima takdir ini dengan lapang dada. 

2. Kamu mungkin pribadi yang gampang emosional tapi kamu tetaplah suami yang mencintai istrinya dengan tulus

Kamu barangkali memang lelaki pemarah yang gamlang sekali menguapkan kemarahanmu. Tetapi setelah itu kamu menyesalinya setengah mati dan berusaha mendapatkan maafku. Air mata yang keluar dari pipiku membuatmu selalu mengutuk diri sendiri karena berulangkali menyakiti hatiku. Dari tatapanmu yang selalu penuh penyesalan setiap kali melukai menyadarkanku bahwa kamu tetaplah suami yang mencintai istrinya dengan tulus.

Advertisement

3. Di balik egomu yang tinggi kamu selalu memprioritaskan kebutuhanku agar selalu terpenuhi

Aku tetaplah prioritasmu

Aku tetaplah prioritasmu via http://pinterest.com

Kamu bukanlah sosok sosialis yang rela berkorban demi orang lain. Terbiasa semua kebutuhanmu tercapai seperti harapan membuatmu tumbuh besar dengan ego yang tinghi. Namun begitu kamu selalu memikirkan kebutuhanku di balik sifat egoismu itu. Kamu masih mau mengalah baik di sisi finansial maupun hal privasi lain agar aku tidak merasa kekurangan. 

4. Sekecil apapun keinginanku selalu kamu coba wujudkan meskipun terkadang bertolak belakang dengan hatimu

Mewujudkan inginku

Mewujudkan inginku via http://pinterest.com

Kamu memang tidak seperti kebanyakan lelaki idaman lain di luar sana. Tetapi setidaknya kamu selalu menunjukkan rasa cintamu padaku lewat hal-hal sederhana, keliling kota seharian hanya karena mencari makanan kesukaanku misalnya. Setiap kali mengutarakan keinginanku kamu selalu berusaha mewujudkannya walau kita harus berdebat kecil sebelumnya.

5. Kamu dan egomu mengajarkanku bahwasanya keikhlasan dan kesabaran dalam rumah tangga tak pernah berbatas

Senntiasa sabar dan ikhlas

Senntiasa sabar dan ikhlas via http://pinterest.com

Emosimu yang tidak pernah stabil itu kerap mendatangkan masalah dalam kehidupan kita. Banyak hal kadang jadi berantakan hanya karena egomu. Namun dari sana aku paham bahwasanya keikhlasan dan kesabaran selalu dibutuhkan dalam sebuah hubungan. Alasan itulah yang membuatku bertahan meskipun berulangkali kecewa dengan sifatmu. 

Advertisement

6. Di balik ujian yang menghampiri rumah tangga kami, aku percaya Tuhan telah menyiapkan kebahagiaan tersendiri bagi kami.

Kekuatan cinta

Kekuatan cinta via http://pinterest.com

Dengan keyakinan bahwasanya tidak ada kehidupan pernikahan yang selalu berjalan mulus, aku juga percaya dibalik pernikahan kita juga menyimpan kebahagiaan tersendiri. Kayakinan itu membuatku mampu menghadapimu dengan baik meski berat. 

Dengan alasan-alasan itu membuatku yakin ada alasannya kenapa Tuhan menakdirkan orang sepertimu berjodoh denganku. Barangkali kamu adalah titipanNya yang harus kujaga dan kubimbing dengan  benar. Karena bisa jadi tidak ada orang lain yang bisa menaklukkan sifat egomu yang tinggi. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Panggil saja NH. Seorang wanita penikmat senja dan hujan. Menulis adalah seni menikmati hidup agar kenanganmu abadi dalam aksara.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE