A-Z Tentang Mom Shaming, Tantangan Menjadi Ibu Muda Masa Kini yang Bikin Nggak Percaya Diri

Mom shaming adalah

Istilah Mom Shaming saat ini sedang banyak dibicarakan.Topik ini bagaikan momok bagi para ibu karena bisa menjadi ajang perdabatan yang seringkali menimbulkan konflik antar ibu maupun konflik dalam diri sendiri. Begitu horornya mom shaming hingga banyak tokoh parenting maupun psikolog membuat ulasan tentang fenomena ini.

Sebenarnya mom shaming bukanlah fenomena baru, namun perkembangan IT dan maraknya isu tentang millenial parenting membuat topik ini pada akhirnya booming juga. Di sisi lain, maraknya pembahasan mom shaming justru memiliki dampak positif, yaitu meminimalisasi munculnya mom shaming dan menumbuhkan kembali kepercayaan diri para ibu karena pelaku mom shaming bukanlah panutan. 

Jadi, para ibu atau calon ibu sudah tahukah kamu tentang mom shaming? Sudah siapkah kamu terkena dampak mom shaming? Karena tidak dapat dipungkiri hampir semua ibu mengalami mom shaming entah dari sesama ibu lain, tetangga, teman, keluarga sendiri, bahkan suami. 

Artikel kali ini akan saya ulas mengenai 5W1H Mom Shaming termsuk tips saya untuk mengatasi jika kita mendapatkan mom shaming. Check this out!

Advertisement

1. Apa itu Mom Shaming?

Mom-shaming is super common,

Mom-shaming is super common, via https://www.google.com

“Mom-shaming is when other people criticize or shame a mom about her style of parenting in a way that makes the mom feel guilty, ashamed or bad about what she is doing,” Dr. Melissa Wilkes Requenez, assistant professor in the Menninger Department of Psychiatry and Behavioral Sciences at Baylor.

Dapat dipahami bahwa mom shaming adalah suatu perilaku MENGKRITISI gaya pengasuhan anak dari orang tua lain. Hal yang penting adalah mom shaming membuat ibu menjadi merasa bersalah, malu, dan memiliki pandangan diri yang buruk.

Advertisement

2. Mengapa Mom Shaming bisa terjadi?

Bentuk-Bentuk Mom-Shaming

Bentuk-Bentuk Mom-Shaming via https://www.google.co.id

“Faktor-faktor yang membuat seorang ibu menjadi pelaku mom-shaming, antara lain merasa bosan, marah, cemburu, repot, terlalu letih, kehilangan jati diri, dan haus pengakuan,” Stephanie Barnhart (Pendiri Socialminded Media Group dan editor Mommy Nearest, New York, AS).

Jadi ibu-ibu pelaku mom shaming sebenarnya LOW SELF CONFIDENT dan/ INSECURE dengan hidupnya sendiri, sehingga mengkompensasinya dengan melakukan shaming ke ibu lain. Sedih ya?

3. Dimana dan kapan Mom Shaming bisa terjadi?

Advertisement
There is no such thing as a smug mother

There is no such thing as a smug mother via https://www.google.com

Dimulai saat ibu setelah melahirkan mom shaming bisa dapat segera dialami. Apalagi kalau bukan membandingkan metode operasi caesar dengan normal (hiks). Ditambah dengan MENINGKATNYA PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA semakin membuat mom shaming banyak muncul.

Komen negatif begitu mudah muncul. Padahal ibu baru selalu ingin mengabadikan milestone anaknya di sosmed, tapi bagaimana jika yang didapatkan justru komen negatif? It was really broke their heart for sure!

4. Siapa saja aktor dalam Mom Shaming?

THE ONE THING

THE ONE THING via https://www.google.com

Siapa pelaku mom shaming tentunya adalah BISA SIAPA SAJA. Pelaku mom shaming bisa tetangga, keluarga sendiri termasuk suami, mertua, orang tua, kerabat, dan sebagainya. Pelaku mom shaming biasanya akan sering membanding-bandingkan pengasuhan mereka atau orang lain dengan pengasuhan yang kita lakukan sendiri ke anak.

Walaupun demikian, komentar membanding-bandingkan mereka bukanlah hal positif dan sesuai fakta, seringkali bernuansa negatif dan banyak dibumbui mitos atau hal-hal yang belum pasti kebenarannya.

Yang harus diresapi dan diketahui tiap ibu adalah SETIAP ANAK ITU UNIK! Oleh sebab itu, kita tidak bisa menyamaratakan setiap pengasuhan orang dengan anak kita. Setiap anak memiliki cara pengasuhan masing-masing dan percayalah pada feeling ibu. Ibu tahu apa yang baik untuk anaknya selama ibu memiliki pengetahuan ilmiah tentang parenting dan niat baik dari dirinya untuk menjaga anak titipan Tuhan.

5. Bagaimana cara menghentikan Mom Shaming?

Ways to Shut Down Mom Shamers

Ways to Shut Down Mom Shamers via http://www.google.com

Saya adalah salah satu ibu yang mendapatkan mom shaming, dimulai dari shaming pasca operasi caesar, bentuk badan setelah melahirkan, cara menggendong, cara merawat anak, dan sebagainya. Yes, it was really broke my heart! 🙁 But how could I cope with that?

  1. DUKUNGAN SUAMI. Luar biasa efek support dari suami. Hanya sekedar mendengarkan curhat sambil mewek itu bisa sangat mengurangi emosi marah, sedih, dan kecewa.
  2. JURUS “SENYUMIN & IYAIN AJA”. Yep, ini selalu sayaa lakukan saat kena mom shaming. Senyum dan iya-in aja tapi gak dilakukan. Hohoho! Saat merasa saran atau kritik tidak masuk akal, maka kita tidak perlu marah karena semakin menguras energi. Cukup senyum dan iya-in maka si pelaku mom shaming akan merasa puas dan stop. Kita bebas kritikan lagi dan emosi tetap aman terkendali~
  3. MENDEBAT DENGAN DATA ILMIAH. Ini saya lakukan saat pelaku mom shaming adalah orang yang cukup “berpendidikan” karena sulit mendebat dengan data ilmiah jika pelaku adalah orang yang cukup “conservative”. Debat pelaku dengan memberikan data ilmiah bisa membuat dia berpikir bahwa “reasoning” kita tidak asal-asalan dan tentunya membuat dia stop mengkritik.

Ingat satu hal, menjadi ibu TIDAK MUDAH jadi jangan tambahkan lagi dengan beban mom shaming. Bagaimana pengalaman mom shaming kalian? Share di komen bawah ya 🙂 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Clinical Psychologist and Writer [Contact me on: aarchentari@yahoo.com, @ayuarchentari, @archanabiro]

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE