Pelajaran Hidup Dari Film ‘Kapan Kawin?’ Tentang Cinta dan Kebahagiaan

Kapan kawin ?

Kapan kawin ?

Iya kamu, kapan kawin ?

Sudah pernah ditanyakan pertanyaan tadi? Berulang-ulang? Pertanyaan yang cukup lumrah di kalangan masyarakat Indonesia. Entah care atau hanya sekedar kepo. Mungkin orang tua, kerabat, rekan kerja atau teman yang melemparkan pertanyaan tersebut. Mulai dijawab dengan senang hati, lama-lama malah bete. 

 <>1. Tentang Kapan Kawin

Fenomena ini dialami oleh Dinda yang diperankan oleh Adinia Wirasti, seorang wanita keturunan Jawa, yang sukses berkarier di Ibukota, tapi kesuksesannya tidak berlaku dalam percintaan. Karena hingga usianya yang sudah 33 tahun, jangankan menikah, pacar saja belum punya.

“Kalau kata Bapakmu, kalau kamu itu kapal perang sirine tanda bahaya sudah berbunyi nduk! Ngerti maksudnya?

“Kamu kapan kawin?" Suara ibu dari balik telepon yang pada akhirnya membawa Dinda bertemu dengan Satrio, seorang seniman jalanan yang bekerja serabutan dengan idealismenya tetapi butuh uang, menjadi pacar sewaan Dinda yang diperankan oleh Reza Rahadian. 

 

<>2. Pertemuan Dinda dan Satrio

Pertemuan Dinda dan Satrio adalah skenario pacar sewaan untuk ‘mendiamkan’ orang tua Dinda terhadap pertanyaan wajib tadi ‘kapan kawin”.  

Satrio, si pacar sewaan harus berakting jauh lebih cepat karena kabar yang diterima Dinda, kalau Bapaknya anfal di Yogya ( padahal semuanya hanya ….. skenario). Kondisi paksaan bagi Dinda untuk segera terbang kesana dengan syarat membawa pacar barunya. Please don’t do it, Parents!

Siapa yang tidak jatuh cinta pada Reza Rahadian, yang berhasil mengcreate karakter Satrio Maulana, berakting didalam akting. Lagi-lagi chemistry yang terbangun diantara kedua aktor ini sangat istimewa dan hidup, membuat setiap penikmat film terhubung dalam alur cerita. Natural, tidak berlebihan, talkative.

“ Nak, kamu ini anak gadis atau truk gandeng ? “ suara Ibu (Ivanka Suwandi) ketika melihat Dinda dan Satrio bergandengan tangan saat meninggalkan ruangan tamu.

Esensinya : Punya pasangan, tidak serta merta ‘persetujuan’ diperoleh secara langsung oleh calon mantu. Ada pakem-pakem atau sejenis prasyarat didalamnya (perjuangan masih panjang, babe)

 

<>3. Perjalanan Cinta

Perjalanan cinta sewaanpun mulai berubah menjadi perasaan cinta sesungguhnya ketika Yogyakarta dan suasana keluarga Dinda yang perhatian mengusik nurani Satrio tentang indahnya memiliki seseorang yang dicinta.

“Yang akan kecewa kalau kita gagal itu bukan orang tua kamu Satrio” (Dinda)

“Kamu selalu takut mereka kecewa. Ya sekali-sekali kamu kecewa sama mereka engga apa-apa” (Satrio)

Manusiawi banget kalau dikecewakan dan mengecewakan. Karena tidak semua hal harus sempurna. “Don’t stress about things that you can’t control. Just let it be “ from @bookofprosperity

Adi Kurdi sebagai Bapak dari Dinda dan Nana (Febby Febiola), dapet banget sosok sebagai Bapak. Namun, secara tidak langsung selalu membandingkan keberhasilan penikahan Nana dengan kondisi Dinda yang masih lajang.

Hal yang menyedihkan ketika perbandingan terjadi diantara saudara karena orang tua. 

Genre drama komedi karya Robert Ronny yang sudah tayang 2 tahun lalu ini berhasil menciptakan dialog-dialog jenaka yang notabene diperankan bukan oleh seorang komedian. Film yang masih terasa sama lucunya ketika ditonton lebih dari sekali. 

<>4. Adegan Favorite

Ada adegan favorite? Rasa-rasanya semua adegan favorit. Tapi salah satu yang paling adalah adegan disaat Satrio menolak upah pacar sewaan dari Dinda, mereka beradu mulut sampai ada statement “Kalau kamu mau bikin orang lain bahagia, kamu dulu yang harus bahagia“ lalu Satrio pergi.

Adegan ini tuh, menyentuh banget and make you thinking. Yes he’s damn right.

Kegagalan Rio atau nama lain Satrio ketika berada didepan orang tua Dinda, mengungkap kejujuran Dinda sebagai seorang anak mulai dari makanan kesukaan sekaligus seorang wanita baginya (Rio, red). Membuka mata juga komunikasi diantara orang tua dan anak. Dimana kebahagian tidak ditentukan oleh siapapun tapi oleh diri sendiri. Keinginan untuk membahagiakan akan mengalir ketika kita sendiri memiliki kebahagian itu.

Kota Yogyakarta yang masih kental dengan budaya ini berhasil merekam jejak-jejak fenomena kapan kawin menjadi lebih santai untuk didengar dan dijalani.

Sebuah film yang layak sekali untuk ditonton, memberikan pesan-pesan sederhana namun sarat makna. Sebuah film keluarga yang memberikan pikiran ‘menjadi’ dewasa dan bahagia. So guys, Let’s watch the movie and wait for the sequel, Kapan Kawin 2. 

<>5. Production

Kapan Kawin

Genre : Drama Komedi

Sutradara : Ody C Harahap

Produser : Robert Ronny

Pemeran : Reza Rahadian, Adinia Wirasti, Adi Kurdi, Ivanka Suwandi, Febby Febiola

Produksi : Legacy Pictures

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

IT, Banker & Blogger

CLOSE