Penuh Drama, Menjadi Seorang Ibu di Usia Muda Itu Bukan Hal yang Sepele

Ini dia 7 hal yang bikin menjadi Ibu di usia muda itu bak roller coaster dan penuh drama!

Ya ampun nikah di umur 19 tahun emangnya nggak sayang sama karir dan pendidikannya apa? Yakin nih udah siap berkeluarga di usia muda?

Mungkin itu yang akan sering terlontar ketika ada teman atau orang yang kita kenal memutuskan untuk menikah dibawah 20 tahun. Tidak hanya menjadi seorang istri, tapi juga menjadi seorang ibu di usia belia. Banyak yang menyayangkan aku meninggalkan kehidupanku saat single yang cukup sibuk, demi mengurus permata hati dan menjadi stay at home mom.

1. Semua serba pertama kali

Pertama Kali Melahirkan

Pertama Kali Melahirkan via https://www.windriani.web.id

Advertisement

Mulai dari hamil, melahirkan, menyusui, dan mengurus anak semuanya belum pernah dilakukan. Mungkin pernah ngurusin anak orang lain atau adik sendiri, tapi tetap aja nggak masuk hitungan ya. Ada perasaan cemas dan ragu ketika melakukan sesuatu yang baru.

Bagaimanapun juga, melakukan itu semua gak pernah ada sekolahnya. Biasanya hanya berbekal cerita orang yang berpengalaman dan baca-baca di artikel, selebihnya insting ibu yang akan bermain.

2. Ujian sabar yang sesungguhnya

Apapun keadaannya, harus senyum dan sabar

Apapun keadaannya, harus senyum dan sabar via https://www.instagram.com

Kata orang sabar itu ada batasnya. Tapi setelah jadi ibu, aku malah justru belajar buat punya kesabaran yang unlimited. Memang sih masih nyicil stok sabar, tapi setelah setahun berlalu punya anak kecil itu jadi tempat belajar mengelola emosi yang sangat ampuh.

Advertisement

Kalau untuk hal lain mungkin aku bisa dengan gampang tersulut amarah. Tapi kalau untuk anak sendiri rasanya ada penahan otomatis yang bilang sabar… sabar… apalagi kalau si anak berulah tapi setelahnya masang muka tidak berdosa atau justru ketawa-ketawa, duh rasanya amarah itu langsung pergi jauh.

Padahal dalam satu hari itu bisa dibilang dapat ujian sabar sampai berpuluh-puluh kali lho. Yang dari awalnya mungkin aku lebih suka marah dengan nada tinggi, makin hari nadanya makin rendah dan selalu ingatin diri buat tarik nafas dalam lalu hembuskan biar nggak meluap tuh omelan.

3. Ketika semua dilakukan sendiri

Advertisement

Bagi ibu yang semuanya dikerjakan sendiri, ini bisa jadi poin yang memicu drama terbesar. Apalagi kalau Ibu yang bekerja dan di rumah tidak ada yang membantu. Semua pekerjaan rumah seperti menyapu, cuci piring, mencuci baju, setrika pakaian, memasak, hingga menyikat kamar mandi dilakukan sendiri ditambah mengurus anak yang masih bayi.

Belum lagi kalau deadline di kantor semakin banyak, anak banyak begadang dan susah tidur. Wah, tolong siapkan baju wonder women deh buat ibu yang begitu.

Setiap ibu pasti punya kebutuhan yang berbeda ya, tidak semua Ibu dapat meminta bantuan asisten dirumah. Untuk yang satu ini, ada baiknya memang buat berbagi tugas rumah dengan suami supaya tidak menimbulkan efek kelelahan dan omelan berkepanjangan.

4. Bonding dengan anak dan teamwork dengan suami

Bonding Keluarga

Bonding Keluarga via https://www.windriani.web.id

Karena teamwork yang baik dengan pasangan itu mutlak dijaga, tapi kadang juga bisa menimbulkan drama. Seringkali istri dan suami berselisih pendapat tentang cara mengurus anak, bisa jadi juga karena campur tangan orang tua masing-masing sehingga timbul drama.

Nggak jarang lho akhirnya malah sampai bertengkar dan berujung tangisan. Kalau aku pribadi sih ya jujur aja masih sering nangis tersedu-sedu ketika berselisih pendapat dengan suami. Tapi justru dengan begitu malah bisa lebih lega dan suami juga jadi tau apa yang kita maksud. Intinya sama-sama saling introspeksi diri, suami kan juga bukan pembaca pikiran yang bisa mengerti semua yang dikodein istri.

Karena memang untuk membangun teamwork yang kuat itu intinya kan komunikasi yang baik, dengan hubungan suami istri yang harmonis itu otomatis juga bisa meningkatkan bonding dengan anak. Mereka jadi belajar bahwa contoh tim yang baik ada pada orang tua mereka, dan dengan begitu mereka akan lebih menghargai orang tuanya.

Aku sendiri pengen banget bisa dekat dan terbuka dengan anak sendiri. Aku dan suami pun berkomitmen untuk selalu bercerita apa adanya kepada anak, tentunya dengan penyampaian yang sesuai usianya.

5. Banyaknya mom shaming zaman now

Semua Ibu itu punya versi sendiri

Semua Ibu itu punya versi sendiri via https://www.instagram.com

Jangan ditanya deh kalau masalah ini, sudah terlalu banyak yang menjadi korban. Kadang kita sendiri pun nggak sadar kalau kita bisa menjadi pelaku Mom Shaming. Pasti kamu punya dong teman yang sudah menikah dan punya anak? Nggak jarang kita suka nyeletuk dengan kata-kata yang niatnya hanya bercanda, seperti “Wah pas hamil gini kamu makin subur ya?” atau “Mantap, udah nambah lagi aja anaknya. Kejar target nih?”

Oke aku akuin akupun dulu juga pernah begitu sebelum akhirnya merasakan sendiri menjadi korban Mom Shaming. Hati-hati lho, bagi ibu baru kata-kata yang mungkin niatnya buat bahan lelucon itu bisa berakibat fatal. Nggak sedikit Ibu yang depresi berkepanjangan karena perkataan orang-orang tentang dirinya.

Aku bahkan dulu sempat mengalami sendiri Baby Blues. Itu adalah saat di mana aku merasa kesal dan kecewa sama diri sendiri, terlalu memasukkan ke hati perkataan netizen yang pedas itu. Media sosial jadi lahan empuk penyebab Baby Blues bagi ibu baru, makanya akhirnya di minggu-minggu pertama punya anak itu aku menghindari sosmed demi kewarasan bersama hehe.

6. Jadi lebih dewasa dan bijak

Tua Itu Pasti, Dewasa itu Pilihan

Tua Itu Pasti, Dewasa itu Pilihan via https://www.instagram.com

Selain jadi lebih sabar, aku merasa menjadi lebih bijak terutama yang menyangkut tentang anak. Bijak mengambil keputusan dan bijak dalam keuangan itu yang paling berasa beda. Nggak bisa lagi tuh yang namanya berfoya-foya di awal bulan dan berharap pada mie instan di akhir bulan.

Ada popok dan kebutuhan anak lainnya yang harus dipenuhi. Susahnya, kebutuhan itu bisa datang sewaktu-waktu. Memang usia bisa dibilang muda, tapi sejak punya anak aku merasa lebih tua dari dalam. Apa itu nongkrong di cafe sampai setengah hari? Udah nggak ada lagi nonton tengah malam sama suami, yang ada gantian jadwal begadang jagain anak yang nggak kunjung tidur.

Ya baru ini aku setuju dengan sebuah tagline iklan: tua itu pasti, dewasa itu pilihan.  Aku sendiri yang memutuskan untuk menjadi seorang ibu di usia muda, aku juga yang harus belajar menyesuaikan diri dengan kehidupan dewasa yang sesungguhnya. 

7. Masih bisa menikmati hidup

Waktu dengan Anak sangat berharga

Waktu dengan Anak sangat berharga via https://www.instagram.com

Apa setelah baca ini kamu jadi takut buat menjadi seorang ibu di usia muda? Nggak cuma yang usia muda doang kok yang bingung dan kadang hilang arah, banyak cerita teman-teman yang sudah 25 keatas pun merasakan hal yang sama. Semua itu memang tergantung cara pandang masing-masing individu, ada tipe yang santai aja merasa semua adem ayem dan gampang, tapi ada juga yang sering menggerutu dan merasa serba susah.

Tenang, kamu nggak sendirian kok. Masih ada banyak cara buat menikmati hidupmu, dari hal kecil kaya maskeran dirumah sambil nonton drama Korea atau bisa pergi belanja bulanan ke supermarket tanpa ada yang menyuruh buru-buru.

Memang terlihat tidak mudah untuk mencuri waktu menikmati hidup, tapi bagiku sekarang, melihat anak sehat dan ceria adalah nikmat hidup yang benar adanya. Nikmatilah selagi bisa Bu.

Aku merasa ini semua cuma soal waktu, waktu yang tidak akan terulang kembali bersama bocah yang kupanggil Nak. Soal waktu yang akan terasa cepat berlalu ketika bertemu kembali dengan tanggal kelahirannya. Hanya soal waktu yang bisa bikin anakku tahu, kalau aku Ibunya yang mencintainya nomor satu.

Kalau di dunia parenting aku bilang, #SemuaIbuHebat tapi kalau Hipwee bilang #SemuaBisaJadiPenulis

Nggak mesti jadi seorang ibu dulu kok kalau mau nulis di Hipwee kaya gini. Kamu bisa nulis tentang hal lainnya yang kamu suka dan bikin tulisanmu dibaca banyak orang. Tinggal bikin akun di Hipwee Community, dan mulai nulis. Nggak perlu pikir ulang atau sampe galau deh, ceritamu selalu layak dibagi kok. Lumayan kan kalau bisa bikin orang lain terinspirasi?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE