Puthuk Siwur Mojokerto, Gunung yang Tawarkan Jalur Pendakian Seru nan Menantang

Puthuk Siwur Mojokerto

Sahabat pendaki kali ini aku kan 'blakrak' atau petualang ke Puthuk Siwur atau adiknya Gunung Pundak. Kalau sudah baca artikel kemarin tentang pendakian Gunung Pundak, kali ini aku bersama satu sahabatku mencoba explore Puthuk Siwur yang jalur pendakiannya baru di buka awal taun 2017 ini.

Advertisement

1. Rute untuk menuju ke lokasi

Pintu masuk puthuk siwur

Pintu masuk puthuk siwur via https://drive.google.com

Pos pendakian puthuk siwur dari mojosari lurus ke arah pacet sampai bertemu dengan pertigaan belok ke kiri, lurus kurang lebih 2 km sampai bertemu papan gapura masuk ke Dusun Claket Jl. Cempaka. Kenapa lewat jalan kampung sini, jika kita lewat gapuro pemandian air panas kita akan menambah ongkos pendakian sebesar Rp.15.000,-/orang, karena kita bisa lebih menghemat ongkos kita untuk mendaki ke Puthuk Siwur. 

 

Advertisement

2. Harga tiket

Pos perizinan

Pos perizinan via https://images.app.goo.gl

Masuk saja ke jalan menenanjak ikuti jalannya sampai bertemu pertigaan belok kanan dan akhir nya bertemu pos pendakiannya. Dari pos sini kita registrasi pendakian sebesar Rp. 10.000,-/orang, untuk parkir motor Rp. 5.000,- Dari pos sini kita bisa mendaki Gunung Pundak ataupun ke Puthuk Siwur atau dua pendakian sekaligus juga bisa masuk jalur pendakian di samping pos registrasi

 

3. Perjalanan dan spot selfie

Advertisement
Cocok untuk pemula

Cocok untuk pemula via https://images.app.goo.gl

Sebelum mulai pendakain bawalah air atau logistik dari bawah sebab sepanjang jalur pendakian puthuk siwur tidak ada sumber air sama sekali cukup ambil air di pos registrai ini, satu orang 2 botol saya rasa sudah cukup buat masak dan minum, pendakian masuk di jalan setapak, tidak butuh waktu lama cukup 30 menit sudah di pos selfie area. Kenapa di namain pos selfie are karena di sini tempatnya cocok buat selfie pas mendaki, dengan view rumah penduduk, mirip di Paralayang-Batu.

 

4. Menuju puncak

Hutan pinus

Hutan pinus via https://drive.google.com

Selama perjalanan menuju pos camp 1 ada tempat cocok untuk bermain hamock ataupun duduk-duduk karena masi di kawasan hutan pinus cukup 15 menit sudah berada di camp 1. Disini terdapat tumpukan batu bisa di buat camp atau mendirikan tenda tempatnya cukup luas.

Mulai keluar hutan pinus perjalanan semakin menanjak, di sini ada spot foto mirip batu ratapan angin cocok buat sekedar foto atau selfie. Perjalanan berjarak kurang lebih 1 km, tiba-tiba temenku merinti seolah memberi bahasa isyarat agar berhenti dari jalan setapak. Tenyata ia merasakan kesakitan pada jantungnya. Yang aku rasa perjalanan menuju puncak berjalan lancar tiba-tiba terdapat kendala. 

5. Persiapan mental dan fisik

Perjalanan kami menuju puncak juga sudah diuji, dari mulai pos perizinan. Salah satu petugas konservasi hutan, yang sedang asyik mengobrol bersama kawannya. Sepertinya bapak tersebut dari puncak, (gumunan hati aku) sembari mau bayar ke pos perizian. “Diatas angin kencang”, dengar kami dari perbincangan bapak-bapak tersebut.  Ketika akan memulai pendakian, salah satu dari bapak tersebut berpesan kepada kami, “Awas mas, diatas angin kenceng dan badai angin? Hati-hati saja, kalau mendirikan tenda jangan dibawah pohon! Mendengar himbauan terebut membuat surut mental kami berdua menciut. Karena kami berdua juga tak tahu medan track pendakian menuju puncak. 

Ditambah cuaca kurang mendukung badai angin cukup kencang, dan satu rekanku yang memang belum punya pengalaman mendaki, membuat ia kaget dan fisiknya drop. Alhasil, ditengah perjalanan menuju puncak pun kami akhiri dengan balik turun kebawah dan kami memutuskan untuk mendirikan camp untuk berteduh dari hembusan angin sambil bikin kopi, rilekkan badan dari rasa kaget dan fisik yang tak kuat untuk melanjutkan 'sumit attack'. Setelah mendapat spot foto, akhirnya kami melakukan perjalanan turun, di tengah perjalanan kami mendapati pohonan yang tumbang akibat seruan angin yang kencang. Untung saja, batang pohon yang baru berjatuhan tak merobohi kami yang sedang berjalan. 

Meski kadang aku merasa mampu untuk menuju puncak, tapi kadang kita harus siap dengan beberapa kendala baik teknis maupun diluar rencana kita. Karena, alam juga memberikan pelajaran. Pelajaran akan hidup tidak pada keegoisan, saling membantu dan bertoleransi menghargai sekecil apapun keputusan yang diberikan alam kepada kita. Ya, kali ini perjalanan menuju puncak aku putuskan untuk cancel dan memilih turun kebawah. 

Karena puncak adalah bonus dan tujuan utama adalah rumah~

Sebelum perjalanan turun, kami mencari spot foto sembari mencari view yang bagus. Berfoto dengan latar pohon pinus cukup menghibur kami berdua. Sebagai ganti kegagalan kami menuju puncak dan menikmati Puthuk Siwur. 

6. Jangan menyepelekan medan pendakian

Cerita gagal mendaki

Cerita gagal mendaki via https://images.app.goo.gl

Hal yang menjadi awalan pembuka ini sering sekali dilakukan oleh para pendaki karena menyepelekan medan pendakian. Banyak yang merasa memiliki fisik yang cukup kuat untuk bisa mendaki sampai ke puncak gunung. Namun, akhirnya berakhir dengan kegagalan.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya kita juga mempelajari terlebih dahulu kondisi medan pendakian yang akan kita datangi nanti. Kita bisa mencari referensi dari internet atau beberapa blog para traveller Indonesia, hal yang paling gampang kita bisa cari tahu dari teman kita yang sudah sering mendaki gunung. Di samping medan pendkian, hal lain yang mempengaruhi perjalanan mendaki adalah patner mendaki, kondisi fisik dan waktu pendakian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati lezatnya rasa dan peristiwa yang terbalut kata-kata

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE