Sebelum Menikah, Diskusikanlah 6 Hal Ini dengan Pasangan Anda

Banyak kasus perceraian yang terjadi padahal umur pernikahan belumlah lama. Kebanyakan kasusnya justru berasal dari pasangan suami istri itu sendiri. Entah itu suami yang tidak bisa menerima kekurangan istri atau istri yang tidak sanggup menghadapi kesendirian karena ditinggal suami bekerja di tempat yang jauh. Atau adanya perbedaan pendapat dalam memilih lokasi tempat tinggal. Pertengkaran demi pertengkaran selalu hadir di dalam rumah tangga yang seharusnya membahagiakan.

Nah, untuk menghindari hal hal semacam itu, pasangan yang sudah serius melangkah ke jenjang pernikahan, sebaiknya membicarakan hal-hal yang sekiranya membutuhkan kesepakatan bersama. Berikut beberapa hal yang seharusnya sudah dibicarakan calon pengantin sebelum menikah.

1. Tempat tinggal

Rencanakan tempat tinggal

Rencanakan tempat tinggal via https://www.hipwee.com

Advertisement

Tempat tinggal adalah hal utama yang harus didiskusikan dengan pasangan ketika sudah mantap untuk menikah. Jangan sampai ketika sudah menikah masih wira-wiri dari kos ke rumah yang jaraknya jauh. Misalnya, jika calon istri bekerja di Jogja dan calon suami bekerja di Jakarta. Sementara, rumah kedua orang tua mereka di Jakarta.

Sebelum nikah harus ada kesepakatan dulu, salah satu dari mereka harus mengalah. Calon istri pindah ke Jakarta atau calon suami yang pindah ke Jogja. Yang penting bisa tinggal dalam satu atap. Atau jika belum memungkinkan untuk tinggal bersama, harus ada kesepakatan kapan bertemu, seminggu sekali, dua minggu sekali, atau malah satu bulan sekali. Jangan sampai ada pertengkaran setelah menikah gara-gara masalah jarak.

2. Pekerjaan

Diskusikan pekerjaan

Diskusikan pekerjaan via http://majalahkartini.co.id

Pekerjaan adalah hal kedua yang juga harus dipikirkan ketika akan menikah. Jika sudah memutuskan akan tinggal di mana nanti setelah menikah, pekerjaan pun mengikuti. Tidak mungkin kan jika sudah memutuskan tinggal di Jogja tetapi pekerjaan masih di Jakarta?

Advertisement

Rela bolak-balik Jogja-Jakarta tiap hari? Yang ada tubuh kita akan capek dan kurang istirahat. Untuk pekerjaan juga sama dengan tempat tinggal, salah satu harus mengalah meninggalkan pekerjaannya dan mulai mencari pekerjaan di daerah yang dekat dengan tempat tinggal. Jadi, setelah menikah sudah mendapat pekerjaan baru di dekat tempat tinggal.

3. Keuangan

Merencakan keuangan

Merencakan keuangan via https://www.finansialku.com

Jika dua duanya sudah bekerja, tentu saja keuangan juga hal penting untuk didiskusikan. Uang tidak lagi milik masing masing, tetapi sudah milik bersama. Kebutuhan yang dibeli pun juga kebanyakan kebutuhan bersama. Bagaimana cara mengatur keuangan berdua? Banyak tips yang bisa diterapkan untuk ini. Misalnya, jika masih membayar cicilan rumah, salah satu gaji bisa difokuskan untuk membayar cicilan rumah. Lalu gaji yang satunya, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Atau bisa juga kedua gaji digabungkan, lalu dikurangi untuk membayar cicilan. Sisanya tentu saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Masih banyak solusi yang bisa diterapkan untuk mengatur keuangan keluarga, tergantung kesepakatan masing masing pasangan. Oya, jangan lupa menyisihkan uang untuk tabungan. Tabungan sangatlah penting. Selain untuk jaga-jaga jika ada kebutuhan mendadak, tabungan juga berfungsi untuk menyiapkan kebutuhan masa depan (red.anak). Jadi jangan luput membicarakan bab keuangan kepada calon suami atau istri karena hal ini sangatlah penting bagi kehidupan berumah tangga.

Advertisement

4. Anak

Mempersiapkan masa depan anak

Mempersiapkan masa depan anak via http://www.penrithrsl.com.au

“Nikah saja belum sudah mikirin anak.” Begitulah kira-kira komentar orang orang pada umumnya. Namun, komentar tersebut hanya bisa dipahami dan disetujui oleh orang–orang yang mikirnya “hari ini ya hari ini, untuk besok dipikirkan nanti”. Padahal diskusi tentang anak sebelum menikah juga penting. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan cara dalam mendidik anak kelak.

Jika tidak ada obrolan semacam ini, besok jika sudah punya anak akan kebingungan, apalagi jika pandangan tentang cara mendidik anak bertolak belakang, naah. Yang ada si anak malah bingung. Orang tuanya apalagi, malah bisa bertengkar sendiri. Biasanya diskusi tentang anak ini terselip di antara obrolan-obrolan ringan misalnya ketika melihat seorang anak yang menangis karena tidak dibelikan sesuatu oleh orang tuanya, lalu obrolan tentang anak pun mengalir dengan sendirinya. Atau, bisa juga meluangkan waktu khusus untuk membahas tentang cara mendidik anak. Namun, usahakan membahasnya dengan kepala dingin yaa, jangan egois karena untuk hal yang satu ini membutuhkan kerjasama yang baik sebagai calon orang tua.

5. Mengurus Rumah

Bekerjasama membersihkan rumah

Bekerjasama membersihkan rumah via https://keluarga.com

Meskipun biasanya tugas mengurus rumah ini dilakukan oleh istri, tetapi jika istri juga bekerja di luar rumah, hal mengurus rumah juga perlu dibicarakan. Jika keduanya bekerja, sebaiknya tugas mengurus rumah tangga dilakukan secara bergantian. Hal ini bisa dilakukan jika masing-masing mempuyai tanggung jawab yang sama dalam menjaga rumah yang ditinggali bersama.

Sama halnya juga dengan memasak. Para laki-laki jangan hanya menyerahkan urusan yang satu ini kepada perempuan. Laki-laki pun juga harus bisa melakukan pekerjaan ini. Hal tersebut dimaksudkan jika pada suatu saat istri sakit atau menjalani tugas luar kota dalam waktu yang lama, si suami bisa menggantikan tugas istri. Kalau sudah ada kesepakatan tentang siapa yang mengurus rumah, insya Allah ke depannya tidak akan ada ribut-ribut karena rumah terlihat kotor atau belum ada makanan ketika pulang kerja.

6. Seks

Bicarakan seks

Bicarakan seks via http://doktersehat.com

Beberapa orang masih menganggap tabu untuk membicarakan masalah ini, apalagi bagi pasangan yang belum resmi menikah. Namun, ternyata membicarakan seks sangat perlu bagi pasangan yang akan menikah. Asal jangan langsung dipraktikkan lho ya! Bahaya! Hehe. Mengapa membicarakan seks ini penting, karena ada beberapa kasus perceraian yang disebabkan karena kekerasan seksual.

Mengerikan! Perlu dibicarakan jika salah satu pasangan punya kelainan seksual atau punya penyakit yang berhubungan dengan reproduksi, karena kehidupan setelah menikah tidak bisa dilepaskan dari hal yang satu ini. Bicarakan juga mengenai akan berapa kali berhubungan selama seminggu atau satu bulan. Atau bisa juga tergantung dengan keadaan, kondisi fisik dan psikologi, tergantung kesepakatan. Jika salah satu sudah lelah, maka tidak bisa dipaksakan, jadi harus ada yang mengalah. Jangan sampai ketika sudah menikah ada KDRT atau lebih ngeri pembunuhan karena hasrat tak tersalurkan.

Itulah enam hal yang menurut saya penting dibicarakan dengan pasangan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Kalau setuju silakan dipraktikkan, kalau punya pandangan sendiri ya monggo.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sedang belajar menjadi penulis yang baik

CLOSE