Sebuah Kejadian, Perjumpaan dan Perpisahan Membuat Kita Begitu Khawatir Akan Masa Depan

Ya, kita hanya perlu menari bersamanya TAKDIR.

Apa yang perlu kau khawatirkan? Semua akan tetap terjadi walau dirimu meronta, berteriak, menangis sampai mengemis. Kita tak punya kendali apapun atasnya, semua telah tertulis, hanya tinggal kau jalani. Ya, kita hanya perlu menari bersamanya “TAKDIR”.

1. Waktu mengambang dan menyusut tanpa kompromi

Advertisement

Ada saatnya kita merasa sedang dihujani kebahagiaan yang tak terhitung jumlahnya. Dan ada saatnya pula kita merasa ditimpa beban yang seolah tak pernah ada akhirnya. Itulah hidup, di mana waktu dapat mengembang dan menyusut tanpa kompromi, tanpa persiapan dan tanpa terduga.

Namun kita hanya harus selalu siap dengan segala hal yang terjadi. Bicara memang tak semudah dengan melakukannya, aku sangat menyadari itu. Akupun bukan sosok hebat yang selalu bisa menerjang badai kehidupan, dan akupun bukan orang bijak yang dapat dengan mudah untuk menghadapi nikmat kebahagiaan yang aku punya.

Karena pada dasarnya kebahagiaan dan kepahitan hidup adalah sebuah ujian. Hanya saja terkadang kita perlu berfikir realistis dan sedikit egois. Hidup tak melulu hanya tentang angan dan impian, tapi semua harus diiringi dengan fikiran yang realistis. Sedikit egois? Ya, sedikit egois, untuk dirimu sendiri, 

Advertisement

2. Pemaknaan Sebuah Peristiwa

Memaknai sebuah peristiwa dengan segala sisi baiknya. Sulit? Ya, itu sulit. Karena masih ada ego dan logika yang menguasai pikiranku. Walaupun begitu, aku berusaha untuk mencari dan mengambil makna dari sebuah peristiwa.

Dan ternyata ya, pasti akan aku temui makna dari setiap peristiwa yang ku lalui dalam hidup ini. Waktu yang akan membantumu menemukan jawabannya. Ada kejutan manis dari Tuhan atas sebuah peristiwa yang kita alami, yaitu sebuah makna.

3. Keyakinan yang Buta dan di Luar Logika

Advertisement
di luar logika

di luar logika via https://www.google.co.id

Kali ini aku seperti orang yang buta dan tuli, tapi hatiku masih berfungsi walau tidak terlalu baik. Aku mempunyai keyakinan yang di luar logika kebanyakan orang. Aku memutuskan mengambil jalan hidup yang banyak orang tentang.

Mereka bilang aku bodoh, namun aku tak mendengar. Mereka bilang jalanku salah, namun aku tak melihat. Karena keyakinanku yang di luar logika. Aku hanya berharap kali ini aku tak benar-benar tersesat. 

4. Keraguan Selalu Ada

sebuah pena

sebuah pena via https://www.google.co.id

Menerka, manusia hanya dapat menerka segala sesuatu yang kemungkinan akan terjadi. Menjadi kegelisahan untuk diri sendiri. Menghantui diri, menjadikan beban hati, seakan tak mengingat bahwa Tuhan takkan memberi segala sesuatu hal diluar kendali diri. Segala sesuatu pasti mampu kamu lewati, walau dengan kegetiran sekalipun. 

Tapi semuanya akan berlalu, akan selalu ada lembar baru untuk kamu tulis dengan cerita baru dan kamu warnai dengan warna baru. Kesalahan lalu itu akan berguna sebagai dasar harapan. Ya, harapan baru, semangat yang baru untuk menghilangkan segala keraguan atas keyakinan kita terhadap takdir Tuhan.

Walaupun keraguan masih akan selalu ada, dari pertanyaan hingga tanda seru, semoga selalu saja akan terangkai kata demi kata tak terhambat oleh koma, ataupun terhenti oleh titik, dan bila ada, akan kumulai kembali dengan kapital.

5. Jangan Bergelut Tetapi Menari Dengannya

roda takdir

roda takdir via https://www.google.co.id

Jangan bergelut dengan takdir, tetapi menerima takdir itu dan menari bersama-sama takdir itu. Maksudnya terimalah takdir dan laluilah takdir itu dengan redha, sebagaimana menari mengikut alunan melodi. Kerana itu adalah peranan dan tanggunjawab manusia. Berusahalah dan kemudian bertawakal. 

Menjadi baik itu adalah fitrah manusia begitu juga dengan soleh dan solehah. Itulah sebab aku memutuskan untuk tetap menari bersama takdir, agar diri ini tak melulu mengeluh dan mencaci maki takdir yang Tuhan beri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Jakarta, 08 Mei 1995. Bukan wanita yang penuh dengan keberuntungan.

CLOSE