Sederet Culture Shock yang Akan Dialami Mahasiswa Perantau di Jogja. Duh, Jadi Nostalgia kan~

Culture shock di Jogja

Baru saja Ujian Nasional tingkat SMA/SMK/MTS berakhir, dan ribuan pemimpi dari berbagai daerah di pelosok negeri ini akan memantapkan pilihan untuk melanjutkan studi di kota yang dikenal sebagai kota pendidikan. Bukan tanpa alasan, 2 di antara 10 universitas terbaik di Nusantara berada di Jogja berdasarkan lembaga pemeringkatan resmi yaitu QS World University Ranking.

Culture shock sendiri menurut Wikipedia adalah isitilah yang digunakan untuk menggambarkan kegelisahan dan perasaan yang dirasakan apabila seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali, seperti ketika berada di luar negeri ataupun luar provinsi dan kota. Berikut adalah hal-hal yang perlu kamu ketahui sebelum memulai petualangan di kota ini.

1. Transportasi umum

Bagian dalam Trans Jogja

Bagian dalam Trans Jogja via https://www.google.com

Advertisement

Ketika datang ke Jogja pertama kali pasti bingung, mau kemana dan naik apa. Kamu tidak akan menemukan angkutan umum (angkot), mikrolet di kota ini. pilihan Taksi dan Ojek ada, namun akan memakan banyak ongkos. Akan tetapi Trans Jogja bisa menjadi pilihan moda yang sering digunakan untuk berpergian keliling kota dengan nyaman, aman, dan hanya perlu mengeluarkan uang sebesar 3.500 rupiah, kamu sudah bisa berkeliling kota Jogja dengan rute yang jelas.

 

2. Penunjuk jalan

Patokan Destinasi Wisata Jogja

Patokan Destinasi Wisata Jogja via https://www.google.com

Ya, apabila kalian baru menginjakkan kaki pertama kali di kota ini dan masih bingung rute untuk menuju ke suatu tempat. Jangan heran apabila penduduknya menjelaskannya dengan menggunakan patokan arah mata angin (timur, selatan, barat, utara) bukan dengan kanan dan kiri.

Advertisement

 

3. Pengendara

Lampu Merah a.k.a Bangjo

Lampu Merah a.k.a Bangjo via https://www.google.com

Seperti yang kalian bayangkan, bisa dibilang pengendara roda dua ataupun empat selalu taat pada peraturan yang ada, tertib, dan tidak ugal – ugalan. Ada baiknya kamu menyesuaikan cara berkendara disini kalau ingin aman sampai tujuan. Orang Jogja bilang, “alon alon asal kelakon” yang artinya pelan pelan asal sampai.

 

Advertisement

4. Bahasa

Bahasa sehari-hari

Bahasa sehari-hari via https://www.google.com

Khusus yang satu ini pasti, calon pendatang pasti akan terkendala khususnya yang berasal dari luar pulau Jawa, karena bahasa yang digunakan sehari hari adalah bahasa Jawa ataupun bahasa indonesia yang diikuti oleh logat yang 'medhok'. Jangan sungkan untuk bertanya dan mengakui belum bisa berbahasa Jawa. Mereka akan dengan senang hati untuk menjelaskannya kepadamu.

 

5. Infrastruktur

Jalan Ringroad Utara

Jalan Ringroad Utara via https://www.google.com

Bisa dibilang Jogja adalah kota yang kecil, saluran drainase di sana terbilang sangat baik sehingga hujan ekstrim sekalipun tidak akan mengakibatkan banjir. Kecuali Jalan Kaliurang ya, hehehehe~

Apabila mengendarai sepeda motor di jalan besar, jangan kaget apabila pengendara mobil, truk, dan lainnya melaju sangat cepat. Karena pengendara tersebut ada dijalur cepat (kanan), apabila kamu ingin santai berkendara sebaiknya pilih jalur lambat (kiri).

 

6. Makanan

Warmindo a.k.a Burjo

Warmindo a.k.a Burjo via https://www.google.com

Rasa yang paling cocok dengan lidah orang Jogja, adalah Manis. Dan tempe adalah bahan makanan yang paling sering dikonsumsi tiap harinya.

Diluar itu, kalian tidak akan menemukan warung tegal (Warteg), akan tetapi  Warmindo atau yang lebih akrab disebut 'Burjo' adalah opsi yang lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan, rumah makan padang dan rumah makan lainya.

 

Sekedar informasi, semua 'Burjo' yang melayani adalah orang sunda. Biasanya kalau sering makan disana skill dan logat sundamu akan tumbuh.

 

7. Aku dan kamu

Interaksi antar individu

Interaksi antar individu via https://binged.it

Kata panggilan 'aku dan kamu' memang terlalu intim untuk diucapkan antara 2 orang. Dan biasanya digunakan hanya untuk ke gebetan, pacar, ataupun teman dekat. Tapi di Jogja, panggilan 'aku dan kamu' adalah hal yang lumrah untuk diucapkan ke siapa saja karena penggunaan kata lain seperti 'aku dan kau, gue dan lo' terdengar kasar apabila digunakan disana.

 

8. Selera musik

Via Vallen dan kerumunan masyarakat Jogja

Via Vallen dan kerumunan masyarakat Jogja via https://www.google.com

Di Jogja, musik yang sering dinikmati oleh semua kalangan adalah musik dengan genre dangdut koplo, seperti Via Vallen, Nella Kharisma, Abalala 86, dengan dibaluti bahasa Jawa yang asyik untuk didendangkan dan berjoget ria.

 

9. Budaya

Wayang dan Seni Lengger

Wayang dan Seni Lengger via https://www.google.com

Jogja adalah Kota Budaya, disana masyarakatnya tetap menjaga indentitas nya sebagai kota yang penuh dengan keanekaragaman. Meskipun begitu masyarakat tetap kukuh melestarikan budaya mereka, sehingga banyak turis domestik dan internasional jauh-jauh  datang ke Jogja hanya untuk menikmati suasana di Jogja yang ngangenin’.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

menulis adalah jalan ninjaku

CLOSE