5 Hal yang Ingin Kusampaikan Kepada Ayah, Sebagai Kado Ulang Tahun Untuknya

Kejujuranku sebagai kado untuk ayah

Selamat ulang tahun Ayah, ucapku dengan riang melalui panggilan telepon hari ini. Ayah, engkau menjawab ucapan selamatku hari ini dengan tawa renyahmu. Aku bersyukur tentang hal ini, setidaknya Ayah masih sehat hingga usia Ayah yang tak lagi muda.

Maafkan aku Ayah, lagi-lagi ucapan ulang tahun di tahun ini hanya bisa kuucapkan lewat telepon. Padahal, saat kecil aku ingin sekali memberikan kejutan kepada Ayah dengan kue ulang tahun dan kado spesial. Tapi kini di saat aku mampu melakukan hal itu, lagi dan lagi pekerjaan menyita waktuku denganmu. 

Ayah, lewat tulisan ini di hari ulang tahun Ayah, aku ingin menyampaikan beberapa hal kepadamu.

1. Meski kini aku telah beranjak dewasa, diriku ingin tetap menjadi putri kecilmu

Putri kecilmu

Putri kecilmu via https://unsplash.com

Advertisement

Ayah, aku ingin kembali bergelayut manja di lenganmu, berceloteh riang tentang kegiatanku hari ini. Aku ingin engkau tetap mencium dahiku sebelum aku tidur.

Aku ingin engkau tetap menggandeng tanganku ketika kita berjalan-jalan. Aku tidak ingin terlihat dewasa di hadapanmu Ayah. Aku masih putri kecilmu yang senantiasa membutuhkanmu. 

2. Terimakasih Ayah, setiap peluh keringatmu telah menjadi daging dalam tubuhku

Kerja keras ayah

Kerja keras ayah via https://unsplash.com

Aku mengingat masa dimana aku selalu menunggu ayah pulang. Aku berharap ayah pulang membawa nasi kotak. Entah mengapa, saat itu nasi kotak menjadi sesuatu yang berharga bagi kita.

Advertisement

Ayah lebih memilih membawanya pulang agar kita dapat makan bersama. Sederhana tapi sangat berarti bagi ku. Dalam sekotak nasi aku bisa melihat betapa ayah tulus dalam bekerja demi melihatku tumbuh dengan baik.

3. Asal kau tahu, dengan pelukanmu aku merasa dunia ini baik-baik saja

Pelukan hangat ayah

Pelukan hangat ayah via https://unsplash.com

Kadang aku merasa dunia ini tidak berpihak kepadaku Ayah. Tekanan datang dari segala sisi, masalah datang dari segala penjuru dan ada saja yang bisa menghancurkan hatiku. Ingin rasanya aku berteriak Ayah, bahkan tangisanku pun sudah pecah.

Advertisement

Hatiku terlalu lemah untuk menghadapi kerasnya dunia ini sendirian. Namun, ketika aku datang kepadamu, engkau hanya tersenyum kemudian memelukku dengan erat.

Pada saat itu, aku merasa dunia ini baik-baik saja, dunia ini kembali berpihak kepadaku. Di pelukanmu aku merasa aman Ayah, semua masalah hidup ini tidak berani menggangguku lagi. Dengan pelukanmu aku menemukan semangat untuk melanjutkan hidupku kembali.

4. Meski nanti aku mencintai laki-laki lain, engkau tetaplah cinta pertamaku yang posisinya tak akan tergantikan

Cinta pertamaku adalah ayah

Cinta pertamaku adalah ayah via http://www.logancoleblog.com

Ayah, aku setuju dengan kalimat yang menyebutkan bahwa seorang ayah adalah cinta pertama untuk setiap putrinya. 

Ketika nanti aku memperkenalkan seorang laki-laki kepadamu, maafkan aku Ayah. Putri kecilmu ini sudah berani mencintai laki-laki lain selain dirimu.

Tapi ketahuilah Ayah, cintaku kepadanya tidak lebih dari cintaku kepadamu. Dia tidak akan pernah bisa merebut posisi Ayah di hatiku. Jadi, percayalah pada pilihanku Ayah, percayalah dia akan membuatku bahagia.

5. Ayah tetaplah sehat, aku ingin engkau sendiri yang menjadi wali dalam pernikahanku

Waliku adalah ayahku

Waliku adalah ayahku via http://www.logancoleblog.com

Aku pasti akan menikah Ayah, suatu saat nanti. Dan ketika waktu itu tiba aku ingin engkau yang duduk di sampingku. Menjabat tangan calon suamiku dan mengucapkan ijab qabul dengan tegas.

Aku ingin engkau sendiri yang melakukannya Ayah. Engkau yang membesarkanku, engkau yang selalu ada di setiap detik hidupku, darahmu mengalir di setiap nadiku, sehingga hanya engkaulah yang pantas menyerahkanku kepada lelaki lain.

Ayah, tetaplah sehat sehingga mimpi-mimpiku menjadi nyata.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE