Sepotong Kisah Pilu yang Aku Kumpulkan Selama Sewindu

Bagaimana jalannya hidup setelah lama tak bertemu? Kuharap semuanya berlangsung indah seperti yang aku harapkan terjadi padamu. Semenjak mata kita terakhir bertemu secara tak sengaja, saat itu petir menyambarku lagi dibarengi Eros yang siap membidik punggungku. Aku kurang paham mengapa Eros selalu datang saat mataku menemukan sepasang cahaya di wajahmu. Ini yang membuatku jatuh berkali-kali dan merasa bahagia tak kurang dari banyaknya itu. Lalu bagaimana dengan duniamu? Apakah mataku juga mengundang Eros datang mendekatimu? Tentu saja tidak. Aku cuma bergurau, kawan.

1. Hei, sadarkah? Sudah sewindu sejak Tuhan mengirimmu untuk berdiri di ambang pintu dan tersenyum pada seisi kelas

Sudah sewindu via http://www.wallpapersxl.com

Advertisement

Kejadian itu sewindu yang lalu. Saat pertama kali kau datang ke kelasku, juga hidupku. Sejak saat itu, duniaku menjadi lebih dari yang pernah aku harapkan. Sekedar tahu namamu adalah sebuah pencapaian tingkat tinggi seorang anak berseragam putih-merah yang setahun berikutnya sudah harus berganti seragam menjadi putih-biru. Hari-hari indah terus berlanjut, bahkan ketika cobaan berat menerpaku, kamu masih menjadi alasan kuat untukku tetap bernapas esok harinya.

Awalnya aku mengira nasibku akan sama seperti teman seusiaku. Sekedar bilang “Aku suka dia…”, mencoba mendekatinya, tak mendapat tanggapan, lalu tamat pula ceritanya. Aku berbeda. Mereka bilang aku terlalu dewasa untuk hal ini. Padahal, saat itu, aku sama sekali belum pernah membaca novel dewasa yang membahas ragam derivat cinta yang direaksikan dengan alur cerita yang indah –aku tahu baru-baru ini. Aku tak peduli pada mereka. Alasannya sederhana, bisa memandangi figur indah yang mampu memacu jantungku hingga terasa mau pecah adalah sebuah anugerah.

2. Setelah aku tahu bahwa perasaan ini berhak berbalas, saat itulah anugerah berubah menjadi musibah

Lambat laun, aku mengerti bahwa kebahagiaan ini akan berlipat ganda saat orang yang aku anggap anugerah juga menganggap diriku tak kurang indah dari sebuah pemberian Tuhan. Aku mulai mencari tahu dan menemukan orang lain yang kamu anggap anugerah. Jadi, ceritanya sudah tamat? Untuk orang lain mungkin jawabannya Iya, tetapi dengan bodohnya aku masih memercayaimu sebagai hal terbaik.

Advertisement

Namun ada yang mengganggu hatiku saat menikmati senyummu dari jauh. Seperti ada perasaan berdosa dan kebebasan yang kini mulai terbatas. Kamu sibuk dengannya, merangkai sebuah cerita yang membuat setiap remaja ingin seperti kalian dan aku sadari aku ingin menggantikan dirinya dan menikmati cokelat Valentine ini bersamamu. Nyatanya, aku hanya bisa diam di sudut kelas dengan sebatang cokelat pabrikan dan sepucuk surat bertuliskan namamu di bagian depan.

3. Hari itu bukanlah yang terburuk, karena lembar hidup selanjutnya mengajarkanku betapa imajinasi saja tak cukup membuatku bahagia

Aku masih di sini menunggumu dengan sangat bodoh. Berharap kamu akan menyempatkan waktu untuk menengok ke arah dimana aku selalu mengumpulkankan air mata, karena aku belum pindah dari tempat itu dengan alasan yang sama.

Semakin hari, keadaan semakin menyudutkanku. Perasaan ini tak seutuh sedia kala, hancur, bahkan beberapa sudah diterbangkan angin kecuali bagian intinya yang masih membentuk namamu. Deretan kata memenuhi kolom-kolom sosial mediaku, menyemogakan kamu membacanya. Aku menumpahkannya secara dramatis dan terkesan hilang arah. Orang-orang prihatin padaku dan bertanya berbagai hal hingga mengerucut pada sebuah pertanyaan pamungkas, “Siapa sih dia?”

4. Lewat dirimu, aku tumbuh menjadi pribadi yang tak biasa

Advertisement

Jatuh hati pada makhluk sepertimu memberi banyak warna dalam hidupku. Hal yang awalnya bahagia bisa berubah seketika menjadi air mata. Dari yang awalnya aku selalu merahasiakan identitasmu hingga aku mulai tak teratur dan menceritakan kegalauan ini pada setiap orang yang peduli denganku. Aku juga menjadi bodoh, seperti katamu, karena pamer pada dunia bahwa aku menyukaimu.

Aku sedih, lalu bisa tertawa terbahak-bahak, lalu sedih lagi. Aku juga pernah berjuang, tapi gagal di medan perang. Saat aku terlarut dalam pilu, kamu tak menaruh simpati padaku sebab menurutmu aku lemah dan bodoh. Aku kehilanganmu lebih banyak dari sebelumnya. Esoknya pun sama, semuanya berubah menjadi buruk. Kamu membenciku, memutus kontak denganku, bahkan tak pernah lagi memasang senyum untukku.

5. Terima kasih telah membuatku bahagia karena jatuh cinta

Apa yang bisa dilakukan selama delapan tahun? Setidaknya kita bisa memanen padi lebih dari 20 kali, menengok 90-an purnama, dan menggigil oleh delapan kali dinginnya bulan Desember. Ada banyak hal yang bisa diselesaikan dalam rentang waktu tersebut. Aku pun sama. Aku mendapat banyak ilmu hidup selama menunggumu. Membentuk kepribadian dan belajar mengikhlaskan. Aku salah sebab besarnya obsesiku untuk memilikimu dan sekarang aku sadar bahwa menyayangimu pun sudah luar biasa indahnya, tanpa harus mendapat perlakuan lebih darimu. Aku turut berbahagia melihat lengkung di pipimu saat kamu bersamanya, meskipun rasa inginku ini tetap ada, manusiawi saja, tapi aku akan terus mencoba meminimalisasinya.

Hanya, sungguh aku tak pernah setuju dengan ide untuk melupakanmu. Kamu tahu mengapa? Karena aku tak pernah bisa melakukannya. Percayalah, kamu selalu ada dalam setiap doaku, mimpiku, dan beberapa ruang di hatiku. Denganmu, aku bisa menikmati indahnya jatuh cinta. Semoga kita bahagia di jalan masing-masing. Kamu, sebuah anugerah, seorang yang kutunggu hampir sewindu, terima kasih.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE