Shortlisted JOGJA – Ke”istimewa”an Lain Jogja yang Kamu Layak Tahu

Jogja tak ada habisnya untuk dieksplorasi. Kota yang memikat ini selalu mengingatkan akan kuliner yang enak nan murah, dari tradisional sampai modern, kelas lesehan sampai restoran. Tempat wisata pun tak kalah menarik hati, dari utara ke selatan, gumuk pasir hingga pantai. Masih banyak hal lainnya tentang Jogja yang tak akan pernah habis untuk dikupas. Akan selalu ada magnet yang membuat kamu ingin berkali-kali berkunjung ke kota ini. Terlepas dari itu semua, ternyata Jogja masih memiliki ke”istimewa”an lain yang kamu layak tahu.

 <>1. Pantai Parang Kusumo, Keraton Yogyakarta, Tugu dan Gunung Merapi ternyata berada dalam satu garis lurus lho.
Google Map Jogja

Google Map Jogja via http://lintasberita.web.id

Menurut pengamatan citra satelit Keraton Yogyakarta, Pantai Parang Kusumo yang terletak di Laut Selatan, dan Gunung Merapi berada di satu garis lurus yang di tengahnya dihubungkan oleh Tugu Jogja. Tugu Jogja merupakan sebuah simbol 'manunggaling kawulo gusti' yang memiliki arti bersatunya rakyat dan penguasa. Sedangkan Keraton yang dibangun dengan dasar pertimbangan antara keseimbangan (vertikal dan horizontal) dan keharmonisan merupakan titik imbang dari api dan air. Api melambangkan Gunung Merapi dimana merefleksikan sisi horizontal yang menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhan. Selanjutnya, air dilambangkan oleh Pantai Kusumo yang merupakan keseimbangan vertikal menggambarkan hubungan antara manusia dan manusia. Apakah kamu sudah pernah mengamatinya?

<>2. Gedung Agung atau Gedung Negara, salah satu Istana Kepresidenan yang bisa kamu kunjungi di Jogja.
Gedung Agung/Gedung Negara

Gedung Agung/Gedung Negara via http://growstaweb.com

Gedung Agung atau Gedung Negara yang terletak di jantung kota Jogja adalah salah satu dari enam Istana Kepresidenan RI, selain Istana Negara dan Istana Merdeka (DKI Jakarta), Istana Bogor (Bogor), Istana Cipanas (Cipanas), dan Istana Tampak Siring (Bali). Gedung Agung menghadap ke timur dan beseberangan dengan Museum Benteng Vredeburg.  Disebut Gedung Agung karena salah satu fungsi dari gedung utama istana adalah sebagai tempat penyambutan tamu-tamu agung. Keberadaan istana ini tidak terlepas dari perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia. Gedung utama kompeks Gedung Agung yang dibangun pada Mei 1824 atas prakarsa dari Anthony Hendriks Simissaerat pada awalnya merupakan kediaman resmi residen Belanda ke-18. Lalu saat ibukota negara dipindahkan ke Jogja pada 6 Januari 1946, Gedung Agung pun resmi berubah menjadi Istana Kepresidenan dan menjadi tempat tinggal Presiden Soekarno beserta keluarga. Di salah satu ruangannya terdapat Ruang Soedirman dimana ditujukan untuk mengenang perjuangan Pangima Besar Soedirman dalam memimpin perang gerilya melawan para penjajah. Selain itu, di bagian kiri gedung utama juga terdapat Ruang Diponegoro yang ditujukan untuk membangkitkan kembali ingatan kita atas perjuangan Pangeran Diponegoro. Saat ini, selain menjadi kantor dan kediaman resmi Presiden RI, Gedung Agung juga berfungsi untuk menerima tamu-tamu negara.

<>3. Jembatan Mbeling lama, jembatan rel kereta api double track yang memiliki desain unik.
Jembatan Mbelng baru (kiri) dan jembatan Mbeling lama (kanan)

Jembatan Mbelng baru (kiri) dan jembatan Mbeling lama (kanan) via http://jelajahrumputilalang.blogspot.co.id

Jembatan Mbeling lama atau jembatan Kulon Progo yang melintasi sungai Progo ini memiliki desain unik dimana di tengah jembatan tersebut tidak memiliki pilar penyangga. Di dunia, hanya ada dua jembatan yang memiliki desain seperti ini yaitu jembatan Mbeling itu sendiri yang berada di kabupaten Kulon Progo DIY dan jembatan yang terdapat di Belanda yang saat ini sudah tidak difungsikan. Jembatan yang didesain oleh CD Maussart ini menggunakan rangka baja kelas tinggi. Konstruksinya menggunakan konstruksi Bijlaard Bent karena pada tahun 1930 arus sungai Progo sangat deras oleh karena itu lebih aman apabila penyangga jembatan ini hanya berada di kedua sisi jembatan. Sampai sekarang pun jembatan ini masih kokoh berdiri.

<>4. Kali Code, warna-warni oasis di kota metropolis.
Favela kali Code

Favela kali Code via http://brilio.net

Kali Code yang terbentang sepanjang 6,5 kilometer adalah salah satu dari tiga sungai besar yaitu Kali Winongo dan Kali Gajah Wong yang melewati kota Jogja. Kali Code juga merupakan lanjutan dari Kali Boyong yang terletak di kaki Gunung Merapi. Dahulu, Kali Code memisahkan dua kerajaan, yaitu Kasultanan Ngayogyakara dan Pura Pakualaman. Sungai ini memiliki fungsi yang sangat penting yaitu mengalirkan air hujan dan lahar dingin yang dimuntahkan oleh Gunung Merapi. Ternyata, sebelum ada program revitalisasi Kali Code yang dipelopori oeh YB Mangunwijaya atau Romo Mangun, sungai ini saat musim penghujan sering meluap dan menjadi daerah kumuh yang berada di tengah kota Jogja. Kemudian mulai tahun 1970-an penduduk sekitar sungai diajarkan pola hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Belum lama ini, perkampungan di bantaran Kali Code mempunyai wajah baru. Layaknya wilayah surbuban di perkampungan Favela, Rio de Jeneiro, Brasil yang terkenal akan warna-warni tembok rumah warganya, rumah-rumah di kampung Kali Code pun penuh akan warna yang menarik mata. Tentunya, hal ini akan menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik bukan?

<>5. Jogja, Yogya, Yogyakarta, atau…? Ternyata kota ini memiliki banyak nama!

Tahukah kamu kalau Jogja memiliki banyak nama, antara lain Jogja, Yogya, Jogjakarta, Yogyakarta, Djogja, Yoja atau Yojo, Ngayogyakarta, serta Ngayogyakarta Hadiningrat. Menurut Babad Gianti –sebuah syair tentang pembagian Jawa, Yogyakarta atau Ngayogyakarta merupakan nama pemberian Paku Buwono II (Raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti pesanggrahan atau peristirahatan Gartitawati. Yogyakarta sendiri memiliki arti Yogya yang kerta, Yogya yang makmur. Di sisi lain, Ngayogyakarta   Hadiningrat juga memiliki arti yang tidak jauh berbeda, yaitu Yogya yang makmur dan yang paling utama. Ada juga sumber yang mengatakan bahwa nama Yogyakarta diambi dari nama kota Sanskrit Ayodha dalam cerita kepahlawanan Ramayana. Nama kota ini pun juga dapat dipenggal, antara lain Yogyakarta – Yogya serta Jogjakarta – Jogja. Selain itu kota Jogja juga memiliki sebutan-sebutan lain juga, seperti Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya, Kota Seniman, Kota Bakpia, dan masih banyak lagi.

 

Ternyata memang banyak sekali yang dapat dikupas dari Jogja ya.  Semoga informasi di atas menambah wawasanmu akan Jogja. Dan, yah… Jogja memang istimewa!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Anak rumahan yang suka jalan-jalan.

19 Comments

  1. Chika Chiki berkata:

    Jogja memang ga ada duanya.. pahit manis cinta..

  2. Eka Sartika berkata:

    Jadi kangen berlibur ke jogja, tapi kalo macet parah seperti pengalaman terdahulu jadi mikir2 lagi..
    Ina, good job (y) 🙂

  3. Meilani Adriyati berkata:

    Jogja itu terbuat dari rindu 🙂

  4. Bener banget, aku baru aja selesai jalan2 dr Jogja 🙂

CLOSE