Skripsi Bukan Kompetisi, Yuk Kerjasama! Simak 6 Tips Ini

Skripsinya gimana?

Kapan Sidang?

Pertanyaan ini pasti sudah sangat familier untuk mahasiswa semester akhir yang sedang berjuang untuk meraih gelar kesarjanaan yang sangat diimpikan sejak awal perkuliahan dimulai. Tapi, pertanyaan itu terkadang menjadi pemicu amarah yang sangat mendalam untuk beberapa senior yang sudah banting tulang kuliah. Bahkan, kata-kata skripsi saja menjadi kata sakral bagi sebagian mahasiswa.

Oleh karena itu sebagian mahasiswa malah mengganti kata skripsi menjadi skripsweet dengan tujuan menganggap skripsi sebagai tugas akhir kuliah yang dengan sendirinya akan selesai berbarengan dengan tugas-tugas perkuliahan yang lain sembari menikmati masa-masa manis perkuliahan.

Pihak lainnya, malah menghujat skripsi dengan sebutan skripsh*t yang menganggap perjalanan kuliah terganggu hanya karena tugas akhir itu yang tak kunjung selesai. Tak perlu dipungkiri bahkan sampai sekarang banyak mahasiswa punya sebutan masing-masing untuk skripsi, baik sebutan yang memotivasi pengerjaan skripsi sampai sebutan yang membuat mager tingkat dewa.

Namun, sebenarnya apa sih yang menjadi masalah dari semua ini? Apakah karena skripsi itu proses yang sulit untuk dilalui sehingga banyak yang menghindari pertanyaan sakral itu? Atau karena banyak hal lain yang lebih diprioritaskan untuk penghujung masa perkuliahan? Semua hal ini dihindari pastinya dilatarbelakangi oleh beberapa hal yang menjadi pemicunya. Tapi, sebagian besar mahasiswa malah enggan mengakuinya dan terus-terusan mencari pembelaan.

“Lu mah enak lancar skripsinya karena pembimbingmu mau bantu”

“Gue mah, jangankan dibantu. Dijumpai saja usah”

Jangan khawatir dah, skripsi itu tidak sulit dan juga tidak mudah. Kenapa? Karena skripsi itu sifatnya sangat relatif sesuai dengan penulis skripsi itu sendiri. Mau tahu apa saja yang bisa membantumu untuk on track sehingga tidak terlalu santai dan mengabaikan skripsi? Yuk, simak beberapa hal yang bisa mendampingi kamu untuk lancar dalam pengerjaan skripsi, pelan tapi pasti.

1. Kamu harus punya ketertarikan terhadap salah satu pembahasan materi kuliah

Pemahaman di kelas penting juga.

Pemahaman di kelas penting juga. via http://www.washington.edu

Advertisement

Meskipun kamu bukan termasuk mahasiswa yang selalu duduk di deretan depan di kelas, jangan khawatir. Urusan ketertarikan ini tidak melulu harus perhatian di kelas saja, cukup kamu punya pemahaman saja terhadap materi yang disampaikan oleh dosen cukup kok. Selanjutnya kamu perlu mendalami materinya dan sesuaikan saja dengan fenomena yang ada di sekitar kamu.

Kamu bisa mulai dengan lingkungan kampus, kos-kos anmu, rumah kamu, lingkungan sekitarmu bahkan kamu bisa mengintip fenomena dengan cakupan yang lebih luas seperti negara Indonesia. Masih bingung caranya? Gpp kok! Kita mulai pelan-pelan. Pertama, tentukan salah satu materinya yang kamu sukai.

Mulailah dengan mengambil topik yang paling kamu sukai karena hal ini akan memudahkan kamu dalam memulai pengembangan ide terkait topik yang kamu pilih. Kemudian, mulai deh kamu perhatikan topik yang kamu pilih tadi dan kaitkan dengan fenomena di masyarakat. Contohnya, topik tentang “Motivasi Kerja.” Nah, sudah pasti kamu paham betul terkait dengan pembahasan ini. Ambil kertas dan pulpenmu, tuliskan beberapa pertanyaan terkait “motivasi kerja.” Kamu bisa mulai dengan pertanyaan “apa masalah motivasi kerja yang dialami oleh orang di sekitar?” Kemudian kamu harus jeli melihat fenomena yang terjadi di lingkungan kamu.

Advertisement

Setelah memperhatikan beberapa fenomena secara langsung, kamu bisa menentukan subjek dari topik kamu itu. Misalnya “volunteer”, nah kaitkan pertanyaan kamu tadi dengan subjek ini menjadi “apa masalah motivasi kerja pada volunteer di lingkungan sekitar?” Pertanyaan seperti ini perlu dilakukan untuk memperjelas topik pilihanmu dengan fenomena yang benar-benar terjadi di lingkungan sekitar kamu.

2. Selanjutnya, kamu harus banyak baca jurnal, buku, dan referensi terkait lainnya

banyakin membaca

banyakin membaca via http://www.huffingtton.com

Topik dan fenomena bahkan subjek untuk topik sudah kamu temukan. Selanjutnya otomatis hal yang membosankan untuk sebagian besar mahasiswa; membaca. Tapi jangan khawatir kok, kamu tidak harus ke perpustakaan untuk mendapatkan materi bacaan atau referensi. Kamu bisa juga menggunakan smartphone kamu untuk googling materi atau referensi terkait dengan topik kamu.

Advertisement

Kenapa referensi penting? Ini adalah faktor utama yang akan membantu kamu nantinya di tips ketiga artikel ini. Selain itu, referensi menjadi hal penting untuk mendukung pendapat kamu terkait dengan fenomena yang kamu ambil berdasarkan topik yang kamu pilih.

Kamu bisa mulai dengan pelan-pelan dalam mencari referensi terkait. Tapi, jangan berhenti dengan mengumpulkan referensi saja. Membaca menjadi kunci kamu untuk memperdalam pemahaman kamu sehingga siapa pun yang menggoyahkan kamu dengan pendapat-pendapat “kosong” orang lain, kamu bisa melakukan pembelaan dengan menunjukkan referensi yang mendukung pendapat kamu.

3. Jangan takut menjumpai dosen pembimbing untuk bertanya

bimbingan oh bimbingan~

bimbingan oh bimbingan~ via http://www.shutterstock.com

Setiap universitas bahkan jurusan akan memiliki regulasi proses penyusunan skripsi. Sehingga pembagian dosen pembimbing pun akan berbeda. Tapi hal ini tidak perlu kamu khawatirkan. Intinya ketika kamu sudah mendapatkan dosen pembimbing, kamu harus menjumpainya dan membawa referensi yang kamu dapatkan dan segala catatan terkait topik yang kamu pilih untuk diteliti. Kamu harus bisa membuat impresi pertama dengan dosen pembimbing itu patut diingat. Tidak semua mahasiswa memperhatikan hal ini sebagai salah satu langkah penting untuk dilakukan dalam proses penyusunan skripsi.

Bekal yang kamu bawa ketika berjumpa dengan dosen pembimbing akan memberikan kamu satu poin lebih saat berdiskusi, sehingga diskusi yang kamu lakukan tidak satu arah saja. Jangan biarkan dosen pembimbing kamu memberikan segala idenya, tapi kamu juga punya hal untuk menyampaikan ide dan pemahaman yang kamu dapatkan berdasarkan bacaan referensi yang kamu lakukan sebelumnya.

Namun penting juga bagi kamu untuk memperhatikan arahan yang disampaikan oleh dosen pembimbing sehingga kamu menyusun draf penelitian kamu sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Oleh karena itu adanya revisi dan diskusi ulang untuk membentuk skripsi yang bisa dipertanggungjawabkan ke depannya.

4. Teman kampus jangan dimusuhi, skripsi bukan kompetisi

psychodowny~

psychodowny~ via http://www.instagram.com

Masa perkuliahan itu bukan waktunya kamu terus-terusan individualis. Kamu juga pastinya ketemu dengan banyak orang asing yang akhirnya kamu jadikan teman. Meskipun tidak semuanya memiliki visi dan misi perkuliahan, kamu tidak boleh loh memusuhi atau bahkan tidak peduli dengan orang di sekitar kamu terutama di sekitar kampusmu. Teman kampus akan berpengaruh sangat besar selama masa perkuliahan kamu karena mereka adalah orang-orang yang akan terus kamu jumpai saat proses penyusunan skripsi kamu.

Proses penyusunan skripsi bukan hanya saja sebatas penulisan ilmiah yang bisa kamu kerjakan berkat usaha pribadi kamu dengan bimbingan dosen. Tapi teman kampus adalah tempat saling berbagi cerita tentang revisian skripsi dari dosen pembimbing, capeknya membaca jurnal, bahkan mereka adalah orang yang dapat membantu kamu dalam proses pengumpulan data penelitian untuk kamu sebagai enumerator. Pastinya hal ini bisa terjadi apabila kamu juga ikut menjadi teman yang baik dan siap membantu saat mereka berposisi seperti kamu.

5. Perluas jaringan pertemanan kamu dengan teman di luar kampus

teman luar kampus itu penting

teman luar kampus itu penting via http://www.instagram.com

Tak dipungkiri, teman di luar kampus juga menjadi bantuan yang sangat besar dalam proses pengerjaan skripsi kamu. Mereka dapat membantu kamu untuk juga menjadi enumerator tambahan dan teman sharing informasi untuk membantu penguatan fenomena tambahan dalam skripsimu. Selain itu, pertemanan yang kamu jalin dengan teman di luar kampus akan berefek panjang tidak hanya berhenti setelah kamu berhasil mendapatkan gelar kesarjanaanmu.

Kamu dan mereka dapat menjadi partner dalam penulisan ilmiah lanjutan setelah skripsi sehingga pendalaman ilmumu akan lebih variatif dengan multi-disiplin ilmu. Bukankah itu hal yang menarik dan keren?

6. Last but not least, hubungan baik dengan staf administrasi kampus

admin kampus akan sering kamu kunjungi

admin kampus akan sering kamu kunjungi via http://www.avcb.com

Staf administrasi kampus yaitu staf yang mengurusi segala administrasi yang kamu butuh kan selama perkuliahan, begitu juga dengan proses penyusunan skripsimu. Kamu akan sering berinteraksi dengan staf admin untuk mengurusi berkas-berkas saat akan seminar proposal skripsi bahkan untuk ujian sidang skripsi.

Di samping itu, kamu juga harus memiliki hubungan yang baik dengan pihak admin, karena informasi apa pun terkait perubahan jadwal dan proses penyusunan skripsi akan dikeluarkan oleh mereka. Sehingga kamu harus selalu up to date dengan informasi dari staf admin kampus.

~~~~~

Perlu diingat, jangan memaksakan diri untuk mengerjakan skripsi. Skripsi ini sifatnya relatif, akan mudah bagi beberapa mahasiswa dan akan sulit untuk sebagian besar mahasiswa. Memulai sejak dini tidak salah dan tidak terburu-buru kok, asalkan pelan tapi pasti. Jangan sampai terlalu terbuai dengan perjalanan perkuliahan yang menyenangkan.

Nah, bagaimana ini pendapatmu terkait dengan pengalaman skripsi yang pernah atau yang sedang kamu jalani? Yuk sharing!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Aku lebih cenderung menjadi texting person, tapi aku juga suka kok ngobrol tentang banyak hal dengan orang lain. Yuk ngobrol! Apapun itu.

CLOSE