Solo, Sebuah Kota Cilik yang Kaya Akan Stasiun

Hai sobat Hipwee! Oke langsung saja deh, lewat tulisan ini ane mencoba memberikan pencerahan kepada sobat Hipwee tentang jumlah, nama, dan sejarah stasiun kereta api di kota Solo. Meski Kota Solo tak begitu besar, tapi di kota ini memiliki empat stasiun kereta lho. Stasiun ini sudah berdiri sebelum lahirnya Republik Indonesia! Yuk cus, langsung simak tulisan ane aje ye! 

Advertisement

1. Stasiun Solo Kota

Stasiun Solo Kota

Stasiun Solo Kota via http://www.yusufabdurrohman.com

Jalan-jalan nonton stasiun di kota Solo kali ini penulis akan awali dengan narasi tentang stasiun termuda yang pernah dibangun di kota Solo. Stasiun itu bernama Stasiun Solo Kota atau disingkat STA. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kalurahan Sangkrah, Kecamatan Pasarkliwon, Solo. Warga kota Solo sering menyebut tempat ini dengan sebutan stasiun Sangkrah karena letaknya di wilayah kalurahan Sangkrah.

STA dibangun pada tahun 1922 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), sebuah perusahaan kereta api swasta pada zaman penjajahan Belanda. STA berada di jalur lokal Purwosari-Wonogiri. Dulunya jalur ini sampai ke kecamatan Baturetno di Kabupaten Wonogiri. Namun, sejak adanya pembangunan Waduk Gajah Mungkur jalur kereta hanya sampai ke Kecamatan Wonogiri.

Advertisement

Jalur rel antara Stasiun Purwosari hingga Solokota hampir seluruhnya berada tepat di tepi jalan raya, yakni Jalan Brigjen Slamet Riyadi (jalan protokol Kota Solo) dan Jalan Mayor Sunaryo. Dahulu, jalur ini merupakan jalur trem dalam kota Solo. Menurut Babad Sala yang ditulis oleh RM. Sajid, jalur trem dimulai dari depan Benteng Vastenburg hingga ke Stasiun Purwosari.

2. Stasiun Purwosari

Stasiun Purwosari

Stasiun Purwosari via http://rayapos.com

Lanjut ke stasiun berikutnya ya gaes. Stasiun Purwosari atau biasa disingkat PWS ini merupakan stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Kalurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Stasiun ini dibangun pada tahun 1875 dan merupakan stasiun tertua di Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij.Stasiun ini terletak pada ketinggian +98 m dan hanya melayani KA kelas ekonomi lintas selatan serta KA lokal. Stasiun ini merupakan stasiun percabangan jalur kereta api, antara arah Surabaya dengan Wonogiri. Jalur yang menuju Surabaya merupakan jalur utama/primer. Sedangkan yang ke Wonogiri termasuk jalur sekunder.

Advertisement

Jalur kereta dari Stasiun Purwosari sampai Stasiun Sangkrah, termasuk ke dalam jalu kereta yang unik. Hal ini karena jalur ini menjadi satu-satunya jalur kereta api aktif di Indonesia yang berdampingan dengan jalan raya. Dahulu sepanjang jalur Purwosari-Sangkrah terdapat delapan buah halte, yakni Pesanggrahan, Ngadisuran, Bando, Ngapeman, Pasarpon, Cayudan, Kauman dan Lojiwetan. Halte-halte tersebut sekarang sudah tidak ada lagi.

Selain itu, di stasiun ini dahulu juga terdapat jalur percabangan menuju Boyolali lewat Kartasura yang kini sudah tidak ada lagi. Jalur ini juga mempunyai cabang lagi di Tegalsari menuju Colomadu yang sampai sekarang masih ada beberapa bagian dari sisa-sisa jalur yang masih dapat disaksikan.

3. Stasiun Solo Jebres

Stasiun Solo Jebres

Stasiun Solo Jebres via http://surakarta.go.id

Stasiun Solo Jebres atau biasa disingkat SK  merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Kalurahan Purwadiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +97 m ini awalnya bernama stasiun Solo Kraton atau Solo Kasunanan. Di dekat stasiun ini terdapat sebuah terminal peti kemas yang kini sudah tidak  aktif. Stasiun ini memiliki tujuh jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus.

Stasiun ini pada masa penjajahan terletak di daerah kekuasaan Kasunanan Surakarta. Didirikan pada tahun 1884 oleh Staatsspoorwegen, stasiun ini dahulu menjadi stasiun besar untuk Staatsspoorwegen (SS). Kini, stasiun ini berstatus cagar budaya dari Pemkot Surakarta.

Dahulu, ada jalur kereta mulai dari Gladak (depan Benteng Vastenburg) hingga Stasiun Solojebres. Pada saat itu, kota Solo memiliki jalur rel melingkar di dalam kota seperti yang ada di Jakarta. Namun, jalur tersebut kini juga telah hilang tertutup jalan, sehingga saat ini tinggal jalur Purwosari-Solokota saja yang masih tersisa.

4. Stasiun Solo Balapan

Stasiun Solo Balapan

Stasiun Solo Balapan via http://pusatgrosirsolo.com

Sekarang berada di stasiun kereta tertua dan terbesar di kota Solo gaes. Namanya adalah stasiun Solo Balapan. Nama ini bagi telinga kita mungkin terasa tidak asing lagi. Hal ini karena nama stasiun ini oleh Didi Kempot pernah di buat lagu dan lagu itu yang membuat nama Stasiun Solo Balapan semakin terkenal di seluruh Nusantara.

Stasiun Solo Balapan merupakan stasiun induk di Kota Solo. Stasiun ini berlokasi di antara Kelurahan Kestalan dan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, kota Solo. Stasiun Solo Balapan termasuk stasiun kereta api terbesar dan tertua di Indonesia.

Penamaan Solo Balapan di stasiun ini diangkat dari sebuah kisah yang sederhana, namun menarik untuk kita ketahui. Jauh sebelum didirikan stasiun Solo Balapan, lahan ini merupakan Alun-Alun Utara milik Keraton Mangkunegaran. Di dalam alun-alun itu terdapat lapangan pacuan kuda Balapan, pada masa Mangkunegara VII.

Pertengahan akhir ke- 19,  Pemerintah Kolonial Belanda menggalakan perubahan pola pedesaan menjadi pola perkotaan di Solo. Perubahan ini juga menyangkut soal sarana dan prasarana umum, salah satunya alat transportasi kereta api. Pemerintah Kolonial Belanda pada saat itu sudah merencanakan pembuatan jalur rel kereta api dari Semarang menuju Solo, maka Solo harus punya stasiun kereta api. Lokasi lapangan pacuan kuda Balapan dianggap paling cocok dan strategis untuk dijadikan sebuah stasiun. Akhirnya, pacuan kuda itu diubah menjadi sebuah stasiun dan nama Balapan tetap dipertahankan.

Stasiun Solo Balapan dikelola oleh Staats Spoor (SS) pada saat itu , dan sengaja dirancang stasiun antar kota dengan rel lebar. Lalu dikembangkan lagi jalur rel baru dari daerah-daerah di sekitar Solo menuju ke Stasiun Balapan. Jalur rel baru antar daerah ini dikelola oleh Netherland Indisch Spoor (NIS), lebar relnya sendiri lebih kecil dibanding rel milik SS. Karena jalur rel NIS ini memang diperuntukkan bagi kereta berukuran kecil yang jarak tempuhnya tidak terlalu jauh. Arsitektur bangunan Stasiun Solo Balapn di rancang oleh arsitek beraliran indische, Herman Thomas Karsten.

Setelah Stasiun Balapan berdiri, rel kereta api di stasiun dihubungkan dengan stasiun-stasiun di Kota Solo yang berada di titik-titik strategis, yaitu di Purwosari, Sriwedari, dan Jebres. Stasiun-stasiun itu terhubungkan oleh rel-rel yang melewati tengah kota di jalan Slamet Riyadi.

 

Sekian tulisan yang saya himpun dari beberapa sumber ini. Semoga bermanfaat dan tetap memiliki rasa kangen buat balik lagi ke kota Solo ya gaes!

5. Info Tambahan

Di kota Solo ada kereta yang jalannya bisa berbarengan sama mobil lho bro. Keren enggak? Nyesel bagi sobat yang main ke kota Solo kalau belum pernah naik kereta ini. Pengin tahu seperti apa keretanya? Simak tulisan ane berikutnya ya sobat Hipwee 😀

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang jomblo yang sedang menyelesaikan kuliah di jurusan Sastra Indonesia UNS. Ia aktif di Pakagula Sastra Karanganyar, Forum Lingkar Pena (FLP) Solo Raya, dan Komunitas Soto Babat.

CLOSE