Sudah Merdeka Kah Hubungan Kita? 5 Hal Ini yang Kuharap Bisa Membuatmu Mengerti!

Memiliki hubungan dengan seorang kekasih seakan menjadi keniscayaan. Sebab kata orang, hakikat manusia itu memang diciptakan berpasangan. Namun dalam kenyataannya, berhubungan tidaklah sesederhana mengucapkan selamat malam di setiap waktunya tidur saja.

Dalam banyak kasus, kamu pasti pernah mengalami konflik dengan pasangan, baik karena persoalan kecil atau besar, yang kemudian bisa memicu pertengkaran, atau bahkan yang terburuk harus berakhir dengan kata putus. Duh!

Masalah seperti itu memang lumrah. Tapi yang menjengkelkan adalah apabila permasalahan yang timbul di antara pasangan itu bersumber dari pihak luar, alias bukan dari si cowok ataupun ceweknya. Entah karena gosip temen yang suka ngomong ini itu, ketidaksukaan orangtua dengan hobi kita dan pasangan, atau kesibukan aktivitas yang membuat waktu dengan pasangan jadi semakin berkurang.

Duh, nggal merdeka banget sih hubungan kayak gini?

Nah, di tengah nuansa kemerdekaan Indonesia yang ke-72 tahun ini, bisakah kita memaknai nilai-nilai kemerdekaan itu untuk merefleksikan hubungan kita saat ini? Supaya kita bisa kembali mengisi cerita dan kenangan indah bersama, dan tentunya juga untuk mencegah konflik-konflik yang tidak perlu.

Tapi, bisakah kamu memahami persoalan yang jarang kita sadari selama ini?

1. Aku tak seburuk pandangan temanmu, meski juga tak sebaik dugaamu selama ini

Advertisement

Kita yang punya hubungan, kita yang sering bicara dari hati ke hati, tapi kenapa kamu masih saja suka dengerin omongan orang lain tentangku, yang belum tentu kebenarannya? Bukankah kedekatan kita saat ini adalah proses terbaik untuk saling mengenal? Lalu, kenapa pikiranmu masih terjajah oleh perkataan-perkataan itu?

2. Orangtuamu memang berniat baik, tapi bagaimana pun kitalah yang mengetahui kondisi saat ini, bukan?

Polemik Keluarga

Polemik Keluarga via https://kelascinta.com

Kita sama-sama mengerti bahwa nasihat orangtua adalah yang utama. Aku dan kamu sama-sama menyayanginya. Mereka pun selalu menginginkan segala yang terbaik untuk kita. Namun ada kalanya di mana kita yang lebih mengetahui kondisi dan perasaan saat ini harus bisa memutuskan kehendak. Ketika orangtuamu menginginkan aku atau kamu untuk bekerja di tempat lain karena alasan masa depan, kamu tentu tahu bahwa itu bukanlah pilihan yang kita inginkan. Lantas bagaimana cara kita untuk menolaknya?

3. Hargailah aku dimanapun engkau berada

Aku mengerti bahwa kamu senang berkumpul dengan teman-temanmu itu. Aku senang dan tentu tak ingin melarang. Tapi satu pesanku, bisakah kamu dan teman-temanmu itu tak perlu menjadikan aku sebagai bahan obrolanmu? Bisakah kamu menjaga nama baik dan kehormatanku di antara mereka? Meski kau pernah bilang bahwa itu hanyalah cara kalian untuk meramaikan suasana, namun pernahkah terbesit di pikiranmu jika saat itu aku ada di sana dan mendengarnya?

Advertisement

4. Kita punya prinsip untuk tetap maju. Jangan korbankan cita-citamu hanya karna aku yang sedang sensitif saat ini

Tolong, jangan pernah sesekali terlintas di benakmu untuk berusaha menyenangkanku di atas kepentingan besarmu. Karena itu bukanlah sesuatu hal yang kuanggap bijak. Bagaimana pun, masing-masing dari kita punya mimpi. Jangan jadikan hubungan kita ini penghalang baginya.

5. Kalau suatu saat kita benar-benar harus berpisah

Berpisah

Berpisah via https://stocksnap.io

Jika berpisah adalah pilihan terakhir, Aku harap kita bisa memastikan bahwa itu memanglah karena kita. Ya, murni karena kau atau aku yang sudah tidak saling mencintai. Bukan sama sekali karena hal lain. Bukan karena perkataan temanmu atau orangtuamu, atau prasangka burukmu pada aktivitasku hari ini, yang membuatmu jadi ragu.


Sungguh, penjajah itu bernama ragu, sayang. Keyakinanlah yang mengantarkan kita pada gerbang kemerdekaan.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE