Tahukah Kalian Siapa yang Berjasa Membentuk Jepang Modern Seperti Sekarang?

Terkadang kita membenci dan tidak suka terhadap musuh. Kadang kita menganggap mereka menjadi biang keladi, membuat hidup kita menjadi banyak masalah. Tetapi tahukah kalian musuh pun terkadang membuat kita menjadi lebih baik? Itu tergantung bagaimana cara pandang kita. Kita memang tidak dapat mengatur apa hal yang akan terjadi dalam hidup kita, tetapi kita dapat mengubah respon kita terhadap masalah tersebut. Tahukah Kalian siapa yang paling berjasa membentuk Jepang modern seperti sekarang?

1. Laksamana Perry (Matthew C. Perry) Komandan Pasukan Laut Amerika

Matthew C. Perry

Matthew C. Perry via http://cdn.theoutplay.com

Laksamana Perry lah yang paling berjasa, komandan pasukan laut Amerika yang memaksa Jepang membuka diri terhadap Barat. Matthew Calbraith Perry (lahir di Newport, Rhode Island, 10 April 1794 Meninggal di New York City, 4 Maret 1858 pada umur 63 tahun) adalah seorang komodor Angkatan Laut Amerika Serikat yang berdinas sebagai komandan sejumlah kapal perang. Berkat jasa Laksamana Perry lah Jepang menjadi was-was ketika kapal Amerika mulai masuk, Jepang khawatir akan dijajah dan dikuasai bangsa Barat yang terkenal dengan ketangguhannya. Namun karena kedatangan Laksamana Perry lah yang membuat bangsa Jepang sadar bahwa mereka sangat jauh tertinggal dengan bangsa-bangsa lain, dan membuat negeri matahari terbit itu harus segera bekerja sangat dan amat keras.

2. Sejarah Jepang

Jepang adalah bangsa yang terisolasi, sampai kemudian tahun 1853 Laksamana Perry dari armada Amerika memaksa negeri itu untuk membuka diri terhadap bangsa asing. Laksamana Perry meminta pintu gerbang Jepang dibuka dan minta berunding dengan tujuan agar Jepang membuka diri kepada pihak asing, berdagang dan membolehkan kapal asing merapat kepelabuhan Jepang. Mereka sangat jauh tertinggal, tapi jelas waktu tak cukup untuk mengejarnya. Satu yang harus mereka buat: Keajaiban!

3. Awal Mula di Mulainya Restorasi Meiji

Restorasi Meizi

Restorasi Meizi via https://4.bp.blogspot.com

Jepang benar-benar sangat terlambat, Amerika sudah menjejakan kaki dibumi. Mereka sudah didepan mata. Kemudian sadarlah para samurai dari suku Chosu dan Satsuma mereka tahu mereka harus belajar dari para musuh yang saat itu mengancam mereka. Maka, ditabuhlah gong "revolusi" yang dipimpim langsung sang kaisar yang masih belia Meizi.

Dalam sejarah dikenal sebagai Restorasi Meiji. 'Restorasi Meiji (明治維新 Meiji-ishin), dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi Meiji, atau Pembaruan Meiji, adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada pengembalian kekuasaan di Jepang kepada Kaisar pada tahun 1868. Restorasi ini menyebabkan perubahan besar-besaran pada struktur politik dan sosial Jepang, dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir Keshogunan Tokugawa) dan awal zaman Meiji.

Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji. Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris yang dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat. Kaisar Meiji adalah seorang muda yang mempunyai visi yang jauh ke depan. Ia berusaha melepaskan Jepang dari belenggu keterbelakangan dan rasa malu yang amat sangat ketika Komodor Matthew C. Perry dari Angkatan Laut Amerika Serikat membuka paksa pelabuhan-pelabuhan Jepang.

Sebelumnya Jepang menutup pelabuhannya dari kapal-kapal asing. Jepang kemudian memulai program industrialisasi dan pembangunan militer yang kuat. Restorasi Meiji ini bukanlah merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Kaisar Meiji harus menghadapi banyak halangan dan rintangan bahkan perang saudara. Tidak semua orang Jepang pada waktu itu setuju dengan apa yang dilakukan Meiji. Mereka takut Jepang akan meniru Barat dan meninggalkan kejepangannya. Banyak Daimyo dan Samurai di Jepang yang menolak Restorasi Meiji karena khawatir nilai-nilainya akan tergerus.

4. Penyebab Restorasi Meizi

Restorasi Meizi

Restorasi Meizi via https://3.bp.blogspot.com

Penyebab Restorasi Meizi begitu banyak. Jepang baru menyadari betapa terbelakangnya mereka dibandingkan negara-negara lainnya di dunia setelah datangnya Komodor Amerika Serikat Matthew C. Perry yang memaksa Jepang membuka pelabuhan-pelabuhan untuk kapal-kapal asing yang ingin berdagang. Komodor Perry datang ke Jepang menaiki kapal super besar yang dilengkapi persenjataan dan teknologi yang jauh lebih superior dibandingkan milik Jepang saat itu. Para pemimpin istana menyadari bahwa ini saatnya perang kecerdasan.

Bangsa yang lebih cerdas akan bisa mampu menciptakan ekonomi yang lebih produktif dan kekayaan berlimpah. Para samurai pun menyimpan pedangnya. Jepang pun mengumpulkan menterjemahkan buku-buku terbaik Eropa dan Amerika. Mereka mengirimkan pemuda-pemuda berbakat untuk belajar keluar negeri. Mereka menggaji guru-guru asing untuk mengajar mereka dan mereka membangun pusat-pusat pendidikan. Mereka membeli produk-produk barat, membongkar, menganalisa, dan kemudian menciptakan yang lebih baik dengan tangan mereka sendiri. Mereka memang bukan bangsa penemu, tapi mereka adalah bangsa yang cepat belajar. Sebagaimana peradaban lain, buku juga menjadi modal awal dalam proses belajar negeri matahari terbit itu. Kaum samurai yang biasanya berlatih fisik dan dan pedang, kemudian mereka menjadi kutu buku menekuni buku-buku berkualitas dari beragam subjek.

Para jago-jago pedang menyadari bahwa pedang saja tak cukup untuk membuat perubahan, kini saat mengisi otak, karena zaman sudah berbeda.


Restorasi Meiji mengakselerasi industrialisasi di Jepang yang dijadikan modal untuk kebangkitan Jepang sebagai kekuatan militer pada tahun 1905 di bawah slogan "Negara Makmur, Militer Kuat" di era globalisasi ini, masyarakat Jepang tetap mempertahankan kejepangannya.


Seorang penulis Barat mengatakan, "Secara lahir Jepang adalah Barat, namun secara batin tetap Jepang." Masa belajar di era Meiji betul-betul membuahkan hasil yang spektakuler. Setelah gagal diperang dunia II, Jepang mengerahkan semua energinya ke dunia ilmu dan selanjutnya ekonomi. Kini mereka menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-2 didunia setelah Amerika.

5. Dalam Sebuah Masalah Ada Sebuah Opportunity

Dimana ada masalah sebenarnya disitulah ada opportunity. Kita harus bisa seperti Kaisar Meizi. Kaisar yang naik tahta pada masa muda ini mencetuskan sebuah program modernisasi di segenap bidang kehidupan. Perbedaan antara mereka yang terkenal dengan mereka orang biasa adalah mereka selalu optimis akan masa depan, mereka tidak pernah mengeluh, menyelesikan permasalahan orang lain. Peluangnya adalah selalu berada ditempat dimana orang lain mengeluh. Jangan mengeluh. Biarkan orang lain yang mengeluh. Orang yang mengeluh adalah orang yang gagal. Jangan pernah berkata " Kita tidak bisa". Pikirkan bagimana caranya berpikir beda. Gunakan otak kita sendiri untuk berpikir. Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara-negara lain. Dalam bidang teknologi tinggi sudah jelas kita tertinggal jauh. Mereka sudah berkembang melejit dengan amat pesat, sedangkan kita masih belajar dasar-dasarnya saja.

Generasi muda Indonesia sebagian besar memprihatinkan dari aspek moral dan kreativitasnya. Minat baca dan berkarya juga di Indonesia masih kurang. Berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Mereka lebih asyik menikmati gadget yang melupakan mereka dari kehidupan yang sesungguhnya. Mereka dibuai mimpi di dunia maya yang seolah nyata. Mereka menjadi pemalas, tidak produktif. Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal Bambang Dwiyono prihatin dengan rendahnya minat baca di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurutnya, tidak tersedianya sarana-prasarana pendukung serta terlalu majunya teknologi menurunkan minat baca.


"Kebiasaan membaca tidak bisa terbentuk secara tiba-tiba. Sehingga perlu pembinaan sejak dini, " kata Bambang. Selain itu peran orangtua sangat penting menumbuhkan minat baca kebiasaan gemar membaca juga harus diterapkan di sekolah agar anak-anak tidak lupa membaca."Sebaiknya mereka membaca minimal 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai agar terbiasa. Karena tidak ada satu daerah yang maju sepanjang sejarah kecuali masyarakatnya gemar membaca," tegasnya.



Stop Bully, Stop Demo, Stop Terorisme, Stop Narkoba, Stop Konflik Antar Agama.


Esok hari adalah hari baru. Dan percayalah pada satu hal. Negara butuh kita anak-anak muda. Buatlah perubahan. Buatlah tidakan. Kita menerima status quo karena sepertinya mustahil membuat perubahan nyata. Namun kita masih berani bertanya. Dapatkah seorang mengubahnya? Dan disaat-saat paling berani kita bertanya, mungkinkah orang itu kita?

Fokuslah pada minat dan keahlian kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Make it happen. Hobi begadang, penikmat kopi, pencinta buku, penikmat senja.