Tentang Hati Seorang Perempuan Yang Pernah Merasakan Tanpa Bisa Mengucapkan

Untuk kamu yang sempat memberikan mimpi-mimpi indah dan menerbangkan harapan. Hadirmu memang tidak lama. Namun, bayangmu menjelma dalam setiap ingatan.

1. Seberapa Dingin Sikap Seorang Perempuan, Tetaplah Saja Perempuan

Tahukah? Jika kami tetaplah perempuan yang bisa kapan saja luluh tanpa bisa terkendali. Walau terlihat dingin seolah tak peduli.

Ketika ada seribu orang diluar sana yang mengatakan ketidak pekaan salah satu dari kami. Sungguh kami ini perempuan yang jauh lebih berperasaan.

Saat seorang pria membesarkan hati kami. Kami tahu ada makna lain dari kalimat manis itu, dari cara yang terus memperlakukan kami bagai teristimewa. Kami tahu itu. Sungguh. Hanya, untuk sebagian dari kami tidak bisa dengan cepat menerima segala rasa yang datang tiba-tiba. Kami butuh waktu!

Sebagian kami tak mau membuang waktu jika pada akhirnya segala yang dirasa hanya lelucon belaka. Sebagian dari kami telah lelah dengan istilah “terbawa perasaan” hingga kami menata untuk menjaga hati agar tidak dengan mudah masuk dalam rasa yang tak tahu berarah kemana.

Namun balik lagi! Kami adalah perempuan yang tetaplah saja perempuan. Jika terus diberi harapan. Jika terus diajari menyusun masa depan. Jika terus ditemani merangkai mimpi. Jika terus, terus dan terus setiap pagi, siang, malam disetiap hari kalian terus membesarkan hati kami, cepat atau lampat kami mulai berperasaan. Walau mungkin sebagian dari kami memilih diam sekedar untuk meyakinkan diri sendiri.

2. Jangan Membesarkan Hati Perempuan Jika Niatmu Hanya Sebagai Candaan

Duhai keturunan adam yang mempesona, tahukah jika panahmu mampu meluluhkan hati kami. Jangan membawa kami terlalu jauh dalam rangkaian kata darimu, karena begitu lembut hati kami untuk tidak simpati akan segala kalimat manismu. Jangan! Jangan besarkan hati kami jika niatnya hanya candaan.

Bila berawal dari niat baik, perlakukanlah kami sewajarnya dan sekedarnya. Bila betul memiliki maksud lain tentu kami sangat menghargai niat baik itu. Hanya tolong tahan dulu segala kalimat-kalimat yang mampu menggetarkan hati kami jika kalian belum yakin pada diri sendiri, kamikah yang kalian cari atau masih ingin singgah sana sini mencari yang lebih.

Kita sama-sama punya hati pemberian dari Yang Maha Suci. Terlalu keterlaluan jika menjadikan anugrah Tuhan ini sebagai bahan candaan.

3. Hal-hal Kecil dan Ucapan Sederhana yang Selalu dinanti

Tak pernah sekalipun terlintas akan hadirnya sosok yang membuat kami merindu. Datang dengan menawan lalu perlahan menawarkan kenyamanan. Membuat kami terbiasa akan celoteh-celoteh sederhana penuai senyum.

Walau ragu tak jua hilang di benak, tetap kami nikmati segala rasa yang ada. Terus dibuat tersenyum dan terpana hingga kami lupa akan segala ragu. Yang ada hanya tawa dan canda diantara kita. Sebenarnya ragu itu tak hilang. Hanya sedikit terkubur oleh rangkaian kata yang melelehkan.

Kami menikmatinya. Kami mulai nyaman dengan semua yang tercipta tanpa bisa lagi tertahan.

Saat kami terjaga, tak dapat dipungkiri ada rindu. Saat kami hendak memejamkan mata, ada yang dinanti sekedar ucapan “good night”. Saat kali mulai menutup mata, ada harap bertemu dalam mimpi. Saat fajar menyapa, yang ditunggu adalah kalimat pendek “good morning, have a nice day” yang akan menjadi suntikan energy hingga senja tiba.

Terdengar sederhana dan tidak bermakna. Ya … mungkin bagi sebagian kalian kalimat-kalimat itu tanpa makna. Tapi bagi kami, hal-hal sederhana dan ucapan-ucapan kecil itu jika terjadi setiap hari dalam kurun waktu yang tidak sebentar semua menjadi luar biasa dan penuh makna. Dan selalu kami nanti.

4. Salahkah Jika Kami Berperasaan?

Salah siapa jika pada akhirnya kami berperasaan? Salah siapa jika pada akhirnya ada rindu? Salah siapa jika pada akhirnya ada kecewa? Salah siapa jika pada akhirnya ada luka? Siapa atau apa penyebab dari segala rasa yang sulit dimengerti ini? Tidak! tentu bukan karena kalian yang telah membesarkan hati ini. Mungkin, semua karena kami yang dengan mudah berperasaan.

Hey … tapi ingatkah seberapa gigih usaha untuk meluluhkan hati kami tempo lalu? Seberapa sering ejaan kalimat manis menghiasi history chat kami? Katamu keep touch with you are about a pleasure. Siapa yang selalu dan selalu memulai percakapan dengan melambungkan asa? Siapa yang menumbuhkan harapan demi harapan itu? Mengertilah.

Tapi jika ditanya salah siapa hingga kami berperasaan, maka dengan tegas kami katakan bukan kalian (read: kamu). Namun kami pun tidak ingin menyalahkan diri kami sendiri. Lantas? Kita saling ber-muhasabah diri saja akan hal ini.

5. Kini ada Rindu … Bolehkah?

Perlahan semua menghilang. Tak ada lagi chat pengantar tidur. Tak ada lagi senyum simpul pagi hari oleh sebab sapaan kecil itu. Tak ada lagi segala tentang kita, tentang tawa canda yang tercipta beberapa waktu terakhir ini. Menghilang. Everything has gone.

Kami tak pernah mengharapkan hadirnya rindu ini. Namun rindu hadir tanpa permisi. Mengisi lorong-lorong hati. Menyematkan penat sedikit sesak saat mengingat betapa manisnya rayuan itu. Kami tahu kalimat-kalimat manis itu hanya rayuan belaka. Tapi ketika hati tak bisa diajak kompromi sekedar menawar agar tak tersentuh olehnya. Semua kalah dengan lembutnya hati seorang perempuan. Ya … hati seorang perempuan. Walau sebagian dari kami begitu bisa menyembunyikan segala rasa yang mulai ada, namun tetap saja hati bisa merasa.

Ada rindu. Ada sesak disetiap malamnya. Meyakinkan diri jika kalian (read:kamu) telah pergi dan tak akan kembali. Namun, sebagian kecil hati ini masih tetap berharap semua tidak akan berakhir begitu cepat. Tidak! Tidak terlalu cepat. Sungguh. Siang berganti malam. Surya berganti Bintang. Tidak dalam kurun waktu sebentar hati ini terus dibesarkan hingga menjelma menjadi harap.

Tak sedikitpun berharap yang telah pergi akan kembali. Kami hanya sedikit rindu akan tawa yang tercipta antara kita. Bolehkah?

6. Percayanya Telah Hilang Untuk Kamu

Tulisan ini ditulis untuk mewakili setiap hati yang pernah merasakan tanpa bisa mengucapkan. Ingatlah! Jangan bermain-main dengan hati, baik perempuan ataupun laki-laki. Karena pada dasarnya laki-laki ataupun perempuan semua berperasaan, semua punya hati yang lembut.

Jangan membesarkan hati seseorang, baik perempuan maupun laki-laki jika niatnya hanya sekedar senda guraw. Jangan pernah mencoba masuk lebih jauh dalam kehidupan seseorang jika diri kita belum bisa meyakinkan diri sendiri. Jangan memaksa seseorang untuk masuk dalam kehidupanmu jika diniatkan sebagai pelipur lara yang bisa disingkirkan ketika luka mulai tiada.

Berteman boleh, berteman dengan siapapun itu. Lebih banyak teman lebih baik, bukan? Bersahabat? Tentu saja sangat boleh. Peduli? Hey … kita makhluk sosial tentu harus saling peduli. Namun, Bersikaplah sewajarnya. Pedulilah sekedarnya. Jangan terlalu membesarkan hati seseorang!

Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan lawan main kita. Dengan seseorang yang kita bawa jauh perasaannya. Ingatlah tak semua orang mudah terbawa perasaan. Tak semua orang bisa diajak bermain-main dengan rasa. Ada sebagian dari kita yang benar-benar menjaga hatinya agar tetap utuh hingga yang berhak tiba. Namun philosophy-nya seperti ini : sekeras apapun batu bila terkena air hujan terus menurus maka akan retak juga, bukan?

Ada sebagian kita yang bersusah payah memberanikan diri membuka hati untuk sosok baru yang hadir dengan niat baik. Dengan hati yang tulus. Ketika orang seperti ini yang kamu bawa jauh perasaannya lalu dengan mudah menghilangkan semua yang telah membesarkan hatinya. Dimata letak hatimu? Bagaimana cara berpikirmu? Yang dengan mudah mempermainkan hati orang lain. Bukan dia yang hadir dalam kehidupanmu. Namun kamulah yang menariknya dalam kisahmu.

Jika kita bertemu dengan orang seperti demikian lalu membawa jauh perasaannya dan perlahan kita menghilang. Satu hal yang harus diketahui. Dia tidak akan sakit hati, perasaannya tetap utuh seperti sedia kala tanpa tersentuh. Dia tulus memberi ruang untuk dua hati yang mencoba saling tahu satu sama lain, meski dia tak tahu tuluskah lawan mainnya atau tidak, yang terpenting baginya ada kerelaan dan ketulusan dari dalam dirinya sendiri.

Meski tak sakit hati tentu ada kecewa. Dia juga manusia biasa. Ketika kamu pergi menghilang tentu ada yang berbeda. Namun, akan dengan mudah bagi dia mengatasi segala kejanggalan yang tak seharusnya terjadi. Hatinya tetap utuh karena sejak awal dia mengawalinya dengan kata tulus. Menyerahkan pada Yang Kuasa atas apa yang akan terjadi berikutnya.

Jika suatu saat kamu kembali? Mencoba untuk menghubunginya sekedar lewat chat? Percayalah dia akan membalasnya. Dia tetap seperti biasa selalu menebarkan perdamaian dengan siapapun. Tak ada benci atau sedikit dendam dalam hidupnya. Baginya mengenalmu dihari yang lalu adalah cara Tuhan mengajarkan dia untuk paham lebih banyak karakter. Tapi ingat! Meski tak ada benci. Meski dia membalas segala chat darimu. Percayanya telah hilang untukmu. Dan sepertinya kita juga paham bagaimana jika seseorang yang tulus dikecewakan, bukan? Dia akan tetap tersenyum, cukup tersenyum melihat tingkah konyolmu.

Meski telah memaafkan segala yang terjadi (Bukan kamu. Karena bagi sosok seperti dia tiada yang salah dalam hal ini. Baginya semua dikembalikan kepada Tuhan Yang Maha membolak-balikan hati dan perasaan manusia). Bukan berarti dia telah lupa dengan semua yang telah terlewati. Dia sadar tidak ada satupun manusia di dunia ini yang benar-benar bersih tanpa kesalahan. Kamu, dia, kita, mereka, semua pernah berbuat khilaf. Terlepas dari siapa yang keliru dalam alur ini.

Lalu kamu? Akan ada penyesalan dari dirimu. Dan jika kamu manusia, tentu akan ada rasa malu yang teramat dalam dari dirimu. Melihat tingkah konyolmu sendiri yang datang lalu pergi dan kembali bagai lelucon yang mempermainkan dirimu sendiri. Ya … mempermainkan dirimu sendiri! Percayalah ketika kamu menyadari telah mempermainkan hati yang tulus, sakitnya lebih dari sekedar patah hati.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya adalah saya. Setiap orang punyai caranya masing-masing untuk berekspresi