Wahai Teman-teman BEM, Apakah Mengkritisi Kebijakan Pemerintah Harus dengan Berunjuk Rasa?

Terinspirasi dari aksi gerakan 411 dan 212 pada tahun 2016 lalu. Kelompok BEM Jabodetabek melakukan gerakan yang serupa, gerakan 121 pada tanggal 12 Januari 2017. Aksi Bela Rakyat 121 yang berlangsung di sekitar Gedung Istana Negara, Jakarta. Mahasiswa yang berunjuk rasa membawa tuntutan tentang kebijakan negara yang menaikan harga BBM, cabai, tarif listrik hingga tarif perpanjang STNK. 

Sebagai mahasiswa, memang kita dituntut harus memiliki sikap kritis terhadap lingkungan sekitar dan negara. Tetapi apakah harus melakukan demo untuk menunjukan sikap kritis kita. Bagaimana dengan kuliah yang sudah kita diambil, apakah berlalu begitu saja. Tentu tidak bukan. Justru dengan mata kuliah yang kita ambil akan menjawab solusi yang selama ini kita prihatinkan. Seharusnya kita menjawab dengan kontribusi, bukan dengan berdemo ditengah jalan.

1. Membuat Energi Alternatif Untuk Mengatisipasi Daerah-daerah Yang Belum Tersentuh Listrik

Plant-e : Menggunakan Tanaman Sebagai Pasokan Listrik via https://letitgrow.org

Advertisement

Faktanya belum 100% daerah di seluruh Indonesia belum teraliri listrik. Kebanyakan daerah yang belum dialiri listrik terletak jauh dari kota besar. Jangankan untuk mengakses internet, untuk penerangan saja mereka maish menggunakan obor atau lampu tenda ala angkringan. Di kota besar kita sudah bisa bersenang-senang. Di sana masih harus berusaha mencari sumber penerangan.

Inilah peluang kita sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa tekni . Kalian pasti belajar tentang arus listrik dan belajar bagaimana membuat rangkaian listrik yang aman untuk rumah penduduk. Dengan memanfaatkan sumber energi alternatif yang ada di Indonesia. Cobalah membuat penelitian atau menggandeng perusahaan di bidang energi untuk membuat suplai listrik dengan energi alternatif di daerah-daerah yang belum teraliri listrik sama sekali. Agar mereka yang disana bisa merasakan kenikmatan yang dialami penduduk di kota besar.

2. Bahan Bakar Minyak Akan Habis Dalam Kurun Waktu Tertentu. Menciptakan Bahan Bakar Alternatif Adalah Solusi Tepat Selain Berdemo

Bahan Bakar Alternatif Dengan Hidrogen via http://www.treehugger.com

Minyak Bumi adalah bahan bakar yang tidak bisa diperbaharui, karena sudah terproses selama jutaan tahun yang lalu. Minyak Bumi sekarang sudah diolah bernacam-macam, salah satunya bahan bakar yang bisa ditemui di SPBU. Karena Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin berkurang setiap hari, tak jarang harga BBM dinaikan oleh pemerintah untuk mengikuti harga minyak dunia.

Advertisement

Walau Indonesia punya cadangan minyak, bukan berarti jaminan. Cadangan minyak Indonesia dalam waktu 10-20 tahun diperkirakan akan habis. Sedangkan negara maju seperti Jepang sudah meninggalkan BBM dan membuat kendaraan dengan bahan bakar listrik. Negara di eropa juga sudah mulai menyusul Jepang. Sedangkan kita masih saja meributkan harga BBM yang naik, ya karena mengikuti harga minyak dunia mau tidak mau pasti naik.

Kita bisa mencontoh Jepang dan negara-negara lain yang sudah mulai membuat kendaraan dengan bahan bakar ramah lingkungan. Jika Indonesia sudah bisa menciptakan bahan bakar alternatif, maka tidak akan ada lagi demo penolakan kenaikan BBM.

3. Membuat Rekayasa Genetika Bahan Makanan Pokok Untuk Mengatisipasi Kelonjakan Harga Pangan

Makanan Olahan Rekayasa Genetika via http://www.forbes.com

Advertisement

Secara umum, dengan naiknya harga BBM maka secara langsung menaikan harga barang-barang. Salah satunya adalah harga bahan pangan juga kena imbasnya. Memang pemerintah sudah melakukan siasat dengan memberi subsidi atau memesan bahan pangan dari negara tetangga.

Sebenarnya kita bisa menyiasati bahan pangan yang naik akibat kelangkaan. Caranya dengan rekayasa genetika. Bahan pangan pastinya memiliki gen, karena berasal dari mahluk hidup. Perkembangan dan kemajuan teknologi juga memungkinkan manusia untuk melakukan kawin silang dua gen yang berbeda. Terkadang dua gen yang memiliki sifat gen yang berbeda, disatukan untuk menghasilkan satu spesies yang lebih baik. Khususnya di Indonesia yang memiliki masalah dengan bahan pangan.

4. Sumber Daya Alam Indonesia Banyak Diambil Pihak Asing. Karena Pihak Asing Tahu Cara Memakai dan Mengolahnya

Tambang Emas via http://whenonearth.net

Sumber Daya Alam Indonesia juga sering masuk agenda demo yang dilakukan oleh kelompok tertentu, khususnya teman-teman mahasiswa. Kita tahu sendiri banyak perusahaan dari luar negeri yang mendirikan pabrik di Indonesia. Alasan logisnya adalah karena Indonesia memiliki sumber daya yang dibutuhkan oleh negara lain. Entah karena masalah birokrasi oleh kedua belah pihak atau kurangnya SDM asal indonesia yang bisa mengolah sumber daya alam di Indonesia. Membuat perusahaan asing masih bisa beroperasi hingga puluhan tahun.

Kelompok mahasiswa diluar sana justru malah berdemo untuk mengambil sumber daya alam yang diambil oleh perusahaan asing. Daripada demo terus-terusan, bukannya kita sebagai mahasiswa harusnya mencari tahu cara mengolah sumber daya alam di Indonesia. Jika kita bisa mengolah sumber daya alam di Indonesia, bukan tidak mungkin perusahaan asing tersebut akan angkat kaki dengan sendirinya. Maka Indonesia bisa menjadi negara makmur seperti yang dicita-citakan oleh para pendahulu.

5. Mau Tidak Mau. Kita Yang Sekarang Menjadi Mahasiswa Dituntut Untuk Menyelesaikan Permasalahan Bangsa Kelak

Setelah Mereka Selesai, Kitalah Berikutnya via http://foto.metrotvnews.com

Kamu mungkin bisa ngeles bahwa permasalahan bangsa adalah tanggung jawab pemerintah. Karena mereka sudah dipilih oleh rakyat untuk menyelesaikan permasalahan negeri. Namun para pejabat pemerintah sekarang ini akan berganti pada periode tertentu. Siapa yang menggantikan? Ya kita semua yang sekarang masih menjadi mahasiswa. Baik 10, 20 atau 30 tahun lagi, kita akan berada diposisi orang yang kita kritisi. Kita juga yang akan merasakan apa yang dirasakan oleh pejabat sekarang. Suka tidak suka, kitalah yang akan menggantikan mereka kelak.

Memang pemerintah sudah berusaha mencari solusi dari masalah yang terjadi pada negara kita. Sayangnya solusi yang diberikan belum sepenuhnya berhasil. Apakah kita hanya menunggu pemerintah yang menyelesaikan permasalahan? Jika seperti itu terus-menerus, negara kita tidak akan seperti yang dicita-citakan para pendahulu.

Memang solusi yang bagus sangat susah dan butuh waktu. Terkadang dua periode masa jabatan saja belum tentu bisa selesai. Lalu apakah kita sebagai mahasiswa hanya bisa berdemo saja setiap mengkritisi kebijakan pemerintah. Dulu demo mahasiswa bisa berhasil melengserkan kekuasaan 32 tahun Suharto. Tetapi jaman sudah berubah.

Dimasa depan, kitalah yang akan bertanggung jawab dengan apa yang terjadi pada negara ini. Jika kita hanya demo terus-menerus kapan kita memiliki waktu untuk mencari solusi dari masalah negara kita yang sangat kompleks.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Diam diluar, berisik didalam

CLOSE