Walau Sejatinya Bukan Untukmu, Tapi Mengapa Kau ‘Merasa’ Seperti Itu?

Ditengah majunya teknologi dan peradaban. Sudah saatnya kita bijak dalam menggunakan. Dulu kita mengenal istilah "Mulutmu harimaumu" mungkin istilah itu tidak lagi relevan. Ya, saat ini pepatah yang tepat adalah "Statusmu harimaumu". Karena mungkin pernah kita menemui teman kita sendiri yang sering menyindir atau ‘memaknai’ orang lain dalam status sosial medianya. Sering bukan?. Hal yang paling lucu dari sebuah status di sosial media adalah ditujukan untuk siapa, tapi yang merasa siapa. Dan itu yang hingga hari ini masih belum terjawab sebabnya. Yuk, mencoba bijak menyikapinya.

1. Kurangi Rasa Ingin Tahu, Kalau Anda Masih Terbiasa Menggerutu

Advertisement

Sebuah status tidak semua selalu muncul dalam sosial media kita. Karena ada saatnya, rasa kepo kita lah yang membuat semua mengarah kepada kita. Saat kita berusaha mencari, lalu menemukan entah itu status teman kita atau komentar orang lain yang tidak sesuai dengan persepsi kita. Mungkin hanya berujung pada nada sumbang atau umpatan karena sebuah tulisan. Setelah semua umpatan yang kita ucapkan, barulah kita kadang merasa aneh dengan sendirinya. Sehingga dengan tidak terlalu kepo, juga akan menyelamatkan kita dari status yang mungkin menimbulkan banyak cacian.

2. 2. Jangan Baperan, Anggap Saja Itu Guyonan

Baper itu gak baik

Baper itu gak baik via http://innayah.com

Baper adalah penyakit ketika kita jadikan hambatan untuk kemajuan. Namun baper adalah motivasi jika kita jadikan alasan untuk merubah diri. Mungkin sebuah status yang dibuat oleh teman atau orang lain yang merujuk pada kita, bukanlah apa-apa ketika kita bijak menyikapinya. Berhentilah mencampur adukan perasaan dengan sebuah tulisan. Karena memperdulikan semua hal kecil, hanya akan menjadikan hidupmu penuh illfeel. Sehingga dengan menjaga tingkat baper terhadap sebuah status bisa membuatmu tenang untuk online terus.

3. Jangan Sering Mengambil Kesimpulan, Dari Status Yang Selalu Dituliskan

Berfikir keras, tapi fleksibel

Berfikir keras, tapi fleksibel via http://malesbanget.com

Mungkin beberapa dari kita tidak asing dengan kisah nahas yang menimpa Kak Anah. Dari kisah itulah kita dapat membuktikan bahwa benar, "Jangan menilai buku hanya dari sampulnya". Anggap saja sebuah status yang dibuat oleh teman atau orang lain yang merujuk pada kita, bukanlah apa-apa ketika kita tidak terlalu sering mengambil kesimpulan darinya. Karena dengan mengambil kesimpulan, "Ini kayaknya buat aku deh", "Eh, aku ada salah apa ya kok dia bikin status gini" atau yang paling ekstrim menganggap "Ya ampun, ini fix gara-gara kemarin blablabla…". Hanya akan membuatmu semakin shock dengan statusnya. Jadi Stop, mulai hari ini hentikan kebiasan ini. Karena kita tidak akan bisa mengambil kesimpulan, hanya dari 280 karakter yang dipublikasikan.

Advertisement

4. Ketika Benar Status Itu Untuk Kita, Lebih Bijak Kalau Begini Menyikapinya

Bijaksana dalam bersikap

Bijaksana dalam bersikap via http://finansialku.com

Mungkin ada saatnya penjelasan nomer sebelumnya tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Berarti memang benar untuk kita lah status itu di tunjukkan. Namun, ketika semua tulisan itu berisi cacian, sudah bijak ketika kita tidak membalas dengan umpatan. Ketika kita membalas dengan hal yang sama, hanya akan menimbulkan persepsi buruk orang lain atas diri kita. Persepsi yang buruk atas kwalitas diri kita. Karena saling membalas dengan status, hanya membuat keadaan semakin tidak bagus.

5. Sudah Baca Sampai Lima, Masih Belum Menemukan Solusinya? Fix, Kamu Belum Saatnya Bermain di Dunia Maya

Dunia maya itu Dua Dunia

Dunia maya itu Dua Dunia via http://kompasiana.com

Ketika mencoba menyikapi status dengan berbagai ulasan sebelumnya, tak membuahkan hasil apa-apa. Karena ketika kamu masih bersikap kekanak-kanakan, sampai terus saling lempar sindiran melalui tulisan. Lebih baik kamu berhenti bermain sosial media, berhenti membaca update-an dari teman-teman. Mungkin lebih baik kalau kamu masih bermain layangan, atau sepakbola di lapangan. Karena pemikiranmu masih belum terbuka, untuk menerima pemikiran jagad maya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Kau hanyalah serpihan peradaban, ketika tak pernah mengusahakan perubahan"

CLOSE