Yakin Kamu Sudah Siap Menikah? Banyak yang Harus Disiapkan, Lho

MENIKAH. Adalah sebuah babak baru dan tantangan baru dalam perjalanan hidup seseorang. Walaupun sebagian orang terkadang dianugerahi Tuhan dengan tidak mengalami ritual ini, tetapi satu yang harus kamu ingat, Menikah adalah perkara bagaimana mencari Tuhan. Menikah ibarat seorang murid yang diberi tugas kelompok oleh guru. Tidak cukup hanya prinsip sama, kamu harus yakin betul kamu tau sifat jeleknya (yang biasanya sangat kamu benci. Tapi kok  ada padanya?!) dan juga kamu yakin kamu bisa mengandalkan dia!

PS: Durasi pacaran terkadang tidak menjadi jaminan kawan. Percayalah. Apalagi yang hanya sebentar (?) Karena cinta tidak buta, Pembenaranmu-lah yang membuat buta 😀 Sudah terlalu banyak artikel yang membahas persiapan pernikahan, tetapi sedikit yang membahas mengenai persiapan batin dan mental sebelum menikah. HERE WE GO!!!

1. Uang

Advertisement

Ini dilakukan pada pasangan yang sudah serius menikah saja lho ya. Adik-adik SMA atau SMP ngga usah dibahas dulu. Jajan cilok aja ya :p

Terbukalah mengenai seluruh harta materil yang kamu punya. Mengenai pendapatn perbulan, pengeluaranmu perbulan. Bahkan kalau sudah siap menikah, rincikan (kalo bisa dibuat catatan. For newbie, its really works!)

Sudah? hal yang tidak kalah penting adalah: bicarakan pula skema keuangan setelah menikah. Jangan lakukan persiapan pernikahan apabila belum mendapat kesepakatan. Skema keuangan meliputi: Bagaimana kira-kira pengeluaran perbulan? Siapa mentri keuangannya? Berapa persentase untuk tabungan setiap bulannya? Apakah ada pendapatan yang mau diberikan ke orangtua masing-masing? Kalo iya berapa?

Advertisement

Ini pembicaraan yang SANTAI ya. Kalo ngga dibawa santai, kalian akan pusing sendiri.

Tapi ingat, menikahlah dengan keyakinan yang penuh. Jangan sampai ada istilah membeli kucing dalam karung. Jangan sudah menikah, baru merasa terjebak.

2. Kewajiban dan Hak Baru

Jangan gue gue elo elo via https://markmanson.net

Advertisement

Ini juga tidak kalah penting. Karena dimasa pacaran abege abegean, hal-hal kayak gini nggak pernah dibahas. Seperti yang gue bilang tadi, jangan sampai terjebak didalam sebuah pernikahan.

Kewajiban dan hak misalkan, penjelasan kasar mengenai apa peran si laku-laki dan perempuan. Perempuan memasak, membersihkan rumah dan bekerja. Kalo laki-laki, misalkan memelihara taman, mereparasi perabotan rumah dll.

Jangan ada asumsi bahwa "dia pasti paham lah nanti" ingat, itu isi kepalamu ya.. bukan kepalanya! cobalah mengerti posisinya.

3. Kehidupan Sosial

Social Li(f)e via http://www.hongkiat.com

Banyak ada yang bilang setelah menikah, hubungan sosial dengan teman-teman menjadi renggang. Karena jarang kumpul lagi.

a: "bro nanti malam futsal ga?"

b:"ahhh pengen sih, tapi bini gue kasian dirumah sendirian"

a:"ah ga asik lo sob"

b:"sorry ya bro.."

Masalah ini juga harus mendapatkan kesepakatan sebelum menikah. Karena basic menikah adalah dua menjadi satu. Apa yang kamu lakukan pasti akan berimbas pada pasanganmu. Sehingga, bicarakan dan cari win-win solutionnya.

Karena ga selalu lho, dengan menikah kehilangan social life, bisa aja kalian membuat yang baru bersama. Masuk ke komunitas baru dengan interest yang sama. Atau dengan kesepatan misalkan malam sabtu adalah hari keluar buat masing-masing. Perempuan bisa rumpi dan reunian, yang cowo futsalan.

Satu yang harus di noted. Kesepakatan ya, win-win solution. Bukan tentang kamu atau aku tapi kita 😉

4. Kesehatan

Kalo kata peribahasa Jawa, untuk menikah dilihat bibit, bebet dan bobotnya. Secara nalar, hal ini masuk akal juga. Salahsatunya adalah kesehatan. Jangan malas untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga pasanganmu. Boro-boro pasangan, riwayat penyakit keluarga sendiri aja suka males

Hal ini paling enak dilakukan, karena ngga perlu sesi khusus untuk dibahas. Selama pacaran kamu seharusnya bisa mengulik gimana sih kualitas kesehatan pasangan kamu. Nah, kalo sudah serius ke jenjang pernikahan, temen-temen bisa melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah. Ini biasanya sih lebih fokus ke kesuburan masing-masing aja. Ngga wajib dilakukan kok.

5. Target Hidup

Hidup berdua bukan melulu cuma apa-apa dilakukan berdua. Masak, beresin rumah, atau bobo bareng. Cuma lebih ke arah kualitas hidup seseorang. Bagaimana dengan team yang kamu punya sekarang ini, target hidup kamu bisa kesampean.

"Kita 3 tahun lagi bikin cafe ya yank.. gimana?"

"Gimana kalo tahun 2025 kita coba cari kerja ke Philipina?"

Kalian adalah team yang solid nantinya setelah sah menjadi suami istri. Weekend jalan-jalan adalah sebuah euforia sementara. Pada akhirnya, integritas dan kualitas kalian sebagai manusia dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.

#OKBRO? (Ala om Dedi Corbuzier) Goodluck.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ngga bisa ngomong puitis romantis kayak penulis hipwee kebanyakan. Realistis aja.

CLOSE