Yuk Belajar Dari Filosofi Bunga Sakura, Manajemen Waktu dan Disiplin Diri dari Jepang!

Di depan gerbang surga ada barisan jam dinding dari tiap-tiap negara. Kecepatan perputarannya bergantung pada tingginya tingkat korupsi di negara tersebut. Semakin tinggi tingkat korupsinya, semakin cepatlah perputaran jarum jamnya.

Suatu hari salah seorang warga dari Indonesia yang berada di surga bertanya kepada malaikat, “ Saya kok gak melihat jam dari negara saya ?”

Malaikat tanya,” Anda dari negara mana emang ?”

“ Saya dari Indonesia. Apa jangan-jangan negeri saya sudah bebas dari korupsi?”

Malaikat menjawab, “ oh, jarum jam dari negara anda saya letakkan di dapur jadi kipas angin, karena perputaran jarum jamnya kenceng bener melebihi rata-rata perputaran  jarum jam di sini.”

1. Mari Menghitung Waktu yang Persis Efektif

aktivitas via http://gelut.com

Advertisement

Promod Brata, dalam bukunya yang berjudul Born to Win menjelaskan, jika manusia diberi oleh Tuhan hidup sampai usia 70 tahun, kira-kira seperti inilah pembagian waktunya :

25 tahun untuk tidur

8 tahun untuk studi dan pendidikan

Advertisement

6 tahun untuk istirahat dan sakit

7 tahun untuk liburan dan rekreasi

Advertisement

5 tahun untuk komunikasi

4 tahun untuk makan

3 tahun untuk transisi kegiatan

Jadi waktu yang persis efektif adalah :

12 tahun untuk bekerja

Pertanyaannya, jika ingin meningkatkan waktu untuk bekerja, kira-kira pekerjaan apa yang harusnya kita kurangi? Orang yang bijak akan menggunakan waktunya dengan bijak. Ia optimalkan waktu untuk menghasilkan dampak yang besar dalam hidupnya. Ia efisienkan waktunya untuk melakukan aktivitas yang produktif yang membawa perbaikan dalam hidupnya.

2. Waktu Adalah Emas

budaya kerja via http://kaskus.co.id

Masyarakat Jepang ternyata sangat kental dengan kedisiplinannya terhadap waktu. Bagi masyarakat Jepang, waktu terlalu berharga untuk dibuang tanpa hasil. Saya gak bisa membayangkan betapa bingungnya masyarakat Jepang jika melihat kelakuan masyarakat kita sehari – hari. Yang waktunya dihamburkan untuk jalan-jalan keliling mall, menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk chatting-an, YM –an, berfacebook dan bertweet-tweet ria tanpa tujuan yang jelas. Pasti pingsan keheranan mereka.

Bagi mereka waktu adalah emas. Bukannya sok tahu, tapi coba lihat bagaimana orang Jepang kalau berjalan, seperti sedang mengejar sesuatu. Hampir kayak berlari. Kalau anda amati hampir semua orang Jepang selalu memakai jam tangan kemana pun mereka pergi. Kalau di Indonesia anda sudah terbiasa menunggu kereta yang datangnya telat. Kalau di Jepang jangan harap anda bisa mengalami kejadian yang semacam itu. Apabila anda terlambat sedikit saja kereta, anda harus menunggu kereta selanjutnya. Begitulah sangat bertolak belakang dengan budaya Indonesia yang terkenal dengan jam karet.

3. Hiduplah Untuk Hari Ini

Ada salah satu hobi yang paling digemari oleh masyarakat kita, yaitu menunda-nunda pekerjaan. Ketika ada tugas atau pekerjaan yang harus kita selesaikan, kita dengan entengnya bilang, ntar dulu deh, besok aja lah, nanti lah. Padahal kita tidak pernah tahu apakah nanti kita akan mendapat tugas yang lebih besar lagi atau enggak. Bisa jadi besok kita akan mendapatkan pekerjaan baru yang tiba-tiba hadir. Menunda pekerjaan yang sebenarnya bisa kita kerjakan saat ini pada dasarnya adalah menabung masalah.

Itulah sebabnya Willian Ellen White pernah bertutur, “ Banyak orang yang gagal untuk hari ini. Mereka habiskan hidup untuk menggapai hari esok. Sesuatu yang sudah ada di tangan mereka hari ini, mereka lewatkan begitu saja, karena masa depanlah yang membuat mereka penasaran….Tahu-tahu masa depan sudah menjadi masa lalu.”

4. Filosofi yang Dalam dari Bunga Sakura

Keunikan dari bunga sakura ini adalah ketika melihatnya, maka yang terlihat pertama kali adalah bunga ini akan mekar tanpa adanya sehelai daun.

Kenapa begitu?

Daun dari bunga sakura justru akan tumbuh setelah bunganya mekar. Bunga sakura hanya akan mekar sekitar satu sampai dua minggu, sebelum tertiup angin dan terkena hujan. Setelah itu bunganya akan rontok dan barulah daunnya akan muncul dan akan terus tumbuh hingga musim panas berakhir.

Mekar dan bergugurannya bunga sakura, adalah bukti bahwa tidak ada kehidupan yang kekal di dunia. Kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan memanggil kita dari muka bumi ini.

Waktu adalah karunia berharga yang diberikan Tuhan kepada manusia. Hidup tidak lain adalah waktu itu sendiri. Jika kita tidak mengisi waktu dengan kebaikan, itu artinya kita tidak mengisi hidup kita dengan kebaikan. Kita habiskan detik demi detik usia kita dengan aktivitas yang tidak membaikkan kualitas hidup kita.

Saya yakin orang-orang besar dalam sejarah pasti memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Mereka mengisi detik demi detik usia mereka dengan aktivitas yang lebih padat dibandingkan dengan orang rata-rata.

5. “Saya Tidak Punya Waktu Sedikitpun Untuk di Sia-siakan”

Pablo Picasso via http://gennadiy.co.uk

Dunia mengenal Pablo Picasso sebagai seorang seniman sejati yang menghabiskan waktunya 18 jam dalam sehari untuk melukis. Bahkan pada usia 90 tahun Picasso masih menghasilkan lukisan yang luar biasa.

Ketika ditanya tentang prinsip hidupnya, jawabannya membuat kita tersindir,” saya tidak mempunyai waktu sedikitpun untuk disia-siakan!”

Begitu juga dengan Albert Einstein karena dia mengabdikan diri dalam dunia eksak, maka seluruh hidupnya dia habiskan untuk melakukan kegiatan-kegiatan eksak. Bahkan ia menganggap memakai kaos kaki adalah suatu kerumitan hidup yang tak perlu dilakukan.

Albert Einstein : "…memakai kaos kaki adalah suatu kerumitan hidup yang tak perlu dilakukan "

6. Membiasakan Diri Mengatur Skala Prioritas

bekerja efektif via http://akibanation.com

Lalu bagaimana cara yang paling tepat mengatasi kebiasaan buruk kita yang sudah terlanjur suka banget menunda-nunda pekerjaan ? Salah satu jawabannya adalah dengan membiasakan diri. Awalnya mungkin dengan paksaan. Kalau dalam diri kita muncul rayuan untuk menunda pekerjaan, segera lawan. Paksa diri untuik segera memulai melakukan pekerjaan. Kalau itu selalu kita lakukan, maka lama-lama kita akan menjadi terbiasa untuk hidup dalam kedisplinan.

Cara lain agar bisa menggunakan waktu dengan baik adalah membiasakan diri untuk mengatur skala prioritas pada apa yang akan kita kerjakan. Biasakanlah mengeset skala prioritas dari pekerjaan kita setiap hari sehingga kita bisa fokus pada satu pekerjaan pada satu waktu.

Tidak semua orang paham akan prioritas kita…..senyum saja kawan, selesai kan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

why so serious...

9 Comments

  1. ridhwan_syah berkata:

    kereenn…semoga bisa mengamalkan. 😀

  2. Dewi RA berkata:

    thanks Gibran

  3. Endang Syishara berkata:

    Terkadang rasa malas mengalahkan segalanya, smg slalu bs disiplin

CLOSE