Yuk, Kenali Kekerasan Emosional dalam Hubungan, Biar Kamu Tetap Awet Sama Pasangan

Yuk, cari tahu cara mengatasinya!

Merasa dikucilkan dan disakiti, merasa tidak pernah cukup, dan pertengkaran yang tidak pernah berhenti. Jika pernyataan ini menggambarkan hubunganmu, kemungkinan kamu sedang mengalami kekerasan secara emosional dalam sebuah hubungan. Kekerasan emosional dalam hubungan dapat terlihat jika pasanganmu selalu mengucapkan kata-kata kasar dan mengintimidasi yang secara perlahan akan mengganggu kesehatan mentalmu.

 

Emotional  abuse atau kekerasan emosional merupakan salah satu kekerasan yang paling sulit dikenali. Mengapa? Karena tidak ada dampaknya secara fisik, sehingga seringkali tidak dihiraukan.

 

 Namun, luka yang membekas dapat dilihat dalam bentuk kepercayaan diri yang menyusut atau dalam perasaan tidak aman karena ancaman sang pelaku. Kebanyakan kasus emotional abuse menyebabkan korban merasa tidak berdaya, takut dan bingung karena pelaku berhasil membuat korban hilang percaya diri dan merasa tidak berharga.   
  
 Dengan kurangnya bukti nyata, banyak korban kekerasan emosional mulai menganggap normal perilaku pasangannya. Jauh lebih mudah untuk membuat alasan jika ada bukti fisik, menciptakan siklus yang sulit untuk melarikan diri dan menyebabkan banyak korban menyalahkan diri mereka sendiri atas kesalahan pasangan mereka. 

Bagaimana cara mengenali emotional abuse? Percayalah pada insting dan perasaanmu tentang orang lain. Terkadang, sang pelaku selalu merendahkanmu dan menyalahkanmu. Di lain waktu, mereka bersikap baik-baik saja namun perkataannya kasar. Emotional abuse sangat berbahaya dan manipulatif, jadi percayalah pada nalurimu; ia memberitahumu sesuatu.

 

Berikut tanda-tanda dan perilaku dari emotional abuse!

 

  • Terus-menerus mempermalukanmu orang di depan orang lain.
  • Membuatmu merasa selalu salah karena pelaku selalu mengkritik.
  • Mengandalikan seluruh tindakan dan keputusanmu.
  • Kekurangan dan kegagalanmu selalu diungkit-ungkit.
  • Pasanganmu mengucilkan dan meremehkan setiap impian dan cita-citamu
  • Pelaku tidak dapat menerima kritik atau mendengarkan lelucon dari orang lain tentang diri mereka sendiri tanpa emosi.
  • Mengisolasi dirimu dari teman-teman atau keluarga dengan alasan ingin menghabiskan waktu denganmu dan membuatmu merasa bersalah.
  • Membuatmu seolah-olah kurang baik dan harus merasa bersyukur dan berterima kasih memiliki sang pelaku menjadi pasanganmu.
  • Pendapatmu selalu dianggapnya salah dan hanya dia yang benar.
  • Mengancam dengan halus dan biasanya disamarkan sebagai alasan untuk menolongmu.
  • Ketika tidak sedang bersamamu, pelaku terus menerus mencurigaimu dan menanyakan kegiatan, dengan siapa dan dimana kamu berada.

 

CARA MENGATASI EMOTIONAL ABUSE DALAM HUBUNGANMU

Langkah pertama dalam berurusan dengan hubungan yang menyiksa secara emosional adalah menyadari bahwa hal itu terjadi. Jika kamu dapat   mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan emosional dalam hubunganmu, penting untuk mengakui hal itu terlebih dahulu. Dengan jujur ​​tentang apa yang kamu alami, kamu dapat mulai mengendalikan hidupmu lagi.

 

 Yuk, lakukan hal ini untuk mengatasi kekerasan emosional dalam hubunganmu!
  

 

  

1. Memprioritaskan kesehatan mental dan fisikmu.

Berhentilah memikirkan bagaimana cara untuk membuat sang pelaku senang. Lakukan sesuatu yang membuatmu berpikir positif dan kenali siapa dirimu. Istirahatlah yang cukup dan makan makanan yang sehat. Mempedulikan dan merawat diri sendiri adalah langkah paling awal untuk menghindari kekerasan emosional.

2. Menetapkan batas bagi pelaku.

Biarkan sang pelaku tahu bahwa menghina, merendahkan, bersikap kasar padamu bukanlah hak mereka dan kamu tidak akan lagi tinggal diam. Kemudian, beri tahu konsekuensi atas perbuatan mereka dan kuncinya adalah menindaklanjuti batasan yang kamu buat.

3. Berhenti menyalahkan diri sendiri.

Terus-menerus menghadapi kekerasan emosional mungkin membuatmu selalu merasa segala sesuatu adalah salahmu. Pasanganmu mencintaimu, namun mengapa mereka memperlakukanmu seperti ini? Masalahnya bukanlah dirimu, tapi mereka. Kekerasan adalah pilihan. Jadi berhentilah menyalahkan diri sendiri untuk sesuatu yang tidak bisa kamu kendalikan.

4. Sadarilah bahwa bukan tugasmu untuk memperbaiki perilaku mereka.

Terlepas dari niat baikmu, kamu tidak akan pernah bisa mengubah orang yang secara emosional kasar dengan menjadi orang lain dan memperlakukan mereka berbeda. Orang yang kasar membuat pilihan untuk berperilaku kasar. Ingatkan dirimu bahwa kamu tidak akan bisa mengontrol tindakan mereka. Satu-satunya yang bisa kamu kendalikan adalah responmu akan perilaku mereka.

5. Jangan terlibat dengan orang yang kasar.

Dengan kata lain, jika pelaku mencoba memulai pertengkaran denganmu, mulai menghina, dan menuntut sesuatu darimu atau mengamuk karena cemburu, jangan mencoba untuk membuat penjelasan, menenangkan perasaan mereka atau mminta maaf untuk hal yang tidak kamu lakukan. Jika memungkinkan, menjauhlah dari situasi ini. Berdebat dengan pelaku hanya membuatmu semakin dikucilkan dan sakit hati.

6. Berkomunikasi dengan orang yang mendukungmu.

Jangan menutupi keadaanmu. Cobalah cerita dengan teman dekatmu, anggota keluarga atau bahkan penasihat tentang apa yang kamu alami. Habiskan banyak waktumu dengan orang-orang yang mendukung dan membuatmu merasa tenang.

Orang-orang ini akan membuatmu merasa tidak terisolasi dan kesepian. Kamu dapat mendengar perspetif baru dari pandangan orang lain agar kamu dapat membuat keputusan rasional. 

7. Persiapkan diri untuk keluar dari hubungan yang menyiksa.

Jika pasanganmu tidak memiliki niat untuk mengubah perilaku buruk mereka, kamu tidak bisa terjebak dalam hubungan tidak sehat ini selamanya. Pada akhirnya hubungan tersebut hanya merugikan kamu baik secara mental maupun fisik. Setiap situasi berbeda. Mungkin kamu memerlukan langkah-langkah untuk mengakhiri hubunganmu. Coba diskusikan pemikiran dan ide-idemu dengan orang-orang yang kamu percayai.

 

 

 Apapun yang  mereka katakan dan bagaimanapun kamu diperlakukan, kamu layak untuk dicintai dan dihormati. Semakin kamu menyadari hal ini, maka semakin kecil kemungkinan kamu akan membiarkan orang lain menyakiti dan tidak menghargaimu. Jangan menerima perilaku kekerasan emosional dari siapapun dan appaun alasannya. Ingat, kamu berhak diperlakukan dengan baik!
  

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini