10 Kutipan Tan Malaka yang Akan Menampar Sekaligus Membakar Semangat Masa Mudamu

kutipan Tan Malaka

Kamu yang pernah (atau masih) aktif menjadi aktivis kampus, mungkin tak asing mendengar nama Tan Malaka. Seorang tokoh penggerak kemerdekaan yang namanya sempat terlupakan dari peta sejarah kemerdekaan Indonesia. Padahal jasa-jasanya untuk Indonesia tak bisa disepelekan begitu saja. Dialah yang pertama kali mencetuskan konsep negara Indonesia dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (1925).

Advertisement

Meski berideologi kiri, namun kontribusi Tan Malaka pada Indonesia tak bisa dianggap sebelah mata, kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sampai menyebabkan dirinya pernah menjadi buronan interpol. Tak hanya itu, Tan Malaka bahkan turut serta bertempur melawan Belanda secara langsung di lapangan. Namun, nahasnya, kegigihannya berjibaku memperjuangkan kemerdekaan harus berakhir tragis kala nyawanya jatuh di tangan tentara republik Indonesia sendiri.

Dengan segala kontribusinya untuk Indonesia, hingga hari ini sosoknya sangat pantas untuk dijadikan panutan bagi millennial Indonesia. Tak hanya pemikirannya, aksi nyatanya untuk Indonesia pun bisa dijadikan inspirasi bagi banyak anak muda Indonesia. Yakni untuk tidak menuntut, melainkan memberi kontribusi yang nyata untuk tanah air. Untuk memantik semangatmu berkontribusi pada Indonesia, berkaitan dengan momen Sumpah Pemuda, berikut ini Hipwee rangkumkan 10 kutipan Tan Malaka yang akan menamparmu untuk jadi lebih baik.

1. Kutipan dari seorang Tan Malaka yang mampu menampar millennial Indonesia. Untuk menjadi anak muda yang kritis dan berani menawarkan perubahan

Idealismemu adalah kemewahanmu via kordasulutgmpi.com

Indonesia butuh anak muda yang kritis dan mampu menjadi penggerak perubahan. Idealisme anak muda seringkali jadi kunci perubahan di negeri ini. Meski ditengah tekanan untuk terus berubah mengikuti sistem dan birokrasi, petuah ini mengingatkan kita yang muda bahwa idealisme itu layak dipertahankan

Advertisement

2. Pendidikan bukan untuk mengubah seseorang menjadi tinggi hati. Pendidikan seharusnya untuk mengasah kepekaan seseorang pada lingkungan sekitarnya

Pendidikan seharusnya mem

Pendidikan seharusnya membuat seseorang lebih peka terhadap lingkungannya via nationalgeographic.co.id

Kalimat ini begitu tajam menohok mereka yang berpendidikan tinggi, namun enggan peduli dengan sekitaran. Padahal, dengan ilmu yang dimiliki, seharusnya mereka memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Lebih lanjut, untuk berkontribusi pada lingkungan sekitar.

3. Sebuah kalimat tajam nan menohok bagi mereka melupakan identitas aslinya. Boleh saja terinspirasi kemajuan ala Barat, tapi tindakanmu tetap harus menyesuaikan adat timur

Jangan kebarat-baratan.

Jangan kebarat-baratan via dailymail.co.uk

Boleh saja mengadopsi gaya pemikiran barat yang terbuka dan berorientasi pada kemajuan. Namun, lelaku kita harus berlandaskan gaya ketimuran.

4. Belajarlah untuk memahami, bukan untuk menjadi mesin fotokopi yang hanya menelan mentah-mentah teori

Jangan hanya menghapal, tapi memahami.

Jangan hanya menghapal, tapi memahami via mirror.co.uk

Kalimat ini diperuntukkan kepada mereka yang menempuh studi untuk mengejar nilai semata. Hingga tanpa disadari, ilmu yang mereka pelajari tak lagi untuk dipahami, melainkan hanya ditelan mentah-mentah saja.

Advertisement

5. Jangan terburu mengambil keputusan, pikirkan dengan matang agar tak salah melangkah ke depan

Jangan gegabah dalam bertindak.

Jangan gegabah dalam bertindak. via

Terkadang kegagalan bukan karena usaha yang kurang maksimal, tapi lantaran kurangnya pertimbangan. Karenanya, jangan terburu dalam bertindak. Bertaruh dengan resiko boleh saja, namun pertimbangan yang matang, mutlak diperlukan.

6. Jangan biarkan dirimu menjadi orang yang egois. Sedikit kontribusimu pada masyarakat sangatlah berarti

Berkontribusilah untuk masyarakat.

Berkontribusilah untuk masyarakat. via unsplash.com

Manusia yang egois adalah mereka yang enggan berkontribusi untuk orang lain. Untukmu millennial Indonesia, baiknya tergerak untuk berkontribusi pada orang lain dan lingkungan sekitar.

7. Sesungguhnya yang terpenting adalah proses, bukan hasilnya. Apa pun hasilnya nanti, nikmati saja prosesmu berlelah-lelah mencapai kesuksesan

Bukan hasilnya, tapi prosesnya.

Bukan hasilnya, tapi prosesnya. via unsplash.com

Karena saat kamu terlalu memedulikan hasilnya, kamu tak akan menikmati prosesnya. Pun saat hasilnya tak sesuai dengan keinginan, setidaknya kamu sudah mengerahkan daya dan upaya terbaik yang kamu punya.

8. Tanpa disadari, kadang kita begitu diperbudak oleh pekerjaan yang nahasnya itu untuk kekayaan orang lain semata

httpsunsplash-comsearchworkingphototznbaktucti

Kadang kita seperti diperbudak oleh pekerjaan. via unsplash.com

Petikan kalimat untukmu para pekerja muda yang tanpa sadar sudah diperbudak oleh pekerjaan. Kerja keras tiada henti, sampai mengorbankan diri sendiri.

9. Petikan Tan Malaka ini semoga meyakinkan anak muda Indonesia yang pesimis dengan tanah airnya sendiri

Bukti bahwa Indonesia adalah negeri yang besar.

Harus yakin bahwa Indonesia adalah bangsa  yang besar via nationalgeographic.co.id-

Indonesia punya potensi untuk menjadi negara yang maju, tak sekadar hanya berkembang. Untuk itu, anak muda Indonesia harus optimis mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

10. Sampai hari ini semangat juang seorang Tan Malaka masih menginspirasi millennial Indonesia yang optimis bahwa Indonesia bisa lebih baik

Tan Malaka

Meski telah tiada, semangatnya tetap menginspirasi anak muda Indonesia. via kompasiana.com

Meski berideologi kiri, nyatanya kontribusi Tan Malaka terhadap Indonesia tak bisa dianggap sebelah mata. Dengan segala kontribusinya untuk kemerdekaan Indonesia, amat disayangkan jika sosoknya seolah terlupakan dari peta sejarah Indonesia.

Semoga 10 kutipan Tan Malaka di atas menginspirasimu untuk berkontribusi pada Indonesia. Sebab tak ada gunanya jika kita hanya protes menuntut perubahan, jika diri kita sendiri tak berkontribusi apa-apa untuk Indonesia. Sekecil apa pun kontribusimu untuk Indonesia sangat berarti, ketimbang hanya sekadar bersuara tanpa aksi nyata.

Selamat memperingati hari Sumpah Pemuda untuk kita semua!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belum bisa move on dari Firasat-nya Dewi Dee.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE