Jangan Asal Omong Depan Kamera, Apalagi Sombongkan Diri Kayak Young Lex. Ini 5 Alasannya!

Semenjak viralnya lagu ‘Bad’ yang diduetkan dengan Youtuber fenomenal Awkarin, nama Young Lex menjadi familiar. Tidak cuma untuk kalangan pecintaa hiphop, tapi juga untuk orang-orang awam penyuka musik pop ataupun melayu. Beberapa kali bahkan nama Young Lex merajai mesin pencarian dan wara-wiri di dunia hiburan digital.

Advertisement

Tapi berita terakhir yang muncul justru bernuansa negatif, yaitu Young Lex terlibat perseteruan dengan Rapper senior Iwa K. Semuanya berawal dari pernyataan Young Lex saat menjalani interview dengan sebuah media online. Dalam artikel yang diterbitkan oleh metrotv.news itu, Young Lex mengatakan bahwa Iwa K dianggap legend karena dia terkenal duluan, bukan karena skill. Popularitas Iwa K, menurut Young Lex, didongkrak oleh hiphop sendiri yang saat itu sedang booming di luar negeri.

Perseteruan terbaru

Perseteruan terbaru via www.popmagz.com

Pihak Young Lex sendiri sudah menghubungi Iwa K, untuk mengonfirmasi bahwa Young Lex tidak bermaksud menghina dirinya. Kata-kata tersebut hanyalah hasil dari pelintiran media. Tapi setelah dikonfirmasi ke wartawan yang bersangkutan, justru ada bukti rekaman yang menunjukkan kalau tidak ada yang diubah, apalagi dipelintir. Mengungkapkan kekesalannya, Iwa K menulis status panjang lebar di media sosialnya menjawab celaan Young Lex itu. Dan seperti biasa, netizen pun heboh.

Hampir semua merespon negatif komentar Young Lex yang dianggap menggunakan cara-cara yang tidak oke untuk meraih popularitas. Hingga saat ini sih belum ada konfirmasi dari pihak Young Lex-nya. Tapi sudah terlanjur banyak netizen yang beranggapan bahwa Young Lex sudah terlalu terlena dengan popularitas yang dia dapatkan, dan jadi lupa daratan. Yah apapun masalahnya, semoga kehebohan ini segera menemui titik terangnya. Tapi perseteruan Young Lex dan Iwa K ini bisa menjadi pengingat untuk kita semua, bahwa posisi yang tinggi bukan alasan untuk sembarangan bertindak ataupun berkata-kata.

Advertisement

1. Orang bilang semakin ke atas, angin semakin kencang. Barangkali angin tak hanya datang dari luar, melainkan dari dalam diri sendiri

Semakin ke atas, anginnya semakin kencang

Semakin ke atas, anginnya semakin kencang via marketingtipsfortranslators.com

Perjalanan manusia seringkali diibaratkan dengan mendaki gunung. Semakin kira mendekati puncak, angin akan semakin terasa. Semakin ke atas, hembusan anginnya semakin kecang. Cobaan yang akan diterima juga semakin berat, karena daya kita juga meningkat dan godaan juga semakin besar. Tapi mungkin angin yang kencang itu tidak hanya berasal dari luar, melainkan dari dalam diri sendiri juga.

Karena merasa punya daya, punya posisi yang tinggi, rentan sekali membuat kita merasa paling hebat. Jabatan yang tinggi membuat kita enggan memandang ke bawah, dan memperlakukan orang lain semena-mena, hanya karena menganggap dia tidak punya daya yang sama. Hal-hal semacam ini juga merupakan godaan, yang mungkin justru lebih berbahaya daripada angin yang bertiup dari luar.

2. Sedikit berbangga diri memang manusiawi, toh kita memang harus menghargai diri sendiri. Namun percaya diri tidak sama dengan menyombongkan diri

Advertisement
Setiap keberhasilan memang harus dirayakan

Setiap keberhasilan memang harus dirayakan via nativeyewear.tumblr.com

Setiap prestasi yang diraih oleh diri sendiri memang wajib dihargai. Sedikit berbangga diri tak apa, toh untuk meraih kesuksesan itu tidak mudah juga jalan yang harus kamu lalui. Terkadang kita memang terjebak dalam euforia, terlalu bahagia karena akhirnya apa yang kita usahakan akhirnya menjadi kenyataan. Namun kita juga harus memberi batas yang tegas antara menghargai diri sendiri dan menyombongkan diri.

Sekilas keduanya akan terlihat sama-sama percaya diri. Tapi yang sungguh-sungguh percaya diri adalah dia yang menghargai diri sendiri. Sementara yang sibuk menyombongkan diri, justru belum tentu benar-benar percaya diri atau hanya sekadar berusaha menutupi rasa insecure-nya dengan arogansi.

3. Menjaga sikap dan perkataan harus tetap dilakukan, tak peduli sedang ada di posisi mana kah kamu saat ini

Di manapun posisi kita, tak ada alasan untuk meremehkan yang lainnya

Di manapun posisi kita, tak ada alasan untuk meremehkan yang lainnya via www.disneybymark.com

Angin yang muncul dari dalam diri sendiri itulah yang paling mengkhawatirkan. Karena yang bisa meredakan angin ini hanyalah diri sendiri, sementara orang lain tidak bisa membantu apa-apa. Meskipun kita yang sudah berusaha keras untuk meraih posisi kita saat ini berhak untuk berbangga diri, namun itu bukan alasan untuk bersikap suka-suka. Cela sana-cela sini, merasa punya power sendiri. Meremehkan orang lain, karena merasa paling hebat sendiri.

Setinggi apapun posisi kita, hati kita harus tetap berada dalam posisi yang rendah, sehingga kita bisa merasakan hal-hal di sekitar kita. Hati yang terlalu tinggi tidak bisa melihat sekitar. Segala sikap dan tindakan harus tetap dijaga, agar tidak merugikan diri sendiri nantinya.

4. Persaingan sehat tidak memerlukan aksi yang menyudutkan. Berkibar lewat prestasi, adalah sebaik-baiknya janji

Hidup membutuhkan persaingan yang sehat

Hidup membutuhkan persaingan yang sehat via see-more-of-life.tumblr.com

Tak hanya dalam jagad hiburan, persaingan terjadi di jagad manapun. Mungkin ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh seorang filosof sekaligus Negarawan, Thomas Hobbes, bahwa manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Hidup penuh persaingan, dan terkadang saling memangsa. Karena untuk bertahan di hidup yang keras ini, kita butuh menjadi kuat dan mandiri. Namun persaingan yang benar tentu persaingan yang sehat.

Seperti dalam dunia kampanye, kampanye yes, black-campaign jelas no. Persaingan yang sehat adalah persaingan dengan menunjukkan prestasi diri sebaik-baiknya, bukan dengan cara menjatuhkan pihak lainnya. Nah, apakah Young Lex hanya sekadar kurang hati-hati bicara, ataukah memang begitulah trik marketing dunia hiburan yang membutuhkan sensasi pendongkrak popularitas, kita yang awam ini hanya bisa menduga-duga.

5. Dunia selalu berputar. Tak ada alasan untuk meremehkan orang lain. Sebab dua menit ke depan, kita tak pernah tahu apa yang terjadi

Kita tak pernah tahu apa yang terjadi di depan

Kita tak pernah tahu apa yang terjadi di depan via touchmeintheheart.blogspot.co.id

Setinggi apapun posisi kita saat ini, selalu ada kemungkinan kita terpeleset, atau terguling karena tak mampu menahan angin yang terlalu kencang. Sehebat apapun kita saat ini, tidak ada jaminan bahwa kita akan hebat selama-lamanya dan akan dikenang sebagai seorang superhero. Sebab hidup penuh dengan ketidak-pastian, maka kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi bahkan dalam dua menit ke depan. Jadi apa alasan kita untuk meremehkan atau memandang rendah orang lain? Siapa tahu dalam beberap waktu ke depan, dia yang diremehkan yang menjulang, sementara kita justru terperosok jatuh ke lubang.

Di manapun posisi kita, hati-hati dalam bertindak dan berbicara adalah mutlak perlunya. Menjaga sikap dan perkataan tidak selalu berarti pencitraan, melainkan sebuah sikap penempatan diri sendiri. Sebab kamu, saya, kita adalah makhluk yang hidup di alam semesta yang serba misterius. Di depan kita ada sebuah kelambu yang menutupi pandangan. Apa yang di balik kelambu itu, kita tidak pernah tahu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE