5 Anak Muda Berprestasi Ini Berjuang dari Bawah. Jadi Yakin, yang Penting Adalah Sikap Pantang Pasrah

Bermimpi memang jadi hak semua orang. Tapi perjuangan sebenarnya baru dimulai ketika bangun dan berusaha mewujudkan mimpi tersebut. Pasti banyak tantangan yang akan ditemui dalam perjalanan, yang terkadang menggodamu untuk menyerah saja. Namun selagi muda, energi yang tersedia baiknya dimanfaatkan untuk mengejar kesempatan-kesempatan yang tersedia di depan mata.

Walau terlihat nyaman, tapi prestasi tidak datang dengan sendirinya. Di balik itu, ada perjuangan panjang yang tak jarang dimulai dari bawah. Kali ini Hipwee akan mengulas profil 5 anak muda berprestasi yang perjuangannya layak kamu jadikan inspirasi. Mereka semua merupakan penerima Djarum Beasiswa Plus dari Djarum Foundation dengan segudang prestasi. Yuk, simak!

1. Reinhardt Graciano Rongre, insinyur muda yang berani ambil tantangan. Aktif berkegiatan lintas jurusan untuk tambah pengalaman baru

Reinhardt

Ano, ia biasa dipanggil, adalah insinyur muda yang memiliki passion di bidang sosial. Ketika diterima menjadi mahasiswa jurusan Teknik Elektro di ITB, Ano merantau dari Jakarta ke Bandung untuk belajar sekaligus mengembangkan diri. Karena ilmu tidak cukup hanya dicari di bangku perkuliahan, Ano memberanikan diri ikut berbagai kegiatan di dalam dan luar kampus.

Ano menjadi perwakilan Indonesia dalam London International Model United Nations (LIMUN) 2014. Di sana, ia memenangkan penghargaan Best Position Paper in LIMUN’s UNESCO di kota yang terkenal dengan menara jam raksasanya itu. Selepas lulus kuliah, Ano meniti karirnya sebagai engineer di sebuah perusahaan energi internasional.

Bagi Ano, latihan kepemimpinan bukan cuma untuk ukir prestasi, tapi bekal mumpuni untuk memasuki dunia kerja.

Reinhardt2

Awalnya, Ano mengikuti beasiswa untuk meringankan beban orang tua. Sesederhana itu. Namun, kesempatan yang diambilnya ini ternyata justru mengembangkan berbagai soft skills yang dibutuhkan.

Kesempatannya berkarya di Model United Nations pun dijalaninya lewat bimbingan dari National Training dari Djarum Foundation yang menggembleng kemampuan dirinya dan tim dalam ajang bergensi ini.

Setelah lulus kuliah, Ano merasa bahwa latihan kepemimpinan yang ia dapatkan semasa mengikuti berbagai organisasi menjadi bekalnya di dunia kerja. Karena telah terbiasa beradaptasi, dan terekspos ke pergaulan internasional, Ano jadi mudah menyesuaikan diri dengan rekan baru dan pimpinan di perusahaan. Tugas dan pekerjaan apa pun dan dalam taraf kesulitan seberapa pun mampu ia tangani dengan percaya diri.

“Jadilah seorang yang percaya diri dan selalu bangga menjadi diri sendiri. Nantikan dan sambut kesuksesanmu di depan mata.”

3. Venny Johan, Gadis muda dari Palopo yang memperjuangkan mimpi sampai tanah Amerika

Venny1

Lulusan Universitas Udayana ini tumbuh di Palopo, Sulawasi Selatan, kota kecil yang ditempuh 8 jam perjalanan darat dari Makasar.. Ia mendapatkan kesempatan emas mengikuti program pertukaran pelajar tingkat SMA selama setahun di negara bagian Wisonsin, Amerika Serikat pada tahun 2007. Lalu pada 2013, ia mendapatkan beasiswa. Tak henti mengejar mimpinya. Venny kemudian berjuang mewakili Indonesia dalam ajang Harvard World Model United Nation 2015 di Korea Selatan sebagai delegasi Djarum Foundation.

Saat ini Venny menjadi manager Brand Activation di perusahaan kendaraan online yang berbasis di Bali. Ia mengelola strategi promosi untuk komunikasi dan pemasaran untuk brand perusahaan tempatnya bekerja.

Venny belajar banyak soal teknik manajemen komunikasi. Ternyata komunikasi efektif adalah awal karakter pemimpin hebat.

Venny2

Calon pemimpin bangsa adalah mereka yang bisa menyampaikan hasil pemikiran dengan baik. Itulah yang diterapkan dalam proses pengembangan diri Venny lewat Character Building yang didapatkannya sebagai penerima beasiswa.

Lewat proses ini, ia berkembang menjadi pribadi yang memiliki karakter kuat, serta peka terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar. “Hidup sangatlah menakjubkan, raih mimpimu tanpa melihat batasan apa pun. Sebab, mimpi hanya berjarak sejengkal dari keningmu”

3. Ryanda Adiguna, dari belajar di Kanada sampai mengajar setahun di Kabupaten Bima

Djarum2

Ryanda adalah alumni Jurusan Hubungan Internasional dari Universitas Riau. Ketika kuliah, ia mendapatkan kesempatan mengikuti program pertukaran pemuda ke Kanada yang membuka matanya terhadap kekayaan budaya dunia. Pulang ke Indonesia, Ryanda mewakili Riau dalam ajang Pemilihan Duta Wisata Indonesia.

Tumbuh dalam keluarga Minang, ia memiliki tekad kuat untuk membangun daerahnya. Ryanda memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Tak berhenti dalam prestasi sebagai Paskibraka tingkat nasional, ia mendedikasikan satu tahun hidupnya untuk mengajar di daerah pelosok yang jauh dari daerah asalnya.

Ryanda mengabdi sebagai guru sekolah dasar di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, dalam program Indonesia Mengajar.

Menjadi pemimpin yang memiliki kompetensi global dan pengalaman akar rumput

Djarum1

Pelajaran kepemimpinan yang didapatkan lewat Leadership Development dari Djarum Beasiswa Plus sangat berkesan bagi Ryanda.

Tidak hanya pengetahuan dan skill yang ia dapatkan, tapi juga lingkar pertemanan yang saling mendorong untuk mencapai sukses bersama.

Ketertarikannya di bidang politik menjadi motivasi Ryanda untuk karirnya. Saat ini, ia sedang mengembangkan diri sebagai staf ahli di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Pengalamannya di level internasional dan juga di akar rumput telah membentuk karakternya sebagai calon pemimpin masa depan yang mau terus belajar.

“Tujuan dari perjalanan adalah sampai. Bagian paling nikmat dari perjalanan adalah ketika perjalanan itu sampai dan kita menoleh ke belakang melihat apa saja yang sudah dilewati.”

4. Cornelia Laksmi Dewi Supama, muda dan bercita-cita jadi diplomat karena ingin mengentaskan kemiskinan

Cornelia1

Cornelia adalah seorang Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Parahyangan.Semasa kuliah, ia mengikuti pertukaran pelajar AIESEC ke Nanjing, China. Kesempatan hidup di negara orang dimanfaatkannya untuk mengajar anak-anak dan menjalankan misi budaya.

Cornelia mengaku tertarik dengan isu pemberdayaan ekonomi, hak asasi manusia, dan pengentasan kemiskinan. Baru-baru ini ia menjadi delegasi kompetisi European Model United Nation (EuroMUN) 2016 di Maastricht, Belanda. Lewat ajang internasional ini, ia mendapatkan tidak hanya pengalaman dalam kegiatan diplomasi, namun juga menyabet Honorable Mention sebagai representasi negara Indonesia di komite ASEAN.

Dampak yang besar menuntut kesabaran. Bagi Cornelia, menghargai proses lebih penting daripada hanya melihat hasil. Rasa penasaran untuk mengetahui sekaligus menguji kemampuan sendiri membuat Cornelia mencoba daftar beasiswa. Rasa penasaran ini terbayarkan, ia menemukan sosok pemimpin dalam dirinya.

Lewat proses yang dijalaninya, ia menjelma jadi sosok yang mampu berpikiran terbuka dan lebih bisa berkompromi akan sesuatu. Keterbukaan dan sifat cepat beradaptasi membawa Cornelia ke kesempatan magang ke Kementerian Luar Negeri pada tahun 2015.

Ia bercita-cita bisa membawa dampak lebih baik bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat global lewat berbagai program kedepannya

“Jika kita takut mencoba, jelas keinginan kita tidak akan terpenuhi. Namun, dengan mencoba, akan ada persentase dimana keinginan kita itu dapat tercapai.”

5. Melina Dewi Lukman, mengharumkan Provinsi Sulawesi Barat lewat ajang Putri Indonesia

Putri Indonesia

Sebagai lulusan terbaik dari Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Melina memiliki passion yang kuat dalam bidang pendidikan dan seni. Keberhasilannya menembus posisi finalis Puteri Indonesia 2014 sebagai perwakilan dari Sulawesi Barat bukan diraihnya tanpa usaha.

Sejak lama Melina sudah memiliki keinginan masuk ke dunia entertainment. Ia berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Belajar make up dan tata busana ia lakukan dengan usaha sendiri, atas dasar rasa penasaran ingin terus mencoba. Berbagai macam kegagalan sudah ia hadapi, namun selama ia masih bisa berusaha dan belajar, tekadnya tetap bulat: ia akan terus berjuang.

Dalam ajang Putri Indonesia, Melina memperkenalkan Sekomandi, tenun ikat tertua di dunia asal Sulawesi Barat yang masih kurang mendapatkan publikasi.

Semangatnya untuk terus berkarya membuat Melina layak jadi inspirasi untuk perempuan Indonesia.

Meilina Dewi

Segudang prestasi membuat Melinda menjadi penerima beasiswa. Kemampuan personalnya menjadi semakin meningkat lewat perjuangan yang dilalui dengan rekan dan mentornya. Menurutnya, pengalaman ini mampu memberikan perubahan positif dan jadi bekal berharga untuk terus membanggakan bangsa Indonesia.

Melina ingin menjadi motivasi bagi perempuan Indonesia untuk terus bekarya dan aktif dalam perjuangan kesetaraan gender. Ia juga ingin terus berkontribusi bagi Indonesia di bidang pendidikan. Ia ingin berperan mengentaskan buta aksara di daerah-daerah yang terpinggirkan di Indonesia.

Saat ini, Melina telah menjadi penerima beasiswa LPDP dan akan meneruskan lagi kuliahnya ke jenjang yang lebih tinggi.

Mereka berhasil sampai di tahap yang lebih tinggi tentu berbekal usaha dan doa. Satu langkah kecil bisa jadi adalah awal dari langkah besar selanjutnya. Kamu juga bisa jadi seperti mereka. Coba ikut kegiatan-kegiatan yang menunjang minat dan bakatmu, dan konsistenlah dengan perjuanganmu.

Selain membantumu mendanai pendidikanmu, beasiswa yang keren adalah yang memberimu ruang untuk mengembangkan soft skills yang akan berguna buat kamu di masa depan. Juga. jejaring pertemanan, yang akan tetap bersama kalian sampai kapanpun. Contohnya ya ini, program Djarum Beasiswa Plus dari Djarum Foundation!

Banyak yang berhasil dengan berjuang dari bawah. Jangan cuma pasrah, kesempatan itu harus diraih dengan penuh perjuangan.

Semangat ya, calon pemimpin masa depan! 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini