Rasanya Jadi Orang Pelupa, 6 Hal Ini yang Bakal Akrab Dijalani. Bikin Kesel Sendiri!

Rasanya jadi pelupa

Lupa akan sesuatu hal itu lumrah. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Terlebih bagi kamu yang sedang sibuk. Banyak hal yang mesti dipikirkan kadang membuatmu luput terhadap satu hal. Meski lupa itu wajar, tapi ada sebagian orang yang lupanya sudah jadi bawaan lahir.

Advertisement

Saking seringnya, kamu sendiri pun dibuat sebal dengan kebiasaan lupa-mu. Apalagi di saat-saat genting, inginmu semuanya sempurna tapi ujung-ujungnya mengecewakan atau merepotkan. Lantas bagaimana ya kehidupan kamu yang pelupa ini? Kira-kira hal apa saja yang sudah akrab denganmu dari kebiasaan lupamu ini? Selain ledekan, “untung nggak lupa jati diri atau alam rumah sendiri.”

1. Sering kesal sama diri sendiri karena ada aja hal yang merepotkan tiap hari

Biasa kesel via www.pexels.com

Kamu yang pelupa pasti pernah merasakan di mana suatu waktu kamu merasa menjadi orang yang paling repot sedunia. Contohnya saat kamu buru-buru ke kampus untuk presentasi, saat sampai ternyata kamu lupa bawa flashdisk. Kzl nggak sih? Tapi karena sudah biasa, kamu jadi maklum dan ikhlas saja menjalaninya. Mau nggak mau mesti pulang lagi dan balik lagi ke kampus. Hadeeeh~

2. Karena tahu akan kekurangan diri, kamu jadi punya kebiasaan prepare dalam hal apapun segala hal

Prepare to do list via www.unsplash.com

Karena sudah sering masuk dalam situasi sulit saat lupa, kamu jadi paham apa yang mesti kamu lakukan. Betul. Kamu mesti prepare lebih. Mau nggak mau mesti merelakan diri untuk mengurus segala sesuatunya lebih awal. Inilah yang jadi penolongmu untuk menghindari lupa bara barang, lupa ada janji, lupa sama mantan bayar indekos, dan lain sebagainya.

Advertisement

3. Deg-degan adalah makanan sehari-hari sekalipun sudah menyiapkan diri dengan baik, tapi ujungnya tetap saja panik

Saat orang lain ke bioskop nonton horor atau ke pasar malam naik kora-kora untuk merangsang adrenalin, kamu nggak memerlukannya. Sebab hal sepele pun kadang bisa bikin kamu nggak tenang. Misalnya saat lupa sudah menutup kamar indekos apa belum.

Orangbiasa mungkin bisa tenang dan positif thinking saja sudah menutupnya. Tapi kalau kamu, hal sesepele itu bisa bikin panik nggak karuan. Ini disebabkan karena banyak sudah banyak banget kehilangan yang menimpamu karena kelupaan.

4. Karena sering dibantuin dan ngerepotin orang lain, kamu pun menjadi pribadi yang tahu balas budi

Tahu balas budi via www.pexels.com

Nggak bisa dipungkiri bahwa karena lupa kamu jadi sering ngrepotin orang-orang. Lupa kunci di jalan terpaksa minta bantuan orang. Lupa isi bensin terpaksa minta temen bawain. Karena keseriusan berurusan sama orang kamu jadi tahu arti pentingnya balas budi. Kamu percaya kebaikan itu nular. Makanya kamu terus berbuat baik karena tahu bakal butuh orang lain yang itu entah kapan.

Advertisement

5. Sebenarnya nggak enak mau merepotkan orang lain terus. Namun karena sudah bawaan lahir jadi yang susah untuk mengubahnya

Bawaan orok via www.unsplash.com

Jadi pelupa itu identik dengan kerepotan. Sampai kadang butuh orang lain kalau sudah nggak bisa kamu atasi sendiri. Kalau disuruh milih sejatinya kamu nggak mau ngrepotin. Tapi ya masalah kan nggak ada yang tahu. Selain itu juga nggak enak minta tolong terus. Sebab ini jadi tanggung jawan tersendiri untuk membalas kebaikannya di kemufkem hari. Tapi ya mau gimana lagi.. lupanya udah bawaan lahir.

6. Karena kekurangan ini kamu jadi lebih bisa menghargai kekurangan orang lain. Kamu jadi terhindar dari kesombongan

Nggak ada yang bisa disombongin via www.pexels.com

Namun ada hikmahnya juga jadi pelupa. Kamu jadi tahu bahwa, meski punya banyak kelebihan lain, tapi ada satu kekurangan yang sulit kamu atasi. Inilah yang menjadi alarm pencegah saat kamu mulai membanggakan diri. Selain itu, kamu jadi sering merasakan betapa baiknya orang-orang yang mau menolong saat kamu butuh. Ini kembali jadi pengingat bahwa kamu senantiasa harus berbuat baik.

Itulah beberapa hal yang mungkin akrab kamu rasakan sebagai orang yang pelupa. Meski sudah berusaha untuk disiplin dan mempersiapkan mempersiapkan semuanya dengan baik. Tetap saja dalam beberapa kesempatan kamu masih kecolongan ada yang kelupaan. Ya, gimana lagi?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE