6 Hal yang Jadi Penyemangat Diri, Saat Bekerja di Ibu Kota Mulai Terasa Lebih Kejam dari Ibu Tiri

Penyemangat diri kala bekerja di Jakarta

Ungkapan ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri yang familiar kamu dengar boleh jadi merujuk kepada beratnya mencari uang di Jakarta, seperti yang sedang kamu alami saat ini. Mulai dari tekanan kerja besar, kompetisi kerja yang seringkali kurang sehat, sampai kepadatan kota yang sering mengundang umpat.

Advertisement

Dari segala beban berat dan riuhnya kerja di Jakarta ini sempat terbersit di pikiranmu untuk yang menyerah di tengah jalan, tapi resign kerja nggak bisa dilakukan dengan asal-asalan, butuh banyak pertimbangan. Nah untuk membantumu bepikir seraya memutuskan, Hipwee akan memberikan 6 motivasi penyemangat diri untukmu yang saat ini mungkin sedang merasa ingin enyah dari Jakarta yang sudah mulai terasa lebih kejam dari ibu tiri

1. Meski tanggungan kerjamu berat, kamu harus selalu ingat tekad diri untuk membuat orangtua bangga dengan kesuksesan karirmu ini

Membuat orangtua bangga via www.pexels.com

Tanggungan kerjaanmu yang berat seringkali membuatmu berpikir untuk enyah saja bekerja dari ibukota. Sebelum itu terjadi ingatlah tekadmu dulu sebelum merantau ke Jakarta, apakah itu sudah terlaksana? Apakah orangtuamu akan bangga melihat kamu pulang dengan belum jadi apa-apa. Ingat juga pesan mereka ‘sebelum pulang kamu sudah harus jadi orang’.

2. Saat merasa capek dengan tuntutan pekerjaan yang membebanimu, ingatlah orangtua yang selalu bertanya “kapan nikah?”

‘Kapan aku dilamar, Mas?’ via www.unsplash.com

Nggak bisa dipungkiri bahwa beban kerja di Jakarta terasa lebih berat jika ditilik dari kompetisi kerja di sana dan juga riuhnya jalanan yang dilalui saat berangkat-pulang kerja, membayangkannya saja kadang pusing sendiri. Tapi bukankah itu sudah menjadi resiko yang harus kamu tanggung ketika memutuskan bekerja di ibukota? Sebelum kamu menyerah, pikirkan dulu sekali rencana menabungmu untuk menjawab harapan dari orangtua yang berulangkali bertanya ‘kapan kamu nikah, Nak?’.

Advertisement

3. Bos galak dan nggak memanusiakan karyawan sempat bikin kamu ingin resign. Tapi kamu mengingat lagi sulitnya mencari pekerjaan baru

Yang butuh pekerjaan masih banyak via www.pexels.com

Atasan yang menyebalkan mungkin menjadi salah satu alasanmu untuk resign. Sebelum kamu benar-benar melakukannya cobalah membuka mata akan banyaknya pengangguran di luar sana yang kesulitan dapat kerja.

Kamu salah kalau masih merasa yang paling menderita sebab sejatinya kamu lebih beruntung dari mereka. Kamu bisa bekerja dan memperoleh gaji yang tinggi sementara mereka boro-boro punya penghasilan, mendapatkan kerja saja susahnya minta ampun. Kamu mesti banyak bersyukur.

4. Kehidupan kota yang padat pun bikin kamu ingin kembali ke kampung halaman. Tapi ingatlah soal penghasilan yang sudah cukup nyaman

Advertisement

Tuntutan pekerjaan yang nggak ada habisnya dan kepadatan kota yang seringkali membuatmu merasa ‘tua di jalan’ membuatmu ingin pulang ke kampung halaman untuk bekerja sembari menikmati hidup.

Sebelum itu terjadi ingatlah bahwa selalu ada harga yang sepadan untuk sesuatu yang berharga. Gaji bekerja di kampung halamanmu boleh jadi kalah jauh dibanding yang ditawarkan di Jakarta, mungkin bisa 2 bahkan 3 kali lipat lebih kecil. Jadi, ya baiknya syukuri sajalah pekerjaanmu yang sekarang.

5. Dengan banyaknya perusahaan besar di Jakarta, otomatis relasi yang kamu dapatkan dari tempat bekerja juga bagus untuk hidupmu ke depan

Relasi via www.pexels.com

Meskipun bebannya berat, tapi bekerja di Jakarta memungkinkanmu bertemu orang-orang hebat. Kamu nggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, bisa saja singgunganmu atasan perusahaan akan mempermudah hidupmu di kemudian hari jikalau mau bersabar. Mereka yang memuakkan bagimu sekarang boleh jadi hanya sedang mengujimu sebelum naik kelas.

Sebab terkadang membangun relasi lebih penting dibanding gaji. Terlebih di Jakarta yang banyak terdapat perusahaan berskala internasional. Semoga masa depan cerah menyertaimu.

6. Apakah kamu sudah punya penghasilan lain kalau kamu resign kerja? Masa iya tega merepotkan lagi orangtua

Demi orang tua via www.unsplash.com

Kamu sudah berulang kali ingin menyerah dari kerjaan yang membuatmu jengah meski bergaji tinggi. Tapi sebelum itu semua terjadi pastikan dulu kamu punya penghasilan lain agar keputusanmu untuk resign nggak merepotkan orang lain.

Orang tuamu sekarang memang masih semangat bekerja, tapi ingatlah usia mereka nggak lagi muda. Kamu harus punya plan B agar nggak jadi beban mereka sebelum enyah dari Jakarta.

Dalam dunia kerja merasakan tegang di kepala, pegal di badan, sampai emosi nggak tertahankan adalah hal yang wajar. Itulah resiko (sepadan dengan gaji) yang harus kamu pertanggung jawabkan dari keputusanmu bekerja di ibukota. Bagaimana? Masih mau menyerah? Ingatlah zaman sekarang mencari pekerjaan ibarat mencari tukang cendol malam-malam; susah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE