6 Perjuangan Kamu yang Masih Bergaji Rendah, tapi Harus Bantu Penuhi Kebutuhan Rumah

Suka duka pekerja bergaji rendah

Memutuskan untuk menjalani hidup mandiri nggak semudah kamu bernapas. Kamu sebisa mungkin menanggalkan bantuan orang lain, terutama orang terdekat seperti orangtua, dalam menjalani kehidupan yang keras ini. Jadi, fase di mana kamu sudah pantas disebut mandiri itu ketika kamu bisa menghidupi diri dari jerih keringat sendiri dan bisa membantu keuangan keluarga.

Advertisement

Menghidupi diri dari bekerja seringkali lebih berat daripada rindu. Keberatan itu bisa dilihat dari banyak faktor, mulai dari kerjaan yang nggak sesuai dengan kemampuan sampai gaji yang nggak sesuai dengan usaha yang dilakukan. Kalau sudah begitu kasusnya semua jadi serba salah. Di satu sisi kamu ingin resign karena merasa nggak kuat secara fisik dan mental. Di sisi lain kamu butuh penghasilan supaya perutmu tetap terisi. Berikut ini, pemaparan Hipwee tentang perjuangan lain dari kamu yang gajinya nggak seberapa, tapi masih harus bantu memenuhi kebutuhan rumah.

1. Ketika temanmu merasakan kenyamanan kursi dan AC taxi online. Kamu demi menekan pengeluaran, penat dan riuhnya lalu lintas harus dihadapi di atas kendaraan roda dua

Biaya transportasi harus sebisa mungkin ditekan | Photo by ivan hermawan via unsplash.com

Perjuangan kamu para pekerja boleh dibilang sudah dimulai sebelum masuk kantor, tepatnya ya dijalanan. Terutama bagi kamu yang bekerja di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan lain-lain.

Menemui hal-hal aneh bin menyebalkan tentu sudah jadi makanan sehari-hari. Mulai dari kemacetan sampai orang marah-marah karena minimnya stok sabar. Kadang hal ini pula yang membuat semangat pagimu berubah, bahkan konsentrasimu ikut terganggu saat hendak memulai kerjaan. Belum lagi pulangnya, lelah dan penatmu masih harus berdamai dengan keriuhan lalu lintas di atas motor perjuangan.

Advertisement

2. Kamu putuskan tinggal di mess kantor atau menumpang tidur di kontrakan teman. Selain lebih dekat, pun karena kamu harus sisihkan uang agar Ibu dapat kiriman

Semua demi masa depan | Photo by Adismara Putri Pradiri via unsplash.com

Kamu yang bekerja di perantauan, sebisa mungkin menekan pengeluaran agar penghasilanmu bisa disisihkan untuk Ibu di rumah. Satu hal yang biasanya dilakukan adalah menggunakan fasilitas mess perusahaan atau menumpang tidur di rumah teman.

Menumpang tinggal acapkali banyak kendala, contohnya banyak aturan yang mesti kamu patuh, kamu jagi nggak bisa hidup bebas lagi dan yang paling sering adalah ketika kamu selalu diburu rasa nggak enak karena merepotkan. Tapi mau bagaimana lagi demi dapur Ibu di rumah mengepul apapun kamu jalani sebagai bentuk balas budi atas jasanya membesarkanmu sampai sedewasa ini.

3. Kamu pun terpaksa mengurangi jajan dan nongkrong di luar agar kebutuhan tercukupi hingga akhir bulan

Tidak bisa ada alokasi budget bulanan untuk hal-hal seperti ini | Photo by Paolo Nicolello via unsplash.com

Lagi-lagi karena gajimu nggak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sebulan, kamu memilih berhemat. Salah satunya dengan cara mengurangi jajan-jajan dan nongkrong yang bisa menghabiskan uang.  Awalnya memang sulit, mengingat sebelumnya kamu memiliki kebiasaan ngemil dan kongko, namun lama-kelamaan dirimu jadi terbiasa.

Advertisement

4. Demi menunjang penghasilan yang nggak seberapa, kamu relakan sebagian waktu istirahatmu untuk menggeluti kerja sampingan, mulai dari freelance sampai bisnis online

Kamera atau barang-barangmu bukan sekadar hanya untuk dimiliki, tapi kembali ‘diputar’ untuk modal dan penghasilan | Photo by Philipp Kämmerer via unsplash.com

Kadang kamu suka iri dengan rekan-rekan kerjamu yang rajin refreshing di akhir pekan, entah sekedar hibernasi atau jalan-jalan mencari udara segar. Sementara kamu, penghasilan yang nggak seberapa itu menuntutmu lebih kreatif dalam memperoleh sumber keuangan lain. Kamu sibukan diri dengan mengambil kerja sampingan sesuai dengan keahlian lain yang dipunya. Kadang, kamu pun pelan-pelan mencari peruntungan lain dengan membangun bisnis online.

5. Kegiatan nggak berfaedah dan buang-buang uang sudah kamu puas-puaskan sewaktu kuliah. Sekarang waktunya berpikir dewasa, menakar masa depan

Dikejar waktu untuk secepatnya bisa berdiri di atas dua kaki sendiri dan menopang keluarga | Photo by MD Duran via unsplash.com

Banyak yang memuji keuletanmu bekerja keras demi meraih masa depan yang kamu idam-idamkan. Yap! Kamu tergolong beruntung karena sudah puas mengecap berbagai kesenangan sewaktu kamu kuliah. Maka dari itu, sejatinya fase bekerja ini adalah fase di mana kamu membayar kesia-siaan yang telah kamu lakukan di masa muda. Tekadmu sudah bulat dan kamu telah siap dengan segala tantangannya.

6. Meski harus jalani hidup penuh kesederhanaan, kamu yakin bahwa perjuangan ini akan buahkan kesuksesan di masa depan

Kamu tahu perjuanganmu kini pasti ada akhir indahnya | Photo by Xan Griffin via unsplash.com

Berakit-rakit kita ke hulu, berenang-renang ke tepian

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian

Meski harus menjalani hidup dalam kesederhanaan–bahkan boleh dibilang prihatin–tapi kamu selalu percaya bahwa ini adalah bentuk pengorbanan yang kamu lakukan untuk masa depan. Kamu selalu percaya bahwa kerja keras ini akan terbayar pada waktunya nanti. Perjalanan ini kamu lakukan dengan ikhlas demi membuat orant tua bangga.

Saat kamu bekerja dan punya penghasilan sendiri barulah kamu bisa dikatakan mandiri. Meski dalam pelaksanaannya, menjalani hidup sebagai pekerja menuntut perjuangan yang harus diraih melalui kerja keras, kamu nggak boleh sekali-kali menyerah. Karena jika kamu bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam berjuang, niscaya kesuksesan kelak akan menyapa kamu sungguh-dungguh berusaha.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE