7 Hal yang Bikin Hidupmu Jauh dari Kata Drama, Meski Sesekali Berbagi Kesedihan

Dih, drama banget sih. Dikit-dikit ngeluh, curhat ke orang lain!

Advertisement

Sering nggak sih kamu mendengar opini tentang seseorang yang terlalu banyak membagi cerita hidupnya ke orang lain? Membagikan cerita hidupnya atau kesedihan ke orang lain memang nggak ada salahnya. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa dengan berbagi, kesedihan diri akan sedikit terkurangi. Sebuah penelitian Association for Psychological Science yang dilakukan Jonah Berger pun mengatakan, bahwa orang-orang yang dalam keadaan tertekan psikisnya, seperti marah, sedih serta ketakutan, akan cenderung menceritakan hal yang dialaminya. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi sedikit tekanan di pikirannya.

Apabila kamu  merasa sedih, wajar saja jika kamu berbagi dengan teman atau bahkan sahabat. Tapi biar hidupmu nggak drama dan tujuanmu tetap lurus untuk mengurangi beban yang ada, kamu perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini.

1. Tak menambahi atau mengurangi cerita kesedihanmu hanya untuk mendapat perhatian atau bahkan rasa kasihan

Ceritakan yang sesungguhnya via www.giphy.com

Agar tak terkesan drama, ceritakanlah kesedihanmu sesuai dengan realita. Tak perlu rasanya kamu menambahi ataupun mengurangi agar kesedihanmu mendapatkan perhatian. Yang paling parah, apabila kamu justru menunggu rasa kasihan dari orang-orang. Percaya saja jika kamu berbagi versi orisinal dari kesedihanmu, naluri teman-temanmu akan tergerak sendiri untuk membuatmu tak bersedih lagi.

Advertisement

2. Saat bersedih, jangan langsung merasa kamu lah satu-satunya orang yang paling sengsara. Rasakan kesedihanmu dengan sewajarnya

Tak perlu merasa yang paling sengsara via www.giphy.com

Memposisikan diri sebagai pihak yang paling sedih juga sebaiknya tak kamu lakukan. Sebab lama kelamaan orang-orang akan jenuh dan tak lagi peduli denganmu. Mereka berpikir kamu terlalu berlebihan karena merasakan sebagai pihak yang paling sakit atau tak berdaya atas kesedihanmu ini. Padahal di kenyataan, masih banyak orang yang mungkin lebih sedih darimu hanya saja tak diungkapkan ke orang lain.

3. Sebaiknya tak perlu membandingkan kesedihanmu dengan orang lain. Sebab setiap orang memiliki cerita sedihnya masing-masing

“Dia mah enak, sedih sedikit langsung dihibur pacarnya~” via unsplash.com

Everybody has their a chapter they don’t read out loud

Membanding-bandingkan kesedihanmu dengan kesedihan orang lain juga sebaiknya tak kamu lakukan. Sebab jika kamu bandingkan kesedihanmu dan mereka, tak akan ada habisnya. Kamu dan mereka jelas berbeda. Masalah dan kesedihan yang dihadapi juga kemungkinan besar berbeda. Bisa saja kesedihanmu ini merupakan hal yang biada dirasakan oleh mereka. Tapi baru kamu rasakan untuk pertama kali. Kalau kamu masih  suka membandingkan kesedihanmu dengan mereka, bisa jadi teman-temanmu akan merasa kesal sendiri dan tak mau untuk menjadi tempat curhat untuk selanjutnya.

Advertisement

4. Kurang bijak rasanya jika kamu menyalahkan keadaan atas kesedihanmu. Sebab segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya tersendiri

Kalau nggak terjadi kan aku nggak akan sesedih ini via unsplash.com

Membanding-bandingkan kesedihan saja kurang bijak, apalagi jika kamu sampai menyalahkan keadaan atas penyebab kesedihanmu. Selain dicap sebagai pelaku drama kehidupan, kamu juga akan dianggap sebagai seseorang yang kekanankan. Sebab tak bisa menerima sesuatu yang terjadi pada hidupmu sendiri secara sadar. Padahal jika dilihat secara lebih luas, kesedihanmu ini pasti terjadi karena alasan tertentu. Sama seperti hal-hal lain pada hidupmu.

5. Kamu perlu membatasi apa saja yang ingin diceritakan. Simpan bagian yang memang dirasa tak perlu orang lain ketahui

Tak semua hal bisa kamu bagi via unsplash.com

Seperti apa yang dijelaskan pada penelitian Berger di atas, berbagi cerita tentang kesedihan memang wajar dilakukan. Tapi biar tak dicap sebagai drama, kamu perlu membatasi apa saja yang ingin diceritakan. Meskipun kamu bercerita pada sahabat terdekat, kamu perlu membatasi apa yang ingin kamu bagi itu. Simpan beberapa bagian yang memang dirasa cukup kamu dan Tuhan saja yang tahu. Selain agar tak dianggap drama, hal tersebut dilakukan agar kamu tak menyesal nantinya.

6. Menangislah, apabila memang tak bisa menahan air mata. Tapi jangan sampai menganggu kenyamanan mereka yang kamu curhati

Menangis pun ada batasannya via www.tumblr.com

Saat emosi sudah menguasai kepala dan hati, kadang air mata memang tak bisa ditahan. Berbagi kesedihan sembari ditemani air mata memang tak ada salahnya. Bahkan bisa dibilang alami karena kamu benar-benar tersentuh dengan kesedihanmu sendiri. Tapi yang perlu kamu ingat, jangan sampai tangisanmu justru membuat orang yang mendengarkan ceritamu jadi tak nyaman. Menangislah sesuai kebutuhan, agar kelak saat kamu ingin berbagi dan meringankan kesedihanmu lagi, masih ada pihak yang peduli.

7. Apalagi kalau kamu ingin berbagi kesedihan ke media sosial. Kamu perlu tahu waktu biar orang-orang tak menjauhimu

Kamu perlu tahu waktu via unsplash.com

Media sosial sekarang tak hanya dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi. Tapi juga bisa digunakan untuk mengungkapkan rasa yang lelah kamu simpan sendiri. Saat merasa bersedih, kamu boleh boleh saja berbagi di sana. Asalkan kamu tahu waktu dengan tak selalu mengunggah cerita sedihmu secara berulang-ulang. Biar kamu tak dijauhi teman-temanmu karena selalu menggunakan media sosial sebagai tempat sampah perasaanmu saja.

Manusia memang tak bisa dipisahkan dari rasa sedih. Salah satu pelipur hati dari rasa sedih itu adalah dengan berbagi pada orang lain. Agar tak terkesan drama, hal-hal di atas perlu kamu perhatikan saat akan berbagi cerita. Yuk berbagi dengan wajar dan tak berlebihan. Sebab segala sesuatu yang berlebihan, tak akan ada manfaatnya kan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE