7 Pertanyaan yang Akan Membantumu Memaafkan Kesalahan di Masa Lalu

Memaafkan masa lalu

Selalu ada alasan kenapa masa lalu terletak di belakang, dan kenapa orang-orang yang kita temui di sana tak punya tempat di masa sekarang atau masa depan kita. Masa lalu ada bukan untuk dikutuk dan disesalkan; ia ada untuk diterima sebagai kenyataan. Namun, ternyata tak semua orang memiliki kemampuan — atau kemauan — untuk melakukannya. Sementara legawa adalah kunci rasa tenang dan bahagia kita.

Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan agar bisa memeluk kesalahan-kesalahan yang kamu lakukan di masa lalu, dan menerima mereka sebagai sesuatu yang membentuk siapa dirimu kini? Mungkin 7 pertanyaan di bawah ini bisa membantu usahamu. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan ini setiap kali kamu muncul hasratmu untuk mengutuki masa lalu.

1. “Daripada menyalahkan diriku atas apa yang kulakukan dulu, bukankah lebih baik fokus pada apa yang sudah kulakukan untuk menebus kesalahan itu?”

Kesalahan adalah bagian tak terpisahkan dari jalan hidup manusia | Photo by Noelle Otto via www.pexels.com

Banyak orang mengutuki dirinya sendiri sebagai manusia paling hina karena kesalahan yang dimasa lalunya. Gak jarang kamu tidak lagi ingin menjalin kasih karena pernah menyakiti seseorang yang paling dicintai. Merasa bukan lagi anak yang baik karena telah membuat ayahmu marah besar. Memang, rasa penyesalan itu wajar. Tapi bukan berarti kamu selama ini hanya diam saja dan tidak melakukan apa-apa untuk memperbaikinya. Daripada memfokuskan diri pada kesalahanmu, bukankah lebih baik kamu mengevaluasi apa saja yang telah kamu lakukan untuk memperbaikinya?

Kesalahan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari jalan hidup manusia. Kesempurnaan yang kamu kejar itu tidak pernah ada. Karena kesalahan membuatmu belajar, Tuhan memberimu waktu agar kamu bisa memperbaikinya dengan segera. Jadi, apakah kamu sudah memperbaikinya?

2. “Mengapa aku merasa begitu bersalah? Prinsip hidup apa yang telah kulanggar dengan berbuat kesalahan ini?”

Mulailah berdamai dengan dirimu sendiri | Photo by Anthony Tran via unsplash.com

Terkadang kesalahan di masa lalu membuatmu merasa putus asa. Kamu merasa tak bisa menjadi pribadi yang selama ini kamu inginkan. Kamu takut untuk mencoba melamar pekerjaan karena sudah berulangkali gagal. Kamu takut jatuh cinta karena selama ini hanya menjadi orang ketiga dalam hubungan.

Kamu melakukan kesalahan, kamu sadar. Namun ini bukan alasan untuk terus terpuruk di dalamnya. Ubahlah fokusmu dari “Kenapa aku bisa begitu bodoh melakukan kesalahan itu?” menjadi “Mengapa aku merasa begitu bersalah? Prinsip hidup apa yang telah aku langgar dengan melakukan kesalahan ini?”, kamu Maka kamu akan menjadi lebih tahu, sebenarnya bagaimana sih prinsip hidupmu? Apa yang kamu cari selama ini? Apa yang sudah kaulanggar saban hari? Secara tidak sadar kamu akan diingatkan lagi tentang nilai-nilai hidup yang seharusnya kau pegang. Karena bahagia adalah apa yang kamu lakukan, kamu katakan, dan yang kamu percaya ada dalam satu harmoni yang sama.

3. “Apakah itu benar-benar murni kesalahanku? Ataukah keadaan memang kebetulan tak mendukungku?”

Hanya butuh waktu yang tepat | Photo by Arif Riyanto via unsplash.com

Kesalahan di masa lalu tak jarang membuatmu merasa aku tak mampu, bodoh, hina. Mungkin kamu tak lagi berani apply beasiswa karena pernah gagal hanya karena terlambat memasukkan berkas. Atau mungkin kamu merasa bukan perempuan atau laki-laki yang baik karena tidak berhasil menjaga cinta yang kamu idam-idamkan. Tenanglah, kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri terlalu keras. Dengan kesalahan yang pernah kamu perbuat, kamu lebih tahu bagian mana yang kurang. Karena terkadang kamu hanya butuh waktu yang tepat untuk melakukan yang terbaik.

4. “Walaupun aku telah merusak satu hariku di masa lalu, bukankah aku masih punya ribuan hari di masa depan?”

Photo by Bahaa A. Shawqi via www.pexels.com

Seringkali kita menilai seseorang dari masa lalunya, padahal tidak melulu harus seperti itu. Nggak jarang kamu akan merasa dirimu hina karena pernah menjadi murid paling rusak di masa SMA. Atau kamu merasa tidak pantas mengenakan jilbab karena pernah melakukan kenakalan remaja yang fatal?

Bangunlah, tak seharusnya kamu mengutuki diri sendiri karena masa lalu yang suram. Masa lalu hanyalah ibarat selembar kertas dari sebuah buku. Kamu adalah masa lalu, sekarang, dan masa depan. Ketika kamu telah melewati lembaran kertas yang kusam dan menyedihka, maka gak ada salahnya kamu coba buka lembar selanjutnya. Barangkali kamu akan menemukan kejutan-kejutan yang menarik. Setiap orang punya kesempatan berubah kok. Jadi sudah seharusnya kamu menikmati habis buku hidupmu. Tunggu apa lagi? Bergegaslah!

5. “Sudahkah selama ini kuizinkan kesalahan itu membantuku dalam mengembangkan diri?”

Photo by frank mckenna via unsplash.com

Seringkali kita merasa jumawa dengan kesempurnaan dan kebaikan yang tanpa cela. Gak jarang mungkin kamu akan merasa paling cerdas kalau gak pernah mendapatkan cercaan menyakitkan dari dosen pembimbing (meski ini mustahil). Kesalahan yang pernah kamu lakukan tak selayaknya membuatmu terjebak dalam kondisi stagnan yang melankolis. Justru inilah saatnya kamu bisa berkembang untuk memperbaiki cela yang pernah kamu perbuat. Kamu bisa belajar lebih banyak tentang apa yang belum kamu mampu selama ini. Kamu lebih tahu mana letak kelemahanmu. Karena kamu tidak akan mendapatkan indahnya pelangi tanpa adanya hujan.

6. “Apa yang harus kulakukan agar tak terjebak di kesalahan yang sama lagi?”

Tidak boleh terjebak kesalahan yang sama | Photo by eggbank via unsplash.com

Terkadang kesalahan di masa lalu menahan kakimu untuk selalu berada di kenangan masa itu. Seperti mungkin saja kamu masih belum bisa move on dari mantan? Padahal, siapa tahu dimasa depan sudah ada orang baik yang menunggumu datang. Mungkin kamu sekarang gagal, lalu kamu lebih suka mengenang masa jaya ketika kamu tidak ada beban. Jalan ditempat bukanlah pilihan. Gak ada salahnya mulai bergerak maju dan melanjutkan hidupmu. Karena kamu harus mengayuh pedal agar sepedamu tetap berjalan.

7. “Kesalahanku akan terbayar lunas dengan menjadi pribadi yang lebih baik. Apakah aku kini pribadi yang lebih baik?”

Akan kubayar lunas | Photo by . liane . via unsplash.com

Terkadang kamu merasa bukan siapa-siapa, karena masa lalu yang membayang-bayangi langkahmu. Gak jarang kamu menjadi gampang khawatir dengan kenangan-kenangan suram yang membuatmu merasa bersalah. Kesalahan yang tak termaafkan juga kadang membuat hidupmu menjadi tidak leluasa. Balaskan dendam kesalahanmu sendiri dengan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Bayarlah kekuranganmu dengan laku yang lebih indah. Di akhir hari, semua ini akan impas.

Tidak pernah ada manusia yang terlepas dari kesalahan. Kesalahan kadang datang sepaket dengan kebaikan. Jadi kamu tak perlu lagi mengutuki dirimu sendiri dalam kesalahan masa lalu. Inilah waktunya kamu bangun untuk membayar lunas semua kesalahanmu.

Semoga beruntung. Ingat, jangan menyerah!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pluviophile