Simpel Tapi Banyak Benarnya! 7 Hal yang Harus Kamu Pertimbangkan Sebelum Resign Kerja

“Aku mau resign aja ah!”

“Kenapa?”

“Lagi jenuh banget, hilang arah gitu. Kerja di sini nggak pernah diapresiasi.”

Apa telingamu sudah cukup sering mendengar curhatan seperti ini? Atau jangan-jangan malah kamu sendiri yang kerap melakukannya? Tiba-tiba punya hasrat ingin resign, padahal setelahnya masih nggak tau kaki hendak melangkah ke mana. Kalau jadi resign, bisa jadi beberapa minggu atau bahkan hari setelahnya malah menyesal. Kok dulu gue bisa gegabah banget ya, terus kalau begini gue makan make apa. Masa iya minta orang tua???

Sebaiknya kamu memahami bahwa keputusan resign itu adalah sebuah keputusan yang besar. Kebanyakan alasannya adalah karena apa yang kamu dapatkan tidak sebanding dengan apa yang kamu harapkan. Tapi jika kamu mau mengambil sedikit waktu untuk berpikir ulang, banyak hal-hal yang perlu kamu pertimbangkan.

1. Jangan buru-buru menuruti egomu. Coba bersabar dan bertahan, memangnya sudah dapat tempat kerja baru?

memangnya sudah siap pindah?

memangnya sudah siap pindah? via www.inc.com

“Habis resign kamu mau ke mana?”

“Ya liburan dulu, kayanya aku kurang piknik.”

“Ambil cuti aja.”

“Nggak. Aku mau resign aja. Titik.”

Uang memang bukan segalanya. Tapi kamu harus mengakui, untuk menunjang kehidupanmu di dunia ini, tentu kamu perlu uang. Walau kamu nggak harus bermewah-mewah, tapi semua kebutuhan primermu tetap butuh dibayar dengan uang. Makan, kosan, transportasi, belum lagi segala cicilan yang terus berjalan. Jangan buru-buru mengambil keputusan, apalagi berdasar pada sikap impulsif. Masa iya mau dan tega ngerepotin orang tua lagi? Bukannya mendewakan uang, tapi di usia segini kamu sudah nggak bisa idealis tanpa mengerti hal yang praktis.

2. Keinginan berhenti kerja bisa lahir dari rasa apresiasi yang tak sesuai. Coba tanyakan pada dirimu sendiri, apa iya kamu sudah maksimal?

introspeksi diri dulu

introspeksi diri dulu via ottawanewsbriefs.blogspot.co.id

Apa iya kamu sudah memberi yang terbaik, hingga kamu berani menuntut yang terbaik juga?

Kamu merasa tak pernah dipuji, bertahun-tahun kamu pun tak kunjung naik gaji. Kamu merasa jadi sapi perah atau robot di perusahaan tempatmu bekerja itu. Cobalah memahami lebih dalam tentang konsep take and give. Memberi dulu, baru kamu layak menerima.

Belum tentu kantor atau pekerjaanmu yang salah. Mungkin karena kamu sejak awal merasa tidak cocok, akhirnya kamu menahan diri untuk terus berkembang. Kamu bahkan mengerjakan tugas ala kadarnya, asal selesai saja. Alhasil pencapaian dan apresiasi pun sulit kamu dapatkan.

3. Jangan-jangan bukan resign yang kamu butuhkan, tapi usaha yang justru lebih baik lagi

barangkali kamu butuh kerja lebih giat biar berprestasi dan diapresiasi

barangkali kamu butuh kerja lebih giat biar berprestasi dan diapresiasi via cohlab.com

Memang, bosan dan jenuh termasuk alasan yang cukup sering muncul saat orang ingin resign dari pekerjaan. Hal ini biasanya terjadi bila kamu bekerja di bidang yang sebenarnya bukan minatmu. Pun terkadang meski kamu sudah berada di bidang yang kamu sukai, rasa bosan itu tetap akan menghampiri sesekali. Itu wajar terjadi saat kamu merasa stres dan jenuh dengan rutinitas sehari-hari.

Bukan berarti kamu perlu resign. Bisa jadi, kamu hanya perlu cuti sejenak dan liburan. Jika setiap bosan kamu memutuskan untuk keluar, maka kamu tidak akan pernah mendapatkan tempat yang benar-benar akan membuatmu betah. Kalau masalahnya terletak pada apresiasi, cobalah sesekali kamu berprestasi. Berusaha lebih giat dulu, barulah lihat hasilnya lagi.

4. Pastikan dulu bahwa kamu telah menyerap segala ilmu yang ada di tempat kerjamu saat ini. Sehingga tak ada penyesalan di kemudian hari

pastikan relasimu sudah cukup memadai

pastikan relasimu sudah cukup memadai via kaboompics.com

Sebelum surat pengajuan resign kamu ajukan pada atasan, mantapkan diri kamu sekali lagi. Pastikan tekadmu sudah bulat, dan pastikan juga bahwa segala ilmu yang ada di tempat kerja yang sekarang sudah terserap seluruhnya. Manfaatkan masa-masa terakhirmu untuk mengembangkan relasi. Semua itu penting untuk keberlangsungan karir ke depan. Ingat, kesempatan berada di tempatmu sekarang tidak didapatkan oleh semua orang.

5. Jangan jadikan resign sebagai pembenaran bekerja asal-asalan. Justru dengan kinerja yang memuaskan, rekomendasi bisa didapat dari atasan

kerja yang baik, kali dapet rekomendasi kan mayan

kerja yang baik, kali dapet rekomendasi kan lumayan~ via i.huffpost.com

Mentang-mentang merasa sudah waktunya untuk resign, kamu jadi makin bekerja asal-asalan. Menurutmu, toh bekerja seperti apapun, apresiasi tak kunjung kamu dapatkan. Jadi, ya sudahlah. Padahal, kamu harus tetap profesional. Selesaikan tugas dan kewajibanmu hingga tenggat waktu yang telah ditentukan. Ingatlah untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan maksimal. Siapa tahu, surat rekomendasi dari atasan bisa memudahkan karirmu di tempat selanjutnya.

6. Bukan tak boleh mengandalkan diri sendiri. Tapi sesekali kamu butuh melibatkan orang terdekat untuk dimintai pertimbangan

bicarakan dengan orang terdekat

bicarakan dengan orang terdekat via blogs.psychcentral.com

Terkadang pemikiran pribadi pun tak selamanya benar. Kamu berasumsi bahwa inilah jalan yang terbaik demi hidupmu nanti. Namun tak jarang asumsimu berubah menjadi petaka karena kamu terlalu mementingkan perasaan sendiri. Maka, tak ada salahnya juga saat akan memutuskan resign, kamu meminta pendapat orang terdekat. Jadikan pendapat mereka sebagai bahan pertimbangan dalam menghasilkan keputusan. Setidaknya, ini akan meminimalisir penyesalanmu dikemudian hari.

7. Bersyukurlah. Mencari pekerjaan bukanlah hal mudah. Di luar sana banyak orang menginginkan posisimu itu

antrian di job fair makin tahun itu makin nambah. kamu masih mau menyerah?

antrean di job fair makin tahun makin nambah via cdn1-a.production.liputan6.static6.com

Banyak orang-orang yang berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan. Apa adil kalau kamu yang dipandang sudah nyaman dan mapan malah ingin meninggalkan? Apalagi kalau ternyata kamu belum memiliki cadangan dan malah menggampangkan.

Sekarang semua kembali ke kamu sendiri. Keputusan itu memang kamu sendiri yang tentukan. Hanya saja, pastikan kamu sudah matang dalam mempertimbangkan. Semua nikmat yang telah Tuhan berikan, rezeki memang sudah ada yang mengatur. Tapi rezeki juga harus diusahakan dan diperjuangkan. Yakin, kamu sudah siap menjadi pengangguran? Atau pindah ke tempat baru tapi tetap juga nggak kerasan?

Jangan pernah gegabah perihal masa depanmu. Setiap tempat, setiap kantor, setiap instansi memiliki tantangan sendiri-sendiri. Jangan lagi berpikir untuk menyerah dan berhenti. Coba juga cari sisi baik dari pekerjaanmu saat ini. Kadang, rumput tetangga memang jauh lebih hijau.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.