Bukan Perkara Salah dan Benar, Tapi Pak Kusrin yang Hanya Lulusan SD Ini Harusnya Dijadikan Panutan

Beberapa hari kemarin, berbagai lini masa sempat ramai tentang berita Pak Kusrin. Ya, beliau adalah perakit TV asal Karanganyar, Jawa Tengah, yang kemarin ditangkap polisi karena TV hasil rakitannya beredar tanpa mendapat label SNI.

Advertisement

Kasus Pak Kusrin ini lumayan banyak menyedot perhatian netizen. Ada yang mendukung Kejari dengan alasan memang apa yang dilakukan Pak Kusrin itu terbilang ilegal. Tapi banyak juga yang mendukung Pak Kusrin bahkan dengan membuat petisi di sini , dengan harapan agar Pak Kusrin tidak langsung dihukum tapi diberi pengarahan dan bimbingan.

Nah, disini Hipwee bukan ingin membahas pro dan kontra kasus tersebut. Tapi, setidaknya kita belajar banyak hal baik dari sosok Pak Kusrin dan kasusnya ini.

Gak pernah bekerja di perusahaan barang elektronik, namun Pak Kusrin ternyata mampu bikin TV. Coba lihat dirimu sendiri, kamu bisa apa saja sampai hari ini?

Merakit TV

Merakit TV via serambiminang.com

Pak Kusrin adalah seseorang yang yang tak pernah punya pengalaman bekerja di dunia industri elektronik besar. Dia juga hanya seseorang yang tinggal di desa dengan segala keterbatasan yang ada. Tapi toh hal-hal tersebut tak membuatnya merasa terbatasi. Ia justru mampu merakit TV dengan tangannya sendiri. Berawal dari hobi mengotak-atik barang elektronik, Pak Kusmin secara otodidak mampu menimba ilmu merakit TV – yang bahkan belum tentu kamu yang sekolah tinggi mampu untuk menandingi. Salut ‘kan sama sama Bapak ini?

Advertisement

Pak Kusrin juga tak memiliki modal yang besar, namun dia berhasil membuktikan kalau usaha yang ditekuninya dengan modal minim pun tetap bisa bertahan.

Yah, gimana mau dapat modal banyak? Pak Kusrin memulai usahanya berbekal modal yang ia dapat dari memberikan jasa reparasi TV. Tapi toh hal itu tak membuatnya menyerah. Sedikit demi sedikit, Pak Kusrin mendapatkan modal dari hasil usaha reparasi TV. Karena keuletan dan keteguhannya, Pak Kusir mampu untuk sampai pada titik dimana beliau bisa berdiri dan survive dengan usaha yang ia buat sendiri. Ini yang patut kita contoh.

Tahu gak kalau Pak Kusrin ini hanya lulusan SD? Hebatnya, dia justru menciptakan lapangan kerja dan membantu mengurangi pengangguran di daerah sekitarnya.

Industri rumahan pak Kusrin

Industri rumahan pak Kusrin via nasional.kompas.com

Kamu tahu ‘kan kalau pak Kusrin ini hanya lulusan SD? Tapi beliau tak ambil pusing dengan status capaian pendidikannya. Hal itu terbukti dengan kemampuannya mengembangkan usaha hingga mampu menyerap 25 orang karyawan. Untuk sekala industri rumahan seperti yang digeluti pak Kusrin, 25 karyawan tersebut merupakan angka yang patut untuk diacungi jempol, loh! Beliau secara aktif turut membantu mengurangi jumlah pengangguran di sekitarnya. Nah, kalau Pak Kusrin yang lulusan SD saja bisa, harusnya kamu juga bisa dong…

Buat kamu yang ingin terus menekuni passion-mu, Pak Kusrin bisa jadi idolamu. Lihat bagaimana dia mulai belajar mereparasi TV, hingga sekarang mampu merakit TV sendiri!

Akhirnya bisa jadi tumpuan ekonomi

Akhirnya bisa jadi tumpuan ekonomi via jateng.metrotvnews.com

Beliau hanyalah seorang lulusan SD biasa yang atas kerja keras dan ketekunannya bisa mereparasi TV yang rusak. Tapi beliau tak lantas berhenti disitu saja. Beliau pun ingin terus menekuni passion yang ia miliki. Berawal dari passion pada bidang barang elektronik tersebut, Pak Kusrin mampu mengembangkan kemampuan dari yang semula mereparasi hingga bisa menjadi perakit TV. Bahkan TV rakitannya bisa menjadi home industri yang menafkahi beberapa keluarga. Nah, dengan segala kelebihan yang kamu miliki saat ini, bukankah kamu juga bisa membuat pencapaian yang lebih tinggi lagi?

Advertisement

Secara hukum memang yang dilakukan Pak Kusrin tergolong ilegal, tapi kreativitasnya dalam hal mendaur ulang monitor bekas jadi TV siap pakai juga layak diacungi jempol!

Kalau dilihat dari sisi hukum, memang apa yang dilakukan pak Kusrin tidak bisa dibilang benar. Tapi jika dilihat dari sisi yang lain, banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Contohnya adalah dari segi kreativitas. Bayangkan, tidak semua orang mampu berpikir untuk mendaur ulang monitor bekas yang tak terpakai dan menjadi sampah guna lalu dialihfungsikan menjadi TV yang mampu digunakan oleh masyarakat. Itung-itung mengurangi limbah elektronik gak sih? Jadi sebenarnya, usaha Pak Kusrin ini malah patut mendapat penghargaan juga.

Jangan gampang menyerah ketika cobaan datang. Ambil pelajaran dari Pak Kusrin yang tetap melanjutkan dan memperbaiki usahanya setelah diterpa masalah.

Saat Tv pak Kusrin "dimusnahkan"

Saat Tv pak Kusrin “dimusnahkan” via bonsaibiker.com

Seperti yang ramai diperbincangkan oleh banyak media kemarin-kemarin, Pak Kusrin saat ini harus menghadapi musibah karena 116 TV yang ia rakit bersama dengan karyawannya harus “dimusnahkan” oleh pihak Kejari. Itu belum lagi ancaman denda dan hukuman yang membayanginya.

Namun, meski diterpa musibah seperti itu, Pak Kusrin ini tidak lantas menyerah atau menyalahkan keadaan. Beliau malah mengatakan bahwa dirinya akan bangkit lagi dan terus berkarya. Meski memang harus mulai lagi usahanya dari nol, pak Kusrin tetap menjalaninya dengan tabah. Sifat beliau yang ingin segera bangkit dan tak larut dalam masalah itulah yang harus kita contoh.

Terlepas dari banyaknya pro-kontra mengenai kasus Pak Kusrin dan TV rakitannya ini, kamu tetap bisa kok mengambil beberapa nilai positif yang layak untuk kamu aplikasikan pada hidupmu. Jangan galau terus, ya! Kalau dapat masalah, selesaikan dan segera bangkit lagi!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.

CLOSE