Curhatan Para Cewek Frontliner Bank. Mulai Dari Jadi Pintar Dandan Hingga Diomelin Nasabah

Bekerja sebagai frontliner sebuah bank ternama buat kamu para cewek khususnya, pasti sebuah profesi yang membanggakan. Malah mungkin jadi pekerjaan yang kamu impikan. Siapa sih yang ngga silau dengan kemilaunya para pekerja bank. Pakai seragam rapi, dandan cantik, dan sepatu hak tinggi. Serta yang lebih menggiurkan adalah gaji juga lumayan. Tapi yang namanya bekerja, pasti selalu ada suka dukanya.

Bekerja sebagai frontliner bank memang terkesan jadi pekerjaan yang mentereng. Tapi sebenernya pekerjaan sebagai frontliner bank ngga semudah yang dipikir. Ada juga duka yang seringkali harus dihadapi. Ini dia curhatan para frontliner bank…

1. Pertama kalinya kamu keterima di bank, senangnya ngga ketulungan! Akhirnya, dapet kerja yang kamu impikan.

Keterima kerja jadi frontliner bank, pekerjaan impianmu..

Keterima kerja jadi frontliner bank, pekerjaan impianmu.. via www.bursakerjabumncpns.com

Dulu, waktu kamu masih semester awal kuliah, tiap kamu ke bank dan liat mbak-mbak-nya kamu jadi pingin kaya mereka. Jadi frontliner, entah customer service atau teller. Keinginan itu kamu pendam sampai akhirnya kamu lulus kuliah. Kamu pun mencoba melamar ke sejumlah bank, dan hasilnya ada satu yang tembus.

Senang deh, kamu akhirnya bisa keterima kerja di bank..

2. Dari yang ngga bisa dandan, kamu pun mulai berteman akrab sama yang namanya make up.

Kamu pun belajar dandan..

Kamu pun belajar dandan.. via ipromakeup.tumblr.com

Kamu yang tadinya jarang dandan waktu kuliah, mulai belajar gimana caranya make up. Terlebih waktu kamu training juga diajarkan kok. Kamu cermati betul beauty class saat training kemarin. Udahnya kamu semangat banget belanja peralatan make up, beruntungnya kamu ditemenin sama sahabatmu yang jago dandan. Perihal hunting make up pun jadi menyenangkan.

3. Hari yang ditunggu pun tiba! Karena ini pertama kalinya kamu kerja, ngga lupa sepatu hak tinggi dan wajah yang full make up.

Pakai seragam baru... setelah sebulan.

Pakai seragam baru… setelah sebulan. via www.distance-fromto.com

Tibalah hari pertama kamu kerja. Subuh kamu udah mandi dan siap dandan. Biar pun hari pertama ini kamu masih pakai baju hitam putih, tapi kamu semangat ngantor pertama kali. Sepatu hak pun ga ketinggalan kamu pakai. Perjuangan di kala tes yang berlapis rintangannya, terbayar sudah.

Pokoknya hari ini spesial…

4. Tabung energimu pun masih full. Sesampainya di kantor, kamu sesekali bersolek, siap-siap melayani nasabah pertamamu.

Siap melayani nasabah pertamamu..

Siap melayani nasabah pertamamu.. via www.ceritamu.com

Kamu karyawan pertama yang datang. Sesekali kamu bersolek, sembari menunggu nasabah pertamamu. Perasaan kamu campur aduk. Antara excited sekaligus deg-degan. Kamu pun tak lupa berdoa agar hari ini berjalan lancar…

5. Sebagai bank yang cukup besar, tak heran kalau di sini ritme kerjanya cukup hectic. Kamu pun belajar sigap.

Harus siap melayani antrian yang panjang...

Harus siap melayani antrian yang panjang… via konsultansolusi.com

Kebetulan sekali kamu keterima di salah satu bank besar.  Kamu ditempatkan di kantor cabang utama. Kantornya megah dan luas. Antrian nasabahnya pun lumayan panjang. Di sini kamu dituntut untuk kerja sigap. Kamu belajar beradaptasi dengan ritme kerjanya yang hectic.

6. Ternyata ada nasabah yang harus kamu layani di sela istirahatmu, waktu makan siangmu pun sedikit terpotong.

Waktu makan siangmu terpotong...

Waktu makan siangmu terpotong… via puttu09.tumblr.com

Melayani nasabah dengan maksimal adalah mottomu sekarang. Hari pertama ini nasabahmu lumayan banyak sehingga waktu makan siangmu pun terpotong. Tapi, tak apa. Walau lelah dan mungkin sedikit belum terbiasa, kamu tetap berusaha melayani mereka dengan baik.

7. Akhirnya… kerjaan hari ini selesai juga. Dan yang paling mengharukan adalah ucapan terima kasih yang tulus dari seorang nasabah..

Senangnya dapet ucapan terima kasih dari nasabah..

Senangnya dapet ucapan terima kasih dari nasabah.. via kingdomjournalist.tumblr.com

Ketika briefing sore hari, kamu dapat pujian dari atasan karena ada seorang nasabah yang berterima kasih dengan tulus sama kamu. Nasabah itu berterima kasih atas pelayananmu yang maksimal. Kamu pun bahagia. Bukan perkara dipuji, tapi bagaimana kamu berhasil melakukan pelayanan yang maksimal pada nasabahmu. Senangnya…

8. Tak hanya itu, enaknya jadi frontliner itu kamu jadi punya banyak kenalan. Nasabah pun bisa jadi teman.

Nasabah bisa jadi teman loh...

Nasabah bisa jadi teman loh… via kabartangsel.com

Senangnya jadi frontliner itu kamu bisa kenalan sama banyak orang. Yup! Nasabah bisa jadi teman loh. Berinteraksi dengan mereka bisa menambah relasimu. Ngga jarang beragam info bermanfaat bisa kamu dapet dari nasabah. Bahkan sesekali kamu bisa dapet diskon dari nasabah, kayak misalnya dikasih harga kos miring karena nasabahmu ternyata pemilik sebuah rumah kos.

9. Dengan banyak berinteraksi dengan nasabah kamu juga jadi belajar memahami karakter orang. Dan tahu bagaimana cara menghadapi mereka.

Kamu pun belajar memahami karakter para nasabah...

Kamu pun belajar memahami karakter para nasabah… via www.ift.co.id

Berhubungan dengan banyak nasabah membuat kamu jadi paham karakter mereka. Sedikit banyak kamu jadi paham bagaimana cara menghadapi karakter nasabah yang berbeda-beda tiap harinya. Dari nasabah yang santai, baik hati, sampai yang bawel bin sensi. Duh, kalau udah yang terakhir kamu hanya perlu jurus sabar untuk menghadapi mereka.

10. Sebulan pun berlalu… Kamu mulai terbiasa dengan ritme kerja yang hectic dan tentunya gaji pertama!

Gaji pertama...

Gaji pertama… via www.tuliside.com

Yeaaaay! Sebulan sudah terlewati. Saatnya kamu dapat gaji pertamaaa. Dan seragam pertama dong pastinya! Senangnyaaaa kamu akhirnya bisa pakai seragam pertamamu setelah sebulan.

11. Merayakan gajian pertama bersama keluarga dan kawan, memang manis rasanya….

Merayakan gaji pertama bersama teman...

Merayakan gaji pertama bersama teman… via www.online-instagram.com

Kamu pun ngga mau melewatkan perayaan pertama gajian. Pergi makan bareng keluarga dan teman. Nraktir mereka pakai gaji pertama, walau ngga seberapa. Senangnya tuh ngga bisa digambarin dengan kata-kata.

12. Tapi, tak selamanya jadi frontliner itu menyenangkan loh. Adakalanya harimu jadi berantakan karena kamu kena marah nasabah… Huffftt 🙁

Meme nasabah yang marah-marah

Tuh kena omel nasabah, kan! via www.quickmeme.com

Eits, tapi ngga selamanya jadi frontliner bank itu enak loh. Adakalanya kamu harus melayani nasabah yang sensi. Entah mereka sensi atau ngga sabaran. Suatu ketika sang nasabah sensi protes karena suatu hal yang bukan salahmu. Salah sistem atau teknis, tapi kamu pun kecipratan amarahnya. Padahal mungkin kerugian dia ngga seberapa dibanding rasa malu kamu yang dimarahin abis-abisan di depan nasabah lainnya. Kalau sudah begini, kamu harus lapang dada dan melayaninya dengan senyuman. Walau hati rasanya udah panas.

13. Kadang, karena kesalahan kecil kamu juga jadi kena tegur atasan. Yaudah, jadiin pelajaran aja.

Kena tegur atasan? Diambil hikmahnya...

Kena tegur atasan? Diambil hikmahnya… via memegenerator.net

Kadang karena kesalahan kecil atau kekhilafan kecil yang kamu lakukan, kamu jadi kena tegur atasan. Kamu merasa sedih banget. Tapi balik lagi, kamu hanya perlu mengambil hikmah dari kesalahanmu. Namanya juga manusia, pasti ada hilafnya. Ga terkecuali frontliner bank….

14. Malah rekan kerjamu sampai ada yang harus ganti rugi yang nominalnya lumayan…

ganti rugi banyak

ganti rugi banyak via sentraloker.net

Rekanmu yang teller malah ada yang sampai harus ganti rugi karena sedikit kurang teliti. Bahkan uang ganti ruginya mencapai nominal yang lumayan. Yah, begitulah peraturannya…

15. Entah kamu sedang bete, kesel, atau marah sekalipun, kamu harus tetap tersenyum di depan nasabah.

Keep smile...

Keep smile… via elibook.over-blog.com

Yang ini agak berat, bayangin aja, di saat kamu lagi lelah dan bete kamu dituntut untuk terus tersenyum. Abis putus sama pacar yang sakitnya akut, kamu tetap harus senyum. Lagi ada masalah keluarga kamu juga harus tetap senyum. Di sinilah tantangannya. Kamu dituntut untuk bisa profesional.

16. Selalu pulang larut malam dan hampir tidak bisa menikmati matahari terbenam, sih udah biasaaaa..

Matahari sore yang kamu rindukan...

Matahari sore yang kamu rindukan… via freakyippie.tumblr.com

Jam kerja memang sampai jam 3 sore, tapi kamu harus briefing dulu sampai jam 5-6 sore. Kadang ngga jarang kamu baru sampai rumah jam 8-9 malam. Kalau sudah begini, kamu kangen berat sama matahari sore… Kapan ya bisa pulang tepat jam 5 sore? Itu khayalanmu sekarang, di tengah kerjaan yang menumpuk untuk diselesaikan.

17. Tapi, di bagian ngga enaknya sekalipun, kamu tetap bisa ambil pelajaran. Kamu terlatih untuk sabar.

tetap sabar meski harus lembur

tetap sabar meski harus lembur via dlowongankerja.com

Tapi… Di bagian ga enaknya jadi frontliner sekalipun, kamu tetap bisa ambil hikmahnya. Menjadi frontliner itu artinya kamu belajar sabar.

18. Kini, kamu sudah sangat nyaman dengan pekerjaan ini. Pahit-manisnya menjadi frontliner sudah kamu rasakan. Dan kamu sangat bersyukur pada Tuhan karena berjodoh dengan pekerjaan ini.

tetap bersyukur

tetap bersyukur via bali.tribunnews.com

Kini, pahit-manisnya jadi frontliner udah kamu rasain. Di atas segala pengalamanmu, kamu akhirnya bersyukur pada Tuhan bisa berjodoh dengan pekerjaan ini. Banyak hal yang bisa kamu dapet dari menjadi seorang frontliner. Kalau kamu lagi bosan atau capek melayani nasabah, kamu cukup mengenang bagaimana susahnya untuk bisa bekerja di bank tempatmu kerja. Terlebih ini pekerjaan impianmu zaman kuliah. Dengan gitu kamu bakal kembali semangat bekerja.

Kini suka duka jadi frontliner bank sudah kamu lewati. Kamu pun berusaha bekerja sebaiknya, biar segera dapet promosi naik jabatan. Selamat berjuang ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belum bisa move on dari Firasat-nya Dewi Dee.