Di Usia 20-an, Tak Perlu Malu Dijuluki Ambisius. Karena Ambisi Bahan Bakar Terbaik Menuju Kesuksesan

Masih banyak anak muda di luar sana yang merasa tersindir saat dijuluki ambis oleh teman-teman sepermainan. Seakan itu menjadi sebuah aib yang bikin malu mereka. Ambis atau sebutan untuk mereka yang ambisius di kalangan anak kekinian, justru kerap identik dengan mahasiswa yang begitu gigih memperjuangkan nilai IPK sembari terus sibuk berorganisasi dan mencetak banyak prestasi. Contoh anak muda yang dianggap ambis lainnya adalah para pekerja muda yang gigih mencapai target perusahaan sambil terus menjalani bisnis sampingan.

Kalau ditelaah dari contohnya, ambisius sebenarnya bukanlah sesuatu yang negatif kok. Tapi, makna yang disepakati di masyarakat, mereka yang ambisius itu orang-orang yang menyebalkan. Yang biasanya egois dan menghalalkan banyak cara untuk mencapai impian mereka. Duh, padahal makna sesungguhnya dari kata ambisi sendiri nggak seburuk itu. Malah selepas usia 20 dimana kita semua harus segera bisa menemukan pijakan diri dengan jadi mandiri, menjalani hidup dengan penuh ambisi itu seringkali perlu.

1. Tak bisa disangkal, ambisius masih menjadi kata sifat yang punya makna negatif dalam masyarakat. Padahal ya cuma berusaha sekeras mungkin mewujudkan impian

Ambisi

Selama ini ambisius bukan termasuk sifat yang terpuji via www.pexels.com

Ambis banget sih loe jadi orang!

Gile, udah kerja, kuliah, bisnis pula, dasar ambis!

Kalimat itu sering kita daratkan pada mereka yang serius dan gigih mencapai apa yang mereka inginkan. Biasanya diantara teman kuliah atau rekan kerjamu, selalu ada segelintir orang yang mendapat julukan demikian. Biasanya mereka adalah orang yang nggak pernah puas pada pencapaian dan selalu siaga beberapa langkah di depan. Pun saat mereka mengalami kegagalan, mereka tak pernah patah arang untuk kembali berjuang.

Kalau kita coba telaah, apa yang diperjuangkan oleh mereka yang disebut ambis, sebenarnya bukan sesuatu yang buruk. Bahkan terbilang wajar. Ibaratnya, kamu ingin mencapai sesuatu, ya harus diperjuangkan dengan mati-matian. Ingin meraih beasiswa luar negeri, ya harus gigih berupaya dan jangan hanya berani berangan saja. Sayangnya, yang disepakati di masyarakat, ambisi selalu sepadan dengan egois – mendewakan kepentingannya di atas kepentingan orang lain. Ini yang jadi penyebab banyak anak muda yang mengelak ketika dijuluki ambis. Meski sisi ambisius mereka nampak begitu jelas terlihat.

2. Perlu digarisbawahi kalau ambisius itu tidak sama dengan egois atau menghalalkan segala cara untuk mencapai sesuatu. Hanya punya segudang ambisi demi hidup yang lebih baik

Punya segudang rencana ke depan

Punya segudang rencana ke depan via unsplash.com

Nampaknya makna yang keliru tentang ambisius harus dibenahi sih. Mungkin bagi mereka yang berani jujur dengan dirinya, nggak akan malu untuk mengakui dirinya ambisius. Tapi, banyak anak muda yang seakan menutupi ambisi yang mereka miliki hanya karena takut dilabeli stigma yang buruk. Padahal, menjadi ambisius di usia muda nggak perlu malu. Pun ada yang meledekmu ambis, jawab saja dengan lantang kalau kamu memang penuh ambisi dan rencana untuk menyukseskan hidupmu. Kadang dengan jujur mengakui, bisa membungkam mulut mereka yang nyinyir. Yang berjuang mati-matian itu kamu, jadi tak perlu peduli sama omongan orang yang merendahkan usahamu menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.

3. Dalam hidup, jadi ambisius itu terkadang mutlak perlu. Karena ambisi adalah kekuatan yang akan membuatmu percaya pada mimpi-mimpimu

Ambisi diperlukan

Mimpimu bakal jadi lebih nyata jika didorong ambisi via www.pexels.com

Mereka yang punya ambisi, menolak untuk hidup dengan biasa-biasa saja. Karena mereka percaya bahwa masa muda harus diisi dengan beragam pencapaian hidup. Entah dalam bidang akademis maupun bidang sosial. Seperti misalnya, kamu sangat ingin mendapatkan beasiswa dan sudah beberapa kali mencobanya, namun selalu saja gagal. Coba deh bayangin, kalau misalnya setelah gagal berkali-kali kamu memutuskan untuk menyerah saja. Mimpimu untuk mendapat beasiswa tentu nggak akan berwujud nyata. Pada titik inilah kamu perlu berambisi untuk gigih memperjuangkan apa yang kamu ingini. Ketika gagal, ambisi menguatkan tekadmu untuk terus mencoba.

4. Terlalu keras pada diri sendiri sering dicap terlalu berambisi, padahal bukankah masa muda adalah waktu yang tepat untuk menempa diri?

Mumpung masih punya energi muda

Mumpung masih punya energi muda via unsplash.com

Ya ampun kasihan banget, hidupnya diperbudak oleh kesibukan.

Terlalu keras pada diri sendiri identik dengan mereka yang ambisius. Seringnya mereka yang punya ambisi, tak akan segan untuk nggak tidur semalaman demi pekerjaan atau tugas kuliah. Bahkan para pencari beasiswa yang ambisius, nggak akan sungkan untuk melek semalaman demi menulis surat motivasi yang cemerlang. Meski bagi sebagian orang, usaha itu terhitung menyiksa diri, tapi bukankah keras berusaha di usia muda itu baik untuk ke depannya?

5. Karena kesempatan tak pernah datang dua kali, sesekali menantang diri itu perlu. Dengan ambisi yang orang lain punya, mereka sudah maju beberapa langkah. Kamu rela tertinggal di belakang?

Masa iyah kamu rela tertinggal di belakang?

Rela tertinggal di belakang? via www.pexels.com

Bayangin deh kalau di usia muda, hidupmu nggak punya ambisi sama sekali. Masa mudamu mungkin akan berjalan begitu saja. Kuliah hanya sekadar selesai saja, pun di dunia kerja nggak ada target apa-apa – asal dapat gaji bulanan saja. Padahal di saat yang bersamaan, banyak anak muda di luar sana yang sudah berada di puncak kesuksesan mereka. Mereka yang sudah berjalan beberapa langkah di depan. Mereka yang sudah bukan lagi punya tujuan untuk membahagiakan diri, tapi mampu memberdayakan dan membahagiakan banyak orang. Masa iya, kamu rela tertinggal di belakang?

6. Mungkin kamu bisa belajar dari Waskito Jati dan Iman Usman. Bahwa ambisi bisa mematahkan ketidakmungkinan

Iman Usman, pendiri Ruang Guru.

Iman Usman, pendiri Ruang Guru via id.techinasia.com

Waskito Jati sudah menggantung mimpinya untuk berkuliah di Harvard saat ia masih duduk di bangku madrasah aliyah, setingkat sekolah menengah atas. Meski sempat gagal meraih beasiswa, ambisi untuk melanjutkan studi ke Harvard membuatnya mampu menata hati untuk berjuang lagi. Sekarang kamu bisa melihat Waskito berhasil mewujudkan mimpinya untuk belajar di Harvard.

Tak beda jauh dengan Waskito, Iman Usman sang pendiri Ruang Guru – startup di bidang pendidikan, juga bisa menjadi contoh bahwa ambisi adalah bahan bakar untuk meraih sukses. Di usia yang masih sangat muda – 24 tahun, Iman sudah punya banyak pencapaian. Baik dalam bidang akademis, maupun dalam bidang sosial. Itu semua karena Iman punya ambisi untuk sukses di usia muda.

7. Jangan malu dijuluki ambis, terutama ketika kamu sebenarnya hanya sedang berjuang mewujudkan segala mimpi

Jangan

Jangan malu dibilang ambis via elitedaily.com

Biar saja mereka mencibirmu nggak menikmati hidup, terlalu diperbudak oleh kesibukan. Atau apa pun itu. Ketimbang mengelak, baiknya akui saja kalau memang benar kamu ambis. Setidaknya kamu paham bahwa makna sebenarnya dari ambisius itu positif. Selama ambisimu nggak merugikan orang lain, kenapa harus malu dengan menjadi ambisius?

So, jangan lagi malu kalau kamu dijuluki ambis oleh teman-temanmu. Karena di usia muda, menjadi ambisius itu perlu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belum bisa move on dari Firasat-nya Dewi Dee.