Dianggap Cupu dan Nggak Banyak Bicara, 8 Perangai Ini Justru Sinyal Kamu Sudah Dewasa

Tanda kedewasaan yang nggak banyak disadari

Kata orang, dewasa itu nggak bergantung usianya. Beberapa orang ada yang sudah bisa dibilang dewasa meski umurnya belum menginjak 25 tahun. Mereka yang usianya sudah kepala tiga, tapi kelakuannya masih kekanakan, juga ada. Sebenarnya, dewasa itu bukan tuntutan, tapi juga nggak bisa sepenuhnya kamu abaikan. Cepat atau lambat, kamu akan melalui fase kedewasaan ini pada berapa pun usiamu nantinya. Karena setiap orang punya waktu dewasanya masing-masing.

Advertisement

Terkait munculnya tanda-tanda kedewasaan ini juga berbeda-beda di tiap orangnya. Namun, ada beberapa sinyal kedewasaan yang seringnya nggak disadari oleh beberapa orang. Meski kadang menimbulkan kebingungan, sebaiknya kamu mulai pahami bahwa sebenarnya perangai-perangai ini adalah pertanda bahwa kamu sudah mulai dewasa.

1. Berbasa-basi sudah nggak ada lagi di kamusmu, komunikasimu lebih efektif tanpa banyak ba-bi-bu

nggak suka basa-basi via unsplash.com

Saat akan menyampaikan sesuatu, kamu nggak perlu lagi harus menanyakan kabar si ini dan si itu dulu. Komunikasimu jadi lebih lugas dan nggak perlu membuang waktu. Mungkin orang lain akan menganggapmu atos, tapi bukankah yang paling penting adalah maksudmu tersampaikan dengan baik tanpa harus menyakiti orang lain?

2. Mau membuka pikiran untuk belajar dari mana saja, siapa saja, dan kapan saja

mau belajar via unsplash.com

“Don’t judge the book from it’s cover” adalah prinsip yang sering kamu terapkan akhir-akhir ini. Kamu mau belajar mendengarkan, nggak lagi berprasangka terhadap orang yang baru dikenal, pun nggak alergi sama yang namanya kritikan. Bagimu dunia terlalu sempit hanya untuk dipenuhi dengan isi pikiranmu saja.

Advertisement

3. Perbedaan bagimu bukan lagi menjadi hambatan, malahan kamu menganggapnya sebagai sesuatu yang harusnya dirayakan

lebih toleran via unsplash.com

Seiring dengan bertambah dewasanya pikiranmu, kamu nggak akan lagi mengutuki perbedaan dan menghindarinya. Kamu justru mensyukurinya sebagai sebuah kekayaan. Kamu mulai menyadari bahwa hidup ini akan membosankan kalau hanya ada orang-orang yang seragam latar belakangnya.

4. Sesulit apa pun, kamu akan memilih untuk memaafkan orang lain agar hatimu juga terpulihkan

mau memaafkan via unsplash.com

Memaafkan itu bukan hal yang mudah. Tapi bagimu memaafkan bukan hanya mendamaikanmu dengan orang lain, tapi juga sarana penyembuhan luka hati. Kamu yang sudah berpikiran dewasa nggak lagi kuasa menyimpan dendam lama-lama, jadi ya sudah, maunya dilepaskan saja.

5. Paling malas untuk mengendapkan rasa sakit hati lama-lama. Pengennya buru-buru move on saja

pengen buru-buru move-on via unsplash.com

Ketika sedang dirundung masalah, apalagi yang hubungannya dengan percintaan dan sakit hati, kamu akan dengan sabar dan ikhlas menerimanya. Lantas kamu akan segera membenahi hatimu yang sedang terluka itu tanpa membiarkannya mengendap berlarut-larut. Lalu move on dan fokus untuk menjalani kehidupan setelahnya.

Advertisement

6. Mengistirahatkan badan dan pikiran lebih berharga daripada keluar nongkrong untuk hal yang nggak penting-penting amat

mengistirahatkan diri via unsplash.com

Saat akhir pekan datang, kamu nggak akan repot-repot mengatur jadwal untuk pergi ketemu ini atau melakukan itu. Sebagai orang yang sudah cukup kenyang dengan dunia pergaulan, waktu luangmu yang berharga itu hanya akan dimanfaatkan untuk mengistirahatkan badan dan pikiran. Nggak heran, makin dewasa teman juga makin berkurang. Dibilang cupu pun sudah jadi makanan sehari-hari.

7. Penerapan “diam itu emas” lebih signifikan di masa-masa ini, daripada banyak bicara tapi buang-buang energi

lebih baik diam via unsplash.com

Kamu yang sudah beranjak dewasa akan mengurangi intensitas bicara hal-hal yang nggak penting apalagi menjurus ke percekcokan. Kalau pun kamu tahu arah pembicaraannya menuju ke perdebatan, kamu akan bisa mengerem emosi dan menimbang-nimbang untuk bicara daripada makin menyakiti orang lain.

8. Kebahagianmu nggak digantungkan ke orang lain, melainkan kamu sendiri yang ciptakan

bahagia dari diri sendiri via unsplash.com

Miris rasanya kalau kita hanya bisa bahagia kalau ada orang lain yang jadi pemicunya. Padahal bahagia juga bisa dimunculkan dari diri sendiri. Mereka yang sudah mulai dewasa akan selalu berusaha untuk mensyukuri nikmat yang ia dapat setiap harinya. Dari situlah rasa bahagia akan tercipta. Bukan tergantung orang lain, tapi terpancar tulus dari diri sendiri.

Kalau kamu sudah merasakan tanda-tanda di atas, selamat karena kamu baru saja memasuki tahap pendewasaan. Jangan takut, justru kamu layak bersyukur karena kini kamu disadarkan untuk menghargai setiap waktu yang kamu punya untuk menjadi orang lebih baik dan lebih baik lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

CLOSE