Ini Saatnya Kamu Merelakan. Bukan Karena Menyerah, Tapi Hanya Harus Mengalah

Ketika perasaan mengalahkan logika, merelakan adalah pekerjaan paling berat untuk dilakoni. Kamu mungkin sudah terlalu lama terlibat dalam pusaran permasalahan yang sama dan tak pernah menemukan jalan keluar. Ingin rasanya berhenti, namun selalu saja tak sampai hati. Terlalu banyak pertimbangan, akhirnya membuatmu tak pernah beranjak pergi.

Tak ada salahnya kamu memilih untuk merelakan, ketika beban tak mampu lagi dipikul. Merelakan bukan berarti menyerah, melainkan memberikan kesempatan untuk dirimu sendiri agar bisa berkembang lebih baik lagi. Merelakan juga bisa berarti ikhlas menerima apa yang nanti ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa untukmu.

Merelakan memang tidak mudah. Ini tanda kamu sudah saatnya untuk merelakan hal-hal yang membuatmu terus tertekan. Baik merelakan hubungan, perasaan sedih yang masih selalu membayangi, ataupun pekerjaan yang hanya membuatmu tertekan. Karena merelakan tak selalu harus benar-benar melupakan, namun mulai dari berani menghadapinya.

1. Kamu sudah terlalu banyak berkorban. Buat apa dipertahankan kalau kamu tak pernah mendapatkan timbal balik yang setimpal.

jangan terlalu banyak berkorban via gridwingstheme.tumblr.com

Dalam sebuah hubungan, baik dengan pasangan, rekan kerja, atau sahabat, timbal balik mutlak ada. Hubungan timbal balik tak selalu berarti pamrih. Karena adanya timbal balik adalah bukti bahwa sebuah hubungan berjalan seimbang dan saling menghargai.

Jika selama ini kamu sudah terlalu banyak berkorban tanpa mendapat timbal balik yang setimpal, maka sudah waktunya kamu berhenti berkorban. Pada akhirnya pengorbananmu akan berakhir sia-sia karena mereka yang kamu upayakan tak pernah menganggap perjuanganmu nyata. Tak perlu lama-lama menyiksa diri untuk menjadi yang selalu berkorban, kamu berhak untuk menikmati hidup yang lebih baik.

2. Terlalu banyak hal yang membuatmu kecewa. Wajar jika kamu harus mati-matian membangun kembali rasa percaya.

sulit membangun kepercayaan via www.tumblr.com

Kepercayaan adalah level tertinggi dalam sebuah hubungan. Terlalu banyak mengalami hal yang membuat kecewa, bisa mengikis rasa kepercayaanmu. Bertahan pada sebuah hubungan tanpa kepercayaan hanyalah sebuah kesia-siaan dan akan terus membuang waktumu.

Merelakan hubungan yang tidak dilandasi rasa percaya justru akan membawamu ke dalam sebuah tahapan hidup yang lebih baik. Jangan takut untuk merasa sendiri, karena di luar sana masih banyak orang tulus yang menawarkan segudang rasa percaya yang tulus.

3. Mungkin ada saat dimana kamu justru berubah menjadi sosok yang berbeda. Kamu pun lupa untuk menjadi dirimu sendiri yang sebenar-benarnya.

be your self

be your best self via www.relatably.com

Jika kamu terjebak dalam sebuah hubungan yang memaksamu untuk menjadi sosok yang berbeda dan tidak bisa menjadi diri sendiri, maka tidak ada jalan terbaik selain merelakan. Sebagai seorang manusia, prinsip adalah hal dasar yang harus dimiliki. Dan menjadi diri sendiri adalah salah satu prinsip yang harus terus dipertahankan.

Jika seseorang terus menuntutmu menjadi sosok yang berbeda, artinya ia tidak layak untuk terus kamu pertahankan dalam hidupmu. Menjadi diri sendiri seharusnya menjadi upaya paling jujur, berubah menjadi sosok yang bukan dirimu berarti membuatmu harus berbohong seumur hidup.

4. Jangan lagi bertahan jika kamu hanya mendapat janji, yang sayangnya tak sekalipun pernah ditepati.

Janji memang seringkali mudah diucap, namun nyatanya sulit diwujudkan. Mendapat sejuta janji bagaikan mendapat angin surga yang membuat bahagia tak terhingga. Namun pada akhirnya janji hanyalah janji tanpa konsistensi.

Mendapatkan janji manis memang seakan memberikan pengharapan baru. Tapi apa jadinya jika janji yang diberikan kepadamu tak terbukti? Kamu hanya mendapat harapan palsu yang tidak pernah berubah menjadi kenyataan. Memiliki harapan memang bisa membantumu menjalani hari, namun harapan yang berkali-kali dicederai juga pantas untuk direlakan.

5. Sesaat kamu akan membuat banyak pembenaran. Tapi sampai kapan? Toh, kamu hanya sedang berusaha menenangkan hati dan pikiran.

berhenti melakukan pembenaran via unwritt8n.tumblr.com

“Kok kamu kerjain project ini sendirian lagi sih?”

“Iya yang lain mungkin lagi sibuk. Nggak papa deh aku kerjain sendiri lagi. Nanti juga yang lain pasti bantuin kok,”

“Emang temen-temen sekantormu kerjaannya apaan sampe sibuk banget dan nggak bisa kerjain project yang lebih penting ini,”

*kamu cuma bisa nyengir doang*

Kamu boleh saja menolak kenyataan yang ada dengan berbagai kalimat pembenaran. Kamu bisa saja berpura-pura segala hal masih baik-baik saja. Tapi hati nurani tak pernah bisa bohong. Meski kamu merasa baik-baik saja, tapi hatimu akan tetap sakit jika tahu ada yang sebenarnya tidak beres.

Maka berhenti untuk terus menerus membuat pembenaran. Kamu berhak menolak hal yang tak sesuai dengan prinsipmu. Pembenaran hanyalah bentuk lain penolakan atas realita.

6. Jika masa lalu yang indah masih selalu membayangi. Tandanya kamu tak nyaman dengan hidupmu saat ini.

masa lalu masih lebih indah

masa lalu masih lebih indah via blissful-b3auty.tumblr.com

Seringkali kamu masih dibayangi masa lalu yang bagimu jauh lebih indah. Ada rasa yang merasuk dalam batinmu, ingin kembali pada masa-masa itu. Tapi yang namanya masa lalu tidak akan pernah bisa terulang lagi. Jika bayangan masa lalu yang indah masih terus membayangi, maka bisa saja kamu sebenarnya sedang tidak nyaman dengan hidupmu saat ini.

Kamu tak perlu bertahan pada hidupmu sekarang yang tak nyaman. Meski tak bisa terulang, menciptakan hidup yang sama bahagianya dengan masa lalu tak selamanya mustahil. Kuncinya, relakan mereka yang tak pernah membuatmu bahagia.

7. Kamu terlalu keras berusaha untuk membahagiakan semua orang. Kamu lupa kapan terakhir kali dirimu sendiri bahagia.

kamu harus bahagia

kamu harus bahagia via ripost.net

Tak perlu berusaha keras untuk membahagiakan semua orang. Kamu juga berhak berkata tidak atas sesuatu yang tidak kamu sepakati. Pada dasarnya, kebahagiaan adalah tanggung jawab masing-masing individu itu sendiri. Kamu sama sekali tak punya tanggung jawab untuk membahagiakan semua orang selain dirimu sendiri.

Ada kalanya hidup tak bisa selalu berjalan sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Ada banyak hal lain yang harus dikompromikan. Merelakan bukan tanda kamu adalah pribadi yang lemah. Namun kamu akan terlihat lebih kuat dari sebelumnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seorang istri yang menanti kelahiran buah hati ❤