Anak Muda Harus Punya Pendirian Sendiri, Ini Alasan Jangan Gampang Ikut Sana Sini

Coba jujur, kamu sering nggak sih merasa wajib mempunyai atau mengikuti sesuatu yang sedang ramai diperbincangkan orang? Entah itu gawai, pakaian, tempat nongkrong, sampai sosial media. Seolah kamu lupa belum tentu apa yang kata orang sedang hits itu benar-benar dirimu butuhkan. Contoh sederhananya soal gawai, kenapa kamu harus terburu-buru menggantinya? Sementara ponsel lamamu masih berfungsi dengan baik serta tampilan pun masih mulus-mulus saja!

Advertisement

Sebenarnya tahu perkembangan zaman itu perlu, tapi bukan berarti harus mengikuti. Mungkin kamu tak merasa lelah mengikuti segala hal yang muncul silih berganti. Tapi coba renungkan baik-baik, bagaimana dampaknya ke dirimu sendiri?

Predikat keren memang sah untuk diidamkan, tapi tak perlu juga diikuti dengan label kekinian

Mbaknya kekinian banget nih!

Mbaknya kekinian banget nih! via unsplash.com

Siapa sih yang nggak ingin dianggap keren oleh orang lain? Kamu, dia, mereka hampir setiap orang pasti memiliki kebanggaan tersendiri ketika menyandang predikat itu. Seolah keren bagian dari prestasi. Tapi apa iya keren sebatas kekinian saja? Di sini kamu harusnya berpikir ulang, jangan dulu berbangga hati ketika orang menganggapmu keren cuma karena mengikuti tren. Mengingat di luar sana ada banyak orang yang tak berbeda jauh darimu.

Lalu keren seperti apa yang harusnya membuatmu bangga? Keren saat tulisanmu memenangkan sebuah lomba. Keren saat kamu bisa lolos di perusahaan besar. Keren itu saat kamu benar-benar melakukan sesuatu yang belum tentu orang lain bisa melakukannya.

Advertisement

Di saat kekinian buatmu ikut-ikutan saja, sukses karena sesuatu yang beda justru bikin kamu jadi inspirasi anak muda

Lebih baik jadi yang beda

Lebih baik jadi yang beda via unsplash.com

Musim pakai celana jogger, kamu ikut pakai. Temanmu ganti iPhone 7 kamu pun tak mau kalah. Lihat orang jalan-jalan ke tempat yang lagi hits di Instagram, kamu pun pergi ke sana dengan tujuan cuma ingin berfoto saja. Memang semua yang kamu lakukan ini kekinian sekali. Tapi kamu lupa, jika semua yang dirimu lakukan tak beresensi.

Berbeda ketika semua orang mengikuti tren yang ada, sementara kamu tetap bertahan dengan gayamu sendiri, atau mencari tempat-tempat yang tak mainstreem. Bukan hal yang tak mungkin, jika pilihanmu untuk tampil beda ini justru membuatmu lebih menarik. Malahan kamu bisa saja jadi sumber inspirasi beberapa orang. Tak harus banyak, tapi setidaknya itu jadi bukti bahwa berbeda itu lebih keren dari yang cuma ikut-ikutan.

Jadi generasi yang ikut sana sini itu mahal, sebab mengikuti trend itu perlu modal

Advertisement
Secangkir kopi itu saja haragnya bisa lima puluh ribu lebih

Secangkir kopi itu saja haragnya bisa lima puluh ribu lebih via unsplash.com

Jangan banyak gaya, biar kamu nggak susah

Sebab biasanya generasi yang suka ikut-ikutan itu jadi banyak gaya. Sebentar-sebentar ikut beli baju, sepatu, tas atau apapun yang sedang musim dipakai oleh teman-temanmu. Ada kafe atau kedai kopi baru pun kamu mengharuskan diri untuk nongkrong di sana. Sadar nggak sih kalau semua itu buatmu menghambur-hamburkan uang?! Sekali belanja kamu bisa merogoh kocek paling sedikit 100 ribu, begitu pula saat nongkrong di kafe.

Tak salah jika generasi millenial yang juga suka ikut-ikutan ini lebih boros dalam hal uang. Karena memang demi mengejar kata kekinian kamu harus punya modal!

Kamu harusnya belajar menyaring apapun yang muncul atau datang, biar ruang kreatif dalam dirimu berkembang

Jangan sampai ikut-ikut buatmu kreatifitasnmu kecut

Jangan sampai ikut-ikut buatmu kreatifitasnmu kecut

Ambil yang bagus, dan buang yang kurang baik atau tak perlu.

Harusnya pandangan itu kamu pegang dengan erat. Kamu tak bisa asal ikut, tapi tak pernah tahu tujuan serta manfaatnya untukmu apa. Kamu perlu memilah-milah tren, supaya dirimu sendiri punya ruang untuk mengembangkan kreatifitasmu. Bayangkan saja jika kamu hanya bisa terus meniru gaya orang lain, bukankah itu membuatmu tak punya gaya yang orsinil. Kreatifitasmu membentuk keorsinilan terkikis diam-diam.

Apa iya ini yang kamu mau? Kamu kehilangan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Sebab tren yang ada belum tentu cocok dengan karakter dirimu sendiri

kn-dhuailg-vinicius-amano

cocok nggak?! via unsplash.com

Mus, kok kayaknya kamu kelihatan lebih tua ya pakai lipstik warna itu.

Serius? Padahal warna ini lagi tren lho. Mana harga lipstik yang ini lumayan lagi.

Ini gunanya kamu berhati-hati menanggapi tren yang datang. Kamu harus benar-benar cermat memastikan dirimu cocok atau tidak dengan sesuatu yang booming ini. Jangan sampai sudah rugi masih harus tertimpa komentar yang sedikit nyelekit di hati.

Bisa jadi ikut tren sana sini malah membuatmu kehilangan jati diri

Jangan sampai jati dirimu hilang

Jangan sampai jati dirimu hilang via unsplash.com

Pernah dengar satu pendapat, kalau orang yang bisanya ikut-ikutan itu tak punya karakter atau pribadi yang kuat. Kamu ibarat butiran debu yang selalu mengikuti arah angin yang datang menghebuskanmu. Kamu tak pernah tahu dengan pasti ke mana angin ini akan membawamu. Sementara hidupmu sendiri tak bisa terombang-ambing begitu saja. Kamu perlu punya pijakan yang kuat, sekalipun ingin berpindah itu atas dasar dirimu sendiri yang menggerakkannya.

Pelan tapi pasti, mengikuti tren sana-sini pun buatmu kehilangan jati diri. Kamu jadi orang yang mudah bimbang, tak bisa mengambil keputusan sendiri, tak bisa bersikap tegas, dan buruknya lagi jadi mudah di bohongi oleh orang.

Sudah tahu seperti ini, apa iya kamu masih mau ikut sana sini?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu

CLOSE