Kamu Nggak Perlu Jadi Teman Semua Orang. Sedikit Teman Justru Akan Membuat Hidupmu Lebih Nyaman

Nggak perlu jadi teman semua orang

Kamu yang lebih sering di rumah, atau kurang bisa berkenalan dengan orang baru, pasti sering merasa iri dengan teman-temanmu yang banyak teman. Mereka terlihat keren karena kenal siapapun dan punya teman di mana-mana. Lalu kamu pun minder karena temanmu cuma itu-itu aja.

Advertisement

Tidak perlu minder lagi. Dia yang punya banyak teman, belum tentu lebih baik hidupnya daripada orang yang temannya hanya bisa dihitung dengan jari. Toh teman yang banyak itu tak selamanya bisa diandalkan saat kamu membutuhkan bantuan.

1. Pertemuan berkualitas dengan teman yang itu-itu saja lebih baik, daripada sering nongkrong dengan teman berbeda tapi akhirnya cuma main HP saja

Senyum-senyum doang tapi tidak ada pembicaraan berarti | Photo by Omar Lopez via unsplash.com

Seringkali saat kita jalan barang teman, kita datang bersama dan duduk semeja, tapi akhirnya sibuk main HP sendiri-sendiri. Jika ini terjadi, bisa saja karena kamu nggak punya topic yang menarik untuk dibicarakan dengan teman nongkrongmu. Hingga akhirnya ponselmu, atau orang di ponselmu lebih menarik daripada orang yang saat ini ada di hadapanmu.

Buat apa kamu punya banyak teman, selalu punya jadwal bertemu si ini jam segini dan si itu jam segitu, tapi pada akhirnya kamu hanya akan sibuk dengan ponselmu saja? Bukankah lebih baik kamu bertemu dengan orang yang sama, tapi kalian selalu punya bahan obrolan sehingga pertemuan kalian selalu berkualitas?

Advertisement

2. Satu teman yang selalu siap mendengarkan lebih menguntungkan daripada mereka yang hanya datang saat ada maunyaā€¦

Cuma butuh satu teman yang bisa mengerti dirimu luar dalam itu cuku | Photo by Brooke Cagle via unsplash.com

*Teman lama tiba-tiba SMS*

DiaĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā  : Haii. Kamu sehat-sehat aja kan? Udah lama nggak kedengarana kabarnya. Eh, aku boleh minjem uang nggak?

KamuĀ Ā Ā  : *dalam hati* Yaelah, datang pas butuh doang. Kemarin-kemarin ke mana? Nanyain kabar aja nggak pernah.

Temanmu memang cuma itu-itu saja. Mau ketemuan atau ngobrol via SMS dan chat, ya Cuma dengan orang yang sama. Dari A sampai Z kamu bisa cerita. Kabar gembira ataupun kabar kurang menyenangkan kamu bisa mengandalkan dia yang selalu siap mendengarkan. Jika dibutuhkan, dia juga akan dengan sigap membantu sebisanya. Bukankah teman yang seperti itu lebih berguna daripada banyak teman tapi seringnya hanya datang saat butuh bantuan?

Baca konten menarik seputar cara menjalani hidup: Rumus Realistis Memulai Slow Living, Gaya Hidup Lambat di Zaman Serba Cepat

Advertisement

3. Temanmu boleh banyak, tapi buat apa jika saat kamu terjatuh semuanya menjauh? Teman sejati adalah dia yang tak pergi meski kamu bukan siapa-siapa lagi

Kalau bareng dia, kamu nggak perlu berpura-pura jadi orang lain | Photo by Omar Lopez via unsplash.com

Ketika kamu sedang di atas, dengan aura positif yang melingkupimu, tidak heran akan membuat semua orang datang untuk berteman. Tapi kan hidup tidak selamanya di atas. Ada kalanya ujian datang bertubi-tubi dan menempatkanmu di posisi terbawah dalam kehidupan. Saat-saat seperti ini kamu justru akan tahu siapa yang benar-benar temanmu dan siapa yang hanya ingin mengambil keuntungan darimu. Banyak teman tidak ada gunanya jika semua pergi saat kamu jatuh dan bukan siapa-siapa lagi. Yang kamu butuhkan bukan hanya teman yang bisa diajak gila-gilaan, tapi juga teman yang tidak pergi ke mana-mana saat kamu sedang kesusahan.

4. Punya banyak teman tidak berarti kamu tidak pernah kesepian. Terkadang rasa sepi bisa muncul saat kamu berada di antara teman yang tidak membuatmu nyaman

Kalian tetap bakal nyaman meski tidak ada yang bersuara | Photo by Elijah Oā€™Donnell via www.pexels.com

Saat temanmu hanya sedikit, dan karena itu, kamu terlihat sering bersama dengan orang yang sama, atau malah sendirian saja, mungkin orang akan menilaimu kesepian. Padahal mempunya banyak teman juga tidak menjamin kamu tidak pernah kesepian.

Tidak semua teman bisa membuatmu nyaman. Kadang kamu harus menjaga sikap hingga berusaha menjadi orang yang berbeda saat bersama mereka. Rasa tidak nyaman itu juga bisa membuatmu kesepian meski kamu sedang berada di tengah-tengah kerumunan. Yang kamu butuhkan adalah teman yang saat bersamanya kamu tidak perlu berusaha menjadi orang lain. Bersama teman yang seperti ini, kesepian tidak akan pernah ada, karena kamu bebas menjadi seperti apa.

5. Tak semua teman membuatmu jadi pribadi yang lebih baik. Ada kalanya kamu harus melepaskan dia yang justru menghalangimu berkembang

Lepaskan saja mereka yang memang tidak berdampak positif dalam hidupmu | Photo by Daan Stevens via www.pexels.com

Karena setiap orang berbeda-beda, tidak semua orang bisa memberikan pengaruh yang baik untukmu. Karena alasan itulah kamu harus selektif memilih teman. Ada orang-orang yang memberikan pengaruh positif untukmu. Bersama mereka potensimu berkembang dan hal-hal buruk yang dulu kamu punya bisa dikendalikan. Tapi ada juga orang yang memberikan pengaruh buruk untukmu, sehingga bukannya berkembang, hidupmu justru menjadi lebih susah. Pilih-pilih teman jelas kamu lakukan karena kamu sendiri tentu ingin berkembang menjadi orang yang lebih baik.

6. Saat kamu punya banyak teman, kamu memang akan terlihat keren karena pandai bersosialisasi. Tapi saat kamu sedang terjatuh, bukankah yang kamu butuhkan hanya orang yang bisa memahami?

Mereka yang bakal ada di saat terendahmu itu adalah mereka yang layak dipertahankan | Photo by Amir Hosseini via unsplash.com

Punya banyak teman, dikeliling oleh orang-orang yang berbeda setiap harinya barangkali membuatmu terlihat keren. Kamu akan terlihat aktif dan pandai bersosialisasi. Karena temanmu banyak, orang akan dengan mudah berasumsi kamu orang yang disukai. Terlihat keren dan gaul memang membuat percaya dirimu bertambah. Tapi saat kamu terjatuh nanti, yang kamu butuhkan bukan pujian atau kekaguman, melainkan orang yang bisa memahami keadaanmu saat itu.

7. Hanya punya sedikit teman tidak membuatmu otomatis jadi anak rumahan. Justru kamu pandai menyeleksi siapa-siapa yang harus kamu pertahankan dan siapa yang harus kamu abaikan

Bukan soal anak rumahan atau bukan sih | Photo by Helena Lopes via www.pexels.com

Hanya punya sedikit teman tidak lantas membuatmu menjadi anak rumahan atau bahkan anti-sosial. Kamu bisa juga bersosialisasi dengan orang, tapi dari situ kamu juga harus pandai-pandai menyeleksi siapa yang harus kamu pertahankan sebagai teman dan siapa yang harus kamu abaikan. Jangan sampai kamu menyia-nyiakan teman yang sesungguhnya hanya demi teman yang pada akhirnya menghilang saat kamu membutuhkan dukungan.

8. Tidak perlu kecil hati jika temanmu sedikit. Karena saat kamu telah dewasa, sedikit teman yang berkualitas lebih baik daripada banyak teman yang tidak berarti apa-apa

Hanya satu-dua tapi sudah membuat hidupmu penuh dan bermakna | Photo by DESIGNECOLOGIST via unsplash.com

Saat kita masih sekolah atau kuliah, mungkin baik jika sebanyak mungkin berkenalan dengan orang baru dan merasakan pengalaman baru. Berteman dengan banyak orang memang perlu, karena kita tidak tahu apa yang terjadi nanti. Barangkali saja orang-orang tersebut bisa membantumu di masa depan. Tapi ada saatnya kita harus benar-benar menyeleksi siapa-siapa yang kita sebut teman. Di usia matang, yang kamu butuhkan bukan jumlah teman yang banyak, tapiĀ  teman berkualitas yang bisa saling mendukung dan akan selalu ada.

Punya banyak teman memang menyenangkan karena kamu selalu punya teman jalan. Tapi teman jalan tidak selamanya bisa jadi yang diandalkan. Kamu tidak perlu menjadi teman semua orang. Karena yang kamu butuhkan bukan teman yang tersebar di mana-mana, tapi teman yang selalu ada meskipun jarak memisahkan kalian berdua.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE