Kamu Sudah Cukup Makan Asam Garam Kehidupan, Bila 8 Hal Ini Kamu Sikapi Dengan Selow Saja

Mendengar istilah ‘kenyang makan asam garam kehidupan’, pasti kamu teringat pada sosok-sosok berusia sepuh yang punya pemikiran bijak. Setiap masalah dihadapi dengan cara tak biasa. Tak ada duka yang terlalu dalam karena paham bahwa ada sesuatu yang tersimpan di balik ujian. Menghadapi pahit manisnya kehidupan dan belajar dari sana, adalah sebuah cara langsung untuk menjadi dewasa. Yang jauh lebih ampuh daripada buku-buku panduan menjadi dewasa untuk anak-anak remaja.

Menjadi dewasa bukan perkara usia. Menjadi dewasa adalah sebuah proses yang berlaku seumur hidup dan tak berhenti di satu tahap mutlak. Perubahan pola pikir dan cara menghadapi masalah adalah kriteria utama. Meskipun secara usia masih muda, bila kamu selow menghadapi masalah-masalah ini, berarti kamu sudah lumayan kenyang pada asam garam dunia. Dengan kata lain, kamu sudah dewasa.

1. Ada kalanya semua hal datang minta diselesaikan. Tak perlu panik ataupun drama, karena kamu tahu bagaimana menemukan prioritasmu

Buat prioritas

Buat prioritas via invibed.com

Rasa panik muncul ketika kamu tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apalagi kalau masalah yang harus diselesaikan tak hanya satu. Sayangnya kamu bukan amoeba yang bisa membelah diri dan melakukan banyak hal di waktu yang sama. Kamu bahkan tak tahu mana yang harus dikerjakan pertama. Barangkali saat itu otak terasa mendidih di kepala. Namun kamu tahu pasti bahwa ini bukan saatnya bersikap drama, apalagi curhat di media sosial. Paham bagaimana menentukan prioritas membuat emosimu selalu terjaga. Jadi ketika banyak soal harus diselesaikan, kamu tahu mana yang harus diselesaikan pertama.

2. Dikritik itu nggak menyenangkan! Apalagi kalau pedas dan habis-habisan. Namun semakin dewasa, kamu akan semakin banyak mendengarkan

Kamu lebih banyak mendengarkan

Kamu lebih banyak mendengarkan via unsplash.com

Dikritik, artinya kesalahanmu dibeberkan di depan mata. Rasa malu? Pasti ada. Rasa tidak nyaman? Pasti ada. Apalagi tidak semua orang bisa menyampaikan kritik dengan sopan, tanpa menyinggung perasaan. Bagi sebagian besar orang, kritik justru dianggap sebagai serangan personal yang bertujuan untuk menjatuhkan. Apalagi bila kamu merasa pendapatmu sudah paling benar. Namun saat kamu dewasa, justru kamu akan lebih banyak meminta pendapat. Kamu banyak mendengarkan. Bukan berarti kamu tak percaya pada diri sendiri, melainkan kamu ingin melihat persoalan dari segala sudut pandang.

3. Terkadang aksi sikut-sikutan di kantor bisa sangat kejam. Selama tak menggadaikan prinsip dan jiwa, kamu bisa terus mengikuti iramanya

Politik kantor memang kejam

Politik kantor memang kejam via the-happiness-index.com

Ketika baru pertama kali memasuki dunia kerja, banyak hal-hal kecil yang lumayan jadi shock therapy. Selain beban jobdesk yang kamu emban, kamu juga akan kenalan dengan politik kantor, di mana orang akan saling sikut demi kepentingan sendiri. Situasi seperti ini membuat banyak orang akhirnya menyerah di tengah jalan. Namun, alih-alih menghindar, kamu justru banyak belajar. Sekarang kamu mengerti bahwa politik kantor memang tidak bisa dihindari. Sekarang kamu paham bagaimana menjalin relasi dengan rekan kerja, sehingga reputasi terjaga. Sekarang kamu tahu bagaimana bersikap bijak saat konflik terjadi.

4. Saat kamu dewasa, barangkali satu persatu teman mulai hilang ditelan kesibukan. Di sisi lain, kamu sadar bahwa keluarga jauh lebih penting daripada teman

Keluarga lebih utama

Keluarga lebih utama via www.psychologies.co.uk

Seiring berjalannya waktu, teman-temanmu akan berkurang. Dulu selalu ada yang diajak jalan, sekarang akhir pekan pun seringnya dihabiskan sendirian. Walaupun terkadang ada rasa kesepian juga, kamu tahu bahwa ini seperti seleksi alam. Jumlah temanmu memang semakin sedikit, tapi yang tersisa adalah yang benar-benar berkualitas.

Kamu juga lebih memahami bahwa keluarga adalah segala-galanya. Mereka adalah orang yang akan selalu berdiri di belakang kita, menjaga bila sewaktu-waktu kita tumbang. Seiring menjadi dewasa, kamu belajar memisahkan mana yang orang yang harus dijaga habis-habisan dan mana yang harus dilepaskan.

5. Satu persatu teman ke pelaminan. Meski kamu juga punya keinginan, kamu tahu bahwa hidup bukan melulu soal percintaan

Urusan orang dewasa

Urusan orang dewasa via www.adzuna.co.za

Pada saatnya nanti kamu akan mengalami masa-masa setiap weekend selalu dipenuhi kondangan. Topik obrolan saat nongkrong bersama pun sudah berubah. Isi timeline media sosial didominasi foto-foto bayi lucu. Kamu pun ingin begitu. Menikah dan membangun keluarga.

Namun di usia dewasa, hidup tak bisa dikerdilkan menjadi hanya soal mencari pasangan. Ada cicilan yang harus dilunasi, ada mimpi sekolah lagi yang ingin dikejar, ada rencana bisnis yang ingin diwujudkan, dan ada orangtua yang ingin dibahagiakan. Pernikahan hanyalah salah satunya, dan bila kamu belum berhasil sekarang, tak mengapa.

6. Terus-terusan ditanya ‘kapan nikah’ atau ‘pacarnya mana’ memang membuat risih. Tapi kamu tahu bahwa tak semua pertanyaan perlu diberikan jawaban

Memasuki usia-usia ‘umumnya udah nikah’ kamu akan semakin dibombardir pertanyaan ‘kapan nikah?’ atau ‘calonnya mana?’. Karena itu acara kumpul keluarga ataupun kondangan jadi momen yang lumayan mengerikan. Awal-awalnya mungkin kamu akan galau. Lalu risih dan tidak nyaman. Namun semakin lama, kamu akan terbiasa. Mungkin karena sudah terlalu biasa menerima pertanyaan yang sama, kamu jadi punya seribu jurus untuk menjawabnya. Semua usia bisa memimpikan pernikahan yang sempurna. Namun semakin dewasa, semakin kamu paham bahwa pernikahan bukan soal ingin atau tidak ingin semata.

7. Efek samping kegagalan memang membuat kita takut untuk mencoba lagi. Tapi kamu tahu bahwa yang sekarang bersinar, pasti sudah khatam soal jatuh bangun kehidupan

Selalu ada fase jatuh bangun

Selalu ada fase jatuh bangun via pixabay.com

Alih-alih menganggap kegagalan sebagai titik ‘harus mulai lagi dari nol’, kamu menganggap bahwa kegagalan sebagai satu langkah ke depan. Dari sana, kamu bisa belajar banyak hal yang akan berguna bagi langkah selanjutnya. Namanya juga kehidupan, tentu tidak seru bila jalannya mulus-mulus saja. Harry Potter milik JK Rowling pernah ditolak oleh 8 penerbit sebelum meledak di seluruh dunia. Walt Disney pernah dipecat dari kantornya sebelum mendirikan perusahaannya sendiri. Miliader asal Cina, Jack Ma pernah gagal mendapat kerja hingga puluhan kali. Mereka adalah deretan orang yang membuatmu sadar bahwa terlalu sombong bila menyerah setelah percobaan pertama gagal.

8. Putus cinta memang menyakitkan. Namun kamu paham bahwa setiap akhir selalu menyembunyikan awal

Saatnya berbenah

Saatnya berbenah via aspynovard.com

Mengatasi putus cinta memang butuh waktu. Ada yang cukup seminggu, ada yang sebulan, dan ada juga yang perlu bertahun-tahun. Seperti kata pepatah, hanya butuh waktu satu menit untuk jatuh cinta tapi butuh waktu seumur hidup untuk melupakannya. Apalagi bila hubungan itu sudah berjalan lama dan kamu menaruh banyak harapan untuknya. Namun ada batasnya kapan sesuatu perlu dipertahankan. Ada kalanya cinta memang hanya perlu dilepaskan. Bersedih secukupnya saja, karena tak ada yang berubah meski kamu menangis berlama-lama. Lagipula, sebuah akhir bisa menjadi awal yang baru. Entah itu hubungan baru ataupun fokus hidup yang berubah, inilah saat yang tepat untuk berbenah.

Kedewasaan tidak berbanding lurus dengan usia. Ada yang sudah banyak angka lilin ulang tahunnya, namun masih bersikap bagai remaja. “Kenyang makan asam garam dunia” memang lebih cocok disematkan kepada orang tua. Namun setidaknya bila kamu sudah sampai di tahap ini, kamu sudah cukup dewasa. Sudah cukup memahami, bahwa apa pun yang terjadi sayang untuk dilewatkan begitu saja mengambil sesuatu untuk dipelajari.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi