Kerja Secukupnya Aja! Waktu Habis karena Sibuk Kerja Tak Selalu Berarti Kamu Sukses dan Cepat Kaya

Kerja secukupnya

Kata orang, kerja secukupnya aja. Namun bagimu justru sebaliknya. Berangkat pagi-pagi, lembur sampai tengah malam. Kadang-kadang sampai nggak pulang. Jam kerja super padat, sampai kadang lupa makan siang. Akhir pekan yang seharusnya jadi waktu istirahat pun sudah tak bisa berfungsi semestinya. Hidup dan waktumu habis untuk bekerja.

“Kerja mulu, pasti tabungannya udah buanyak nih~”

Sekilas terlihat keren menjadi orang yang super sibuk dan punya banyak urusan. Namun, yang terlihat super sibuk nyatanya juga belum tentu sukses dan cepat kaya. Malahan kerja yang berlebihan sampai melupakan banyak hal justru akan membuatmu kehilangan kesempatan untuk sukses dan kaya. Kenapa? Karena beberapa hal ini luput kamu pikirkan.

1. Waktumu habis untuk kerja ada dua kemungkinan. Banyak yang kamu kerjakan, atau bisa juga kamu lamban dalam menyelesaikan pekerjaan

pola kerjamu bagaimana? via www.pexels.com

Kenapa kamu super sibuk dan pekerjaan yang seolah tiada habis, bisa berarti karena beberapa hal. Mungkin saja pekerjaanmu memang terlalu banyak sehingga melebihi batas kemampuan. Bisa juga, kamu belum menemukan pola kerja yang efektif, sehingga untuk menyelesaikan satu pekerjaan butuh waktu yang lama. Atau mungkin kamu belum punya manajemen waktu yang apik, sehingga keteteran dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada akhirnya pekerjaan menumpuk dan membuatmu harus tetap bekerja di luar jam kerja.

2. Terlalu semangat bekerja sampai sering lupa waktu untuk makan dan istirahat. Ujung-ujungnya maag kambuh dan harus keluar dana sehat

skip makan siang via 123rf.com

Demi pekerjaan selesai tepat waktu sampai skip makan siang. Sekali dua kali masih dimaklumi, namun semakin sering kamu melakukannya, semakin kamu sendiri yang rugi. Pola makan yang berantakan tentunya berdampak buruk untuk kesehatanmu, dan kamu pun harus ke dokter untuk berobat. Biaya yang harusnya ditabung atau dibelanjakan untuk hal lain, jadi terpakai untuk dana kesehatan yang tentu tidak kecil. Kalau sudah begini, masih mau kerja terus-terusan sampai lupa mengurus diri sendiri lagi?

3. Tak punya lagi waktu untuk olahraga dan menata pola hidup sehat. Ke depan, kesehatanmu justru terancam dan bayangkan berapa biayanya?

nggak punya waktu olahraga lagi via www.pexels.com

Bukan hanya pola makan yang bagus, tubuh juga perlu bergerak. Olahraga yang rutin akan menghindarkanmu dari berbagai penyakit, baik sekarang atau nanti di hari tua. Namun, saat ini waktumu habis untuk bekerja. Di akhir pekan pun, kalau tak ada lembur, kamu sudah terlalu lelah untuk berolahraga. Yang ada malah tidur seharian. Dengan pola makan yang buruk dan olahraga yang sangat kurang, kesehatanmu di masa depan sedang dipertaruhkan. Sayang kan, kalau kerja kerasmu selama ini hanya habis untuk ke rumah sakit nanti?

4. Menghabiskan waktu di kantor membuatmu kehilangan kesempatan untuk menambah jaringan. Padahal makin banyak link, makin banyak peluang untuk masuk rezeki kan?

tak punya waktu bergaul via www.pexels.com

Salah satu tips sukses adalah membangun link sebanyak-banyaknya. Dengan networking yang kuat, kamu akan mendapatkan banyak kemudahan dan peluang baru berdatangan. Siapa tahu kan, dengan seseorang yang kamu temui saat bergaul selepas kerja ternyata bisa mewujudkan mimpimu jadi pengusaha. Mungkin juga berawal dari hangout biasa dengan teman, kamu ditawari project lepas yang bisa menambah penghasilan. Semakin kenal banyak orang, semakin banyak pintu yang terbuka. Sayang sekali bila waktumu hanya kamu habiskan di meja kerja.

5. Kamu jadi nggak punya waktu untuk mengembangkan diri karena waktumu sudah sangat tersita. Jangan heran kalau kamu stuck di situ-situ saja

Kamu stop di sini via www.pexels.com

Kadang kamu merasa bahwa menghabiskan waktu untuk bekerja adalah sebuah bentuk totalitas. Kamu ingin memberikan yang terbaik dari yang kamu punya, karenanya kamu menghabiskan banyak waktu untuk bekerja. Sampai-sampai kamu kehabisan waktu untuk meng-upgrade skill-mu itu. Kamu tak punya lagi waktu untuk membaca buku dan menambah wawasan baru. Padahal, salah satu bentuk totalitas dalam bekerja adalah mengembangkan diri. Dengan begitu, kinerja dan performamu akan meningkat juga kan.

6. Lalu bagaimana dengan skill dan hobimu yang lain? Itu bisa menghasilkan uang, tapi kamu abaikan karena waktumu habis buat kerjaan

meninggalkan hobi via www.pexels.com

Dulu kamu punya hobi yang membuatmu senang. Main musik, menulis, membuat sketsa, sampai membuat kerajinan tangan. Dulu waktumu masih banyak, sehingga kamu masih bisa menekuni hobi selepas kerja. Namun, sekarang waktumu sudah habis untuk pekerjaan. Lama-lama hobimu yang dulu jadi tenggelam. Kangen sih, tapi, mau bagaimana lagi? Sayang sekali jika harus ditinggilkan hanya karena tak punya waktu lagi. Siapa tahu kan, berawal dari sekadar hobi, kemudian menjadi sumber penghasilanmu suatu saat nanti.

7. Kesuksesanmu tidak selalu ditentukan dari jam kerjamu kok. Justru apa yang kamu lakukan di luar itu lebih menentukan

upgrade skill diri via www.pexels.com

Ada banyak penentu kesuksesan seseorang. Apa yang kamu lakukan di meja kerja 8 jam setiap harinya hanyalah salah satunya. Apa yang kamu lakukan di luar itu justru lebih menentukan. Bagaimana kamu menjalin relasi, membuka networking baru, meng-upgrade kemampuan diri, menghabiskan waktu dengan keluarga, hingga mencoba berbagai potensi yang dimiliki di luar kerja justru lebih menentukan. Jadi, mengapa harus menghabiskan semua waktumu untuk pekerjaan?

Bekerja terlalu keras belum tentu akan membuatmu berlebih dari sisi finansial. Sebab, menghabiskan semua waktu untuk kantor justru akan memicu kerugian-kergian lainnya. Kamu kehilangan kesempatan untuk bergaul, membuka relasi, dan meng-upgrade skill sendiri. Kamu kehilangan waktu untuk merawat diri sendiri, dan ini bisa berdampak buruk untuk kesehatanmu nanti. Keluargamu berhak atas waktu untuk bersamamu, pun tubuhmu berhak atas waktu untuk istirahat dengan layak. Meski kerja keras itu wajib, tetapi kamu juga butuh istirahat dan liburan. Hidup cuma sekali saja bukan?

Kerja secukupnya aja. Nggak perlu dipaksa!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta harapan palsu, yang berharap bisa ketemu kamu.

Editor

Not that millennial in digital era.