Kisah Menyentuh Mbah Jum. Pengumpul Sayuran Liar yang Beramal Setiap Hari

Hidup berkecukupan adalah yang diharapkan oleh sebagian besar orang. Tidak bisa dipungkiri, materi memang jadi hal yang penting untuk menjalani aktivitas di keseharian. Sibuk bekerja dan mengais rezeki sering membuat kita merasa cuma hal ini saja yang perlu diperjuangkan.

Advertisement

Jika kita perhatikan, masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita. Mengais rejeki harus mereka lakukan mati-matian demi sesuap nasi. Di tengah keterbatasan itu, ternyata masih ada yang masih rela untuk berbagi.

Mbah Jum, seorang wanita paruh baya yang mencari sayuran liar di daerah Malang ini pelru kita jadikan panutan baik tentang makna berbagi.

Sementara kita menunggu sukses untuk berbagi dengan sesama, Mbah Jum malah berbagi di tengah keterbatasan

Arti berbagi

Arti berbagi via www.wowamazing.com

Saat memiliki rejeki lebih, menyisihkan sebagian untuk diberikan kepada yang membutuhkan adalah salah satu angan yang diinginkan oleh banyak orang. Ya, rejeki sudah bisa di tangan. Jika masih bisa belum ada di tangan, keinginan baik itu musti ditunda dulu. Tak sedikit pula, yang ingin mulai berbagi saat kesuksesan sudah ada di depan mata dan berhasil di dapatkan. Nyatanya, saat rejeki sudah direngkuh dan dibutakan oleh kebutuhan tersier duniawi, keinginan untuk berbagi itu bisa saja tetiba hilang. Niat untuk berbagi pun urung kamu jadikan nyata.

Advertisement

“Kebutuhan tiap hari makin mahal. Kalau kebutuhan sendiri aja belum bisa terpenuhi, ya mau gimana lagi.”

Tapi, hal itu tak berlaku bagi Mbah Jum, yang tidak pernah melewatkan satu hari pun untuk berbagi kebahagiaan dengan memasukkan seluruh hasil kerja kerasnya ke dalam kotak amal. Walaupun sudah lemah dan sedikit membungkuk, rasa syukurnya tetap mengalir, bahkan bersyukur dan merbagikannya pada orang lain.

Sekitar Pasar Pujon, Malang, jadi tempat Mbah Jum mencari sayuran liar untuk dijual

Advertisement
Tetap berbagi tanpa kenal lelah

Tetap berbagi tanpa kenal lelah via www.facebook.com

Di sekitar pasar Pujon, kota Malang, adalah tempat dimana Mbah Jum berkeliling untuk mencabuti sayuran liar untuk dijual. Bukan sebuah hal yang mudah bagi wanita yang sudah cukup sepuh dan beruban ini untuk berjalan menyusuri pekarangan warga, mengumpulkannya satu persatu, lalu menjajakannya di pasar.

Sekilas pandang, dengan baju yang terlihat lusuh bercorak orange dan abu-abu ini, Mbah Jum mungkin terlihat seperti tak terawat. Mungkin memang tidak ada yang merawat. Hal ini tak membuatnya gentar untuk mendapatkan rejeki yang halal tanpa meminta-minta. Hati siapa yang tidak tergetar saat melihat pemandangan ini? Berjalan sendirian dengan memegang teguh prinsip yang mulia.

Mbah Jum tidak menghasilkan jutaan rupiah tiap bulannya. Tapi dibanding kita soal sedekah dia tak pernah lupa

Mungkin, dengan menjajakan sayuran liar yang dipetik dari pekarangan orang tidak akan memberikan uang yang cukup banyak. Tidak akan bisa menggantikan perjuangan yang membuahkan peluh dan rasa lelah bagi nenek yang sudah beruban ini. Memang, yang beliau dapat tiap harinya tak bisa mengalahkan penghasilan para karyawan yang bekerja di kantor kenamaan, atau pegawai pemerintah yang bisa duduk dengan nyamannya sambil bersantai.

Hal itu tak menghalangi niat baik Mbah Jum untuk bersedekah, seadanya tanpa mengeluh. Mbah Jum punya cara sendiri untuk berbagi kebahagiaan pada orang yang kurang beruntung darinya. Bayangkan saja, tak ingin menjadi seperti pengemis yang lebih suka menengadahkan tangan untuk menanti rasa simpati orang, dengan sisa kekuatan yang tak lagi banyak seperti saat muda ia berjuang sendirian. Alangkah mulianya beliau.

Kotak amal di pinggir di Pasar Pujon adalah tempat Mbah Jum berbagi. Hasil kerjanya yang belum seberapa selalu ia bagikan di sana. Tolong catat. SETIAP HARI

Couldn't agree more

Couldn’t agree more via www.facebook.com

Kotak Amal yang ada di salah satu bagian Pasar Pujon adalah pemberhentian yang wajib baginya. Jangan terburu-buru berpikiran negatif. Tak banyak yang ingin dilakukan oleh Mbah Jum, dia hanya ingin mampir sejenak di kotak amal tersebut. Perlahan mengambil uang yang tersimpan di kantong plastik, dengan jarinya yang penuh keriput. Pelan-pelan ia memasukkan satu persatu uang logam dan kertas ke dalam lubang kotak amal tersebut.

Tak hanya sekali, Mbah Jum telah melakukan hal baik ini setiap hari. Ya, dengan sepenuh hati ia memasukkan setiap rupiah yang ia dapat ke dalam kotak. Mungkin, beliau memang sedang tidak bergelimang harta, pun sama-sama membutuhkan. Tapi ia tak ingin berhenti untuk berbagi walau hidup dalam keadaan yang serba kekurangan.

Terima kasih Mbah Jum sudah mengajarkan arti berbagi. Semoga Mbah Jum sehat selalu dan dikelilingi kebaikan tanpa henti

Bagaimana dengan dirimu?

Bagaimana dengan dirimu? via twitter.com

Sudahkah kita menjadi orang yang bersedia berbagi kebahagiaan pada mereka yang membutuhkan? Atau pada mereka yang kurang beruntung? Dan apa yang bisa kamu lihat dari perilaku yang menghangatkan hati dari Mbah Jum ini?

Berbagi kebahagiaan tidak perlu menunggu saat kamu bergelimang harta. Setiap saat bisa kamu jadikan waktu yang tepat untuk berbagi. Tak peduli tua atau pun muda, semoga secuil kisah dari Mbah Jum yang telah dibagikan oleh Roni Arief Afandi ini bisa jadi inspirasi dan cerminan diri untuk menjadi lebih baik.

Sehat selalu ya, Mbah Jum. Kebaikan yang telah kamu tabung akan membawa kebahagian di dunia dan akhirat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ketika seduhan hangat teh bertemu dengan quotes yang menyayat kalbu, tunggu di tempat absurd itu.

CLOSE