Kuliah di Kampus Negeri atau Swasta itu Sama Saja. Toh Kesuksesan Tak Pandang Nama Besar Kampus Semata

Kuliah di kampus negeri atau swasta itu sama aja

Momen SBMPTN tengah digelar. Di beberapa kampus (ternama atau tidak) banyak orang yang menggantungkan nasib terutama masa depan. Banyak pula yang merapalkan doa, agar harapan yang sudah lama dirajut bisa menjadi realita.

Advertisement

Di tengah ujian masuk ke perguruan negeri pula sebuah anggapan jadul masih saja gaung dengan kencang. Katanya, kuliah baiknya di perguruan tinggi negeri. Biar nanti bermasa depan apalagi kalau kampusnya punya nama besar. Secara tidak langsung membuat banyak orang menutup mata dengan kampus swasta. Anak-anak yang menuntut ilmu di kampus swasta seakan menjadi produk kelas dua. Padahal kalau dipikir-pikir, menuntut ilmu bisa dilakukan di mana saja.

Seandainya kelak kamu gagal meraih satu kursi di kampus negeri, jangan bersedih hati. Kalaupun bersedih, Hipwee akan senantiasa ada untukmu di sini. Bukan sekadar memberi pukpuk, Hipwee juga akan membeberkan beberapa alasan perihal kuliah di kampus negeri atau swasta itu sama saja. Kamu masih bisa sukses nantinya!

1. Status negeri atau swasta bukan penentu segalanya. Kalau semasa kuliah tak serius berusaha, bisa jadi kamu tak akan dapat apa-apa

Kalau tak berusaha, harus siap say bye-bye pada masa depan ya?! via pixabay.com

Kuliah dimana? Denger-denger swasta ya?

Advertisement

Rasanya menuntut keadilan, saat kamu sudah berusaha mati-matian agar masuk kampus negeri yang katanya paling mumpuni, tapi ternyata harus rela kuliah di swasta yang namanya tak terkenal sama sekali. Namun tahukah kamu bahwa status tempatmu menuntut ilmu bukan penentu segalanya?

Satu-satunya penentu hidupmu kelak adalah kamu sendiri. Kamu adalah pemegang kunci dari pintu masa depan, apakah akan sukses atau justru jalan di tempat. Kalaupun sekarang kamu kuliah di swasta, tapi usahamu tak henti-hentinya, bisa jadi masa depan cerah bisa kamu gengga, erat. Namun kalau tak mau berusaha keras, setenar apapun nama kampusmu tak akan bisa buatmu menjadi apa-apa.

2. Mau dari kampus negeri atau swasta, setiap orang pasti pernah merasakan nggak enaknya jadi penggangguran sementara

Advertisement

Semua pasti mengalami hal ini, tenang saja~ via www.unsplash.com

Kuliah di negeri aja. Biar nanti pas lulus nggak jadi pengangguran.

Siapa sih yang ingin menjadi pengangguran begitu lulus kuliah? Mau kuliah di kampus negeri atau swasta, pasti maunya langsung mendapat kerja. Namun dalam prosesnya, kamu tetap perlu menunggu. Momen menunggu jelas tak enak sama sekali. Apa lagi selalu ada predikat ‘pengangguran sementara’ yang mau tak mau melekat sendiri. Tapi satu hal yang perlu kamu pahami, mau lulusan negeri atau swasta, momen menunggu dapat kerja pasti dialami. Sebab yang butuh pekerjaan ada ratusan ribu jumlahnya.

3. Kuliah di kampus negeri katanya bisa dapat pekerjaan dengan gaji tertinggi. Namun sejak kapan sih nama kampus jadi penentu jumlah gaji?

Sejak kapan? via pixabay.com

Ngapain kuliah di swasta? Nanti gajimu cuman segitu-gitu aja!

Banyak orang berbondong-bondong ingin kuliah di negeri hanya untuk bisa dapat pekerjaan dengan gaji tinggi. Mereka menghindari sekolah di swasta yang bayarnya mahal, tapi pas dapat pekerjaan pun tak terlalu mapan. Namun tahukah kamu bahwa status kampus sama sekali bukan penentu seberapa besar gajimu nanti. Sebab setiap pekerjaan punya range gajinya sendiri-sendiri. Pun kamu harus melalui tangga jabatan dan penghasilan dari bawah dulu.

4. Katanya kuliah di swasta tak bisa buat orangtua bangga. Padahal niatmu bersekolah lebih tinggi saja sudah buat mereka bangga

Mereka sudah bangga, terlepas dimana kamu akan kuliah nantinya via pixabay.com

Takut ih kalau kuliah di swasta nggak bisa membanggakan orangtua.

Biasanya ketakutan terbesar seseorang adalah tak bisa membanggakan kedua orangtua. Namun sejak kapan membanggakan orangtua sebatas bisa kuliah di kampus negeri saja? Membuat kedua orangtua bangga harusnya bisa dilakukan dengan banyak cara dan tak harus selalu memaksakan diri untuk kuliah di kampus yang bergengsi. Mau kamu kuliah di swasta atau negeri, sebenarnya orangtuamu sudah pasti bangga dengan niatmu yang besar ini. Hanya saja kamu terlalu takut tak bisa memenuhi ekspektasi diri.

5. Negeri atau swasta sama-sama punya kesempatan sukses ke depannya. Semua tinggal bagaimana kamu memanfaatkan kesempatan yang ada

Tinggal pintar-pintarnya kamu memanfaatkan kesempatan via pixabay.com

Kuliah di negeri bisa punya banyak relasi. Suksesmu jelas terbuka lebar dari sini

Ah kata siapa? Seandainya kamu kuliah di kampus swasta pun, suksesmu pasti aka nada jalannya sendiri. Sukses atau tidaknya seseorang bukan ditentukan oleh kampusmu swasta atau negeri. Namun lebih ke pintar-pintarnya kamu dalam membawa diri dan melihat kesempatan yang ada. Coba lihat di sekelilingmu, pasti ada banyak contoh nyata bahwa status kampus tak menjadi batu sandungan dalam kesuksesan seseorang.

6. Bukan status kampus yang nantinya orang-orang tanyakan. Tapi apa yang telah kamu lakukan semasa kuliah dan setelah lulus menuntut ilmu

Apa yang pernah kamu lakukan semata atau selepas kuliah dulu~ via pixabay.com

Kamu nggak malu waktu ditanya kuliah dimana?

Beberapa orang pasti sempat minder saat ditanya tempat kuliahnya. Apalagi kalau nama kampusnya nggak kekinian atau nggak masuk halaman pertama di mesin pencarian. Anggapan tersebut baiknya harus mulai dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Sebab saat kamu udah terjun bermasyarakat nanti, swasta atau negeri sama sekali bukan masalah besar. Bahkan orang-orang nggak akan peduli kamu sekolah di mana. Mereka akan lebih fokus pada apa yang telah kamu lakukan semasa atau selepas kamu menuntut ilmu.

Tak perlu takut akan masa depan hanya karena dua pilihan, negeri atau swasta ini. Sebab seperti yang sudah semesta janjikan, jodoh, maut, dan rezeki setiap orang udah ada jalannya sendiri. Kalau kamu tak dapat kursi di negeri, siapa tahu rezekimu memang harus datang lewat kuliah di kampus swasta ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE