Resapi 7 Hal Ini, Biar Kamu Lebih Percaya Diri dengan Pekerjaan yang Sekarang Dijalani

Nggak perlu malu sama pekerjaan

Setiap kali reunian, kamu menjadi orang yang paling diam. Bukan karena malas bicara dengan teman-teman, tapi kamu merasa paling minder karena pekerjaan. Dibanding teman-temanmu yang lainnya, pekerjaanmu terlihat paling santai dan sederhana. Dari segi pendapatan pun kamu sudah bisa menebaknya. Posisimu pasti paling ujung saking kecilnya pundi-pundi yang kamu terima. Ketika ditanya sekarang kerja apa? kamu hampir tak ingin menjawabnya. Selain malu, kamu takut dijauhi mereka.

Advertisement

Sekarang kerja jadi penulis lepas nih. Kantornya pindah-pindah, kadang di café, kadang hanya di rumah.

Sebenarnya kamu tak perlu malu dengan apa yang kamu jalani saat ini. Apalagi sampai minder berlebihan dan akhirnya menutup diri. Manusia nggak pernah tahu apa yang akan terjadi. Termasuk kamu. Siapa tahu pekerjaan yang sederhana ini menjadi lading rezekimu ke depannya nanti.

1. Segala sesuatu pasti dimulai dari dasar. Nggak ada yang langsung duduk manis dengan jabatan di tangan

Semua berawal dari awal via unsplash.com

Saat ingin membangun sebuah rumah, semua diawali dari membuat pondasi. Mustahil rasanya jika kamu inginnya membangun atap dulu baru memberikan pondasi. Sama halnya dengan karir dan pekerjaan. Semuanya pasti dimulai dari awal, dari menjadi bawahan. Baru setelah kamu berproses, jabatan yang lebih tinggi akan didapatkan. Satu hal yang perlu kamu lakukan, menikmati proses dari awal hingga nanti kamu berada di puncak tertinggi pada pekerjaan. Sebab apapun jenis pekerjaannya, nggak ada yang langsung duduk manis tanpa adanya perjuangan.

Advertisement

2. Standar kerennya pekerjaan tiap orang berbeda. Siapa tahu pekerjaanmu yang sekarang adalah impian teman-temanmu yang lainnya

Siapa tahu kan? via unsplash.com

Aku mah apa? Cuman kerja pakai kaus doang. Beda sama dia yang rapi dan pakai setelan.

Kamu menganggap pekerjaanmu ini tak keren sama sekali. Waktu kerjanya bebas, nggak ada ketentuan pakai seragam, dan tempat kerjanya nggak tetap. Berbeda dengan pekerjaan teman-temanmu yang kebanyakan adalah pegawai kantoran, yang setiap hari tampil rapi dan wangi.

Sebenarnya nggak ada yang salah dengan pekerjaanmu ini. Hanya saja kamu yang terlalu menatap ke atas. Standar pekerjaanmu jadi terbatas. Padahal ada kalanya standar kerennya pekerjaan setiap orang itu berbeda-beda. Siapa tahu pekerjaan yang tak ingin kamu banggakan ini, merupakan impian bagi orang lain?

Advertisement

3. Sekarang, yang penting kamu ada kegiatan untuk berkembang. Daripada hanya di rumah dan jadi pengangguran

Daripada hanya gegoleran di rumah~ via unsplash.com

Daripada terus tergerus rasa malu, ada baiknya kamu berhenti sejenak lalu bersyukur atas apa yang telah kamu gengam sekarang. Klise, tapi cukup ada manfaatnya daripada kamu hanya memelihara malu dan gengsi di dalam diri. Bersyukur kamu sudah punya link ke klien sendiri dan tak perlu repot-repot cari agensi. Bersyukur juga kamu bisa bekerja remote, sehingga lebih fleksibel dan mampu mengembangkan kemampuang multitasking.

4. Wajar jika kamu pernah merasa berkecil hati. Tapi kini saatnya mengubah rasa malumu jadi cambuk untuk lebih baik lagi

Tweak aja rasa malumu menjadi cambuk semangatmu via unsplash.com

Merasa malu dan berkecil hati memang wajar terjadi. Namun menjadi tidak wajar jika dua perasaan ini terus kamu kembangkan lagi. Daripada hanya memupuk rasa malu dan berkecil hati, lebih baik ubah dua rasa itu menjadi cambuk. Cambuk untuk melecut agar semangatmu bangkit lagi. Kamu tak perlu menjadi sekeren mereka yang punya pekerjaan mapan. Tapi kamu bisa meniru semangatnya untuk tetap berjuang.

5. Ingat, terkadang bekerja tak sekadar mencari pundi-pundi. Ada makna perjuangan yang perlu kamu pahami

Pundi-pundi iya, tapi perjuangan juga iya via unsplash.com

Kamu masih muda dan semangatmu untuk mencoba hal-hal baru juga masih ada. Selagi masih segar bugar begini, ada kalanya makna bekerja tak sekadar memenuhi kantong dengan pundi-pundi. Ada makna perjuangan dari bawah yang perlu kamu pahami. Ada juga pengalaman yang perlu kamu lalui demi bisa menjadi seseorang yang ‘kaya’ nanti.

Makna perjuangan dan pengalaman ini rasanya hanya bisa kamu dapatkan ketika meniti karir dari bawah.  Ibarat petikan bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, yang kamu perlukan hanya mencoba dan menikmati prosesnya.

6. Mungkin kamu nggak tahu, lewat pekerjaan kecil ini Tuhan sedang menuntunmu untuk meraih mimpi-mimpimu

Mungkin ini bagian dari skenario Tuhan yang nggak pernah kamu tahu via unsplash.com

Ingatkah kamu akan doa-doa yang setiap malam kamu panjatkan diam-diam? Salah satunya doa untuk dimudahkan dalam meraih segala mimpi dan tujuan. Mungkin kamu nggak pernah tahu, bahwa lewat pekerjaan yang sederhana ini merupakan jalanmu dalam meraih segala mimpi. Mungkin kamu juga nggak sepenuhnya tahu, bahwa Tuhan diam-diam sedang menuntunmu untuk meraih mimpi. Hanya saja jalan yang dipilih mungkin tak sesuai dengan keinginanmu sendiri.

7. Pekerjaan ini memang sederhana. Namun lewat pekerjaan ini kamu juga telah mampu mengembangkan senyum kedua orangtua

Ibu dna bapakmu pernah tersenyum lewat pekerjaan ini via unsplash.com

Meski merupakan pekerjaan yang sederhana dan tak kamu banggakan, lewat pekerjaan inilah dulu kamu pernah membanggakan kedua orangtua. Ingatkah bahwa kamu pernah membuat senyum bapak dan ibu terkembang lewat gaji pertama? Mungkin saat itu apa yang kamu berikan memang tak seberapa, tapi paling tidak satu dari sekian hal paling indah di dunia pernah kamu lakukan untuk mereka.

Kamu masih muda. Harusnya nggak ada alasan untuk merasa malu dengan pekerjaan yang kamu lakukan. Selagi apa yang kamu kerjakan itu nggak merugikan orang lain dan diri sendiri, yuk mulai sekarang kurang-kurangi dari sekarang. Siapa tahu pekerjaan yang sederhana ini merupakan ladang rezekimu di masa depan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE